》Rumah Sakit

1.2K 100 3
                                    

Bacalah dengan tenang dan teliti. Mohon dibantu apabila terdapat typo mohon diberitahukan 🙏 Book, ini memiliki unsur BxB dan Shipper dari Naruto dan Boruto. Kim hanya meminjam karakter dari Anime tersebut. Karakter tetaplah milik Kishimoto - san seorang. Berikan Vote dan Comment kalian. Biar Kim semangat nulisnya. So, lechugo!

••••••••••■■■■■■■■■■••••••••••

Kenyataan itu berhasil memukul siapapun yang mendengar hal itu. Bahkan, ada beberapa warga Konoha yang terduduk di tanah saat mendengar itu. Namun jelas dimata mereka, ada rasa lega dan bahagia mendengat kenyataan yang sebenarnya. Nanadaime masih hidup.

"Andai saja aku tidak kembali mengingat semuanya. Mungkin aku akan jadi orang paling bodoh yang membiarkan orang yang aku cintai mati ditanganku sendiri. Apa kau sudah puas, sialan ?!," bentak Kawaki tepat didepan wajah pria itu.

Ia mengacak acak rambut nya sendiri lalu memukul kepalanya sendiri berkali kali. Kawaki berhenti dan menatap tajam pria itu. Ia mengaktifkan karmanya hendak mengarahkan satu pukulan telak pada pria itu.

"Kawaki serem kalau marah marah," ucap suara tak bertuan yang sangat ia kenali. Kepalan tangan milik Kawaki terhenti tepat 1 cm tepat di depan wajah pria itu.

Kawaki berkedip beberapa kali dan menonaktifkan karma nya lalu menegakkan kepalanya kemudian membalikkan badannya. Tindakan itu di tatap oleh teman teman Kawaki dan para petinggi desa.

"Boru," ucap Kawaki yang masih dapat terdengar oleh mereka. Ia dengan cepat berlari masuk ke dalam rumah sakit. Tepat saat Kawaki melewati pintu, suster yang bertugas menjaga Boruto keluar dan berhenti tepat di pintu rumah sakit.

Semua orang menatap suster yang menatap punggung Kawaki yang berlari menuju ruang inap milik Boruto. Sakura mendekati suster itu. Yang membuat kesadarannya kembali dan menatap Sakura.

"Tuan Boruto sudah menunjukkan tanda tanda bahwa sebentar lagi ia akan sadar," ucap suster itu. Semua orang terkejut dan kemudian berlari masuk ke dalam rumah sakit.

Meninggalkan warga Konoha yang kini dibantu beberapa ninja untuk kembali ke rumah masing masing. Pintu ruang inap Boruto terbuka dan disambut dengan pemandangan Kawaki yang memegang erat tangan Boruto.

"Maaf, apa aku membuatmu takut ? Aku tidak bisa mengendalikan emosiku tadi. Tapi, syukurlah suaramu masuk ke dalam kepalaku. Apa aku semenyeramkan itu ? Maaf, aku janji akan mengendalikan emosiku kedepannya," ucap Kawaki menggenggam erat tangan Boruto dan beberapa kali mengecup kepalan tangan Boruto yang ada di genggaman tangannya.

Semua orang menghela nafas lega saat menemukan Kawaki di sana dalam emosi yang sudah stabil. Mereka masuk ke dalam ruang inap dan melingkari brankar milik Boruto.

Perlahan kelopak matanya bergerak dan terbuka menunjukkan mata biru kirinya yang menatap langit langit putih. Jelas ia tahu dimana ini. Rumah sakit Konoha. Tanpa menolehkan kepalanya Boruto menghela nafas jengah dan menatap ke arah lain.

"Berhenti bermain peran, Kawaki. Kau tau, disini aku lah yang menderita. Kenapa kau malah memutar fakta ? Lalu, apa apaan itu ? Hubungan ? Cih !," ucap Boruto kemudian berdecak sekali dan melepaskan tangannya dari Kawaki.

Boruto kemudian berdiri dan memakai kembali jubahnya. Tak ada satupun orang disana yang mau menahan Boruto. Tapi, percayalah. Di mata mereka, mereka memohon pada Kawaki untuk menghentikan Boruto  pergi.

Boruto berjalan melangkah meninggalkan brankarnya, saat hendak menyentuh gagang pintu. Pintu terbuka dari luar, menampilkan sosok gadis yang ia rindukan.

Uzumaki Himawari, adik perempuannya yang paling berharga di dunia ini. Ditangannya terdapat kotak makan. Kotak makanan yang pernah ia gunakan, dulu. Boruto tertawa sarkas dalam hatinya.

"Tentu saja makanan itu untuk Kawaki. Memangnya mereka ingat dengan mu, Boruto ? Menyedihkan," batin Boruto dengan tawa sarkas pada dirinya sendiri dan hendak pergi dari sana.

執着。(Obsession)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang