》Ladang Bunga Dandelions

1.4K 123 13
                                    

Bacalah dengan tenang dan teliti. Mohon dibantu apabila terdapat typo mohon diberitahukan 🙏 Book, ini memiliki unsur BxB dan Shipper dari Naruto dan Boruto. Kim hanya meminjam karakter dari Anime tersebut. Karakter tetaplah milik Kishimoto - san seorang. Berikan Vote dan Comment kalian. Biar Kim semangat nulisnya. So, lechugo!

••••••••••■■■■■■■■■■••••••••••

"Ah, maafkan kami, Kawaki," ucap Sakura yang berusaha setengah mati untuk tidak meneteskan air mata. Kawaki membuka matanya dan menjauhkan wajahnya lalu menghapus air matanya. Mata Kawaki menangkap jejak tangis yang masih terlihat jelas di wajah Boruto. Satu hal, dia tau. Kawaki berusaha mengatur nafasnya dan membalikkan badan.

"Tidak, tidak apa apa," ucap Kawaki dengan gagap dan turun dari brankar setelah menghapus air mata Boruto dengan tisu. Boruto kini memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah kesadaran mengambil alih tubuhnya. Sakura dengan gugup masuk dan dengan cepat melakukan pemeriksaan pada Boruto.

"Dia baik baik saja. Dia sudah makan dengan baik dan mendapat gizi yang pas," ucap Sakura setelah memeriksa tubuh Boruto. Kawaki terlihat menghela nafas lega mendengar hal itu. Tak hanya dia, tapi semua orang yang ada di ruangan itu. Akhirnya sore itu, semua orang mulai mencoba berkomunikasi dengan Boruto dan mencoba membantu Kawaki.

2 Minggu kemudian ~

Setelah 3 hari di sebuah rumah khusus yang disiapkan oleh Shikamaru selaku Hokage untuk melindungi Boruto dari serangan orang jahat itu. Kini, Kawaki mendorong kursi roda milik Boruto ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh Boruto karena ia memakai penutup mata. Dia tak tau apa yang akan terjadi.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakiti orang yang aku cintai," ucap Kawaki seolah menangkap gerakan gelisah dan was was yang ditujukkan oleh Boruto padanya. Boruto menghela nafas jengah dan memutar bola matanya dari balik penutup mata. Setelah beberapa menit lamanya perjalanan, akhirnya Kawaki berhenti.

"Apa kita sudah sampai ?," tanya Boruto pada Kawaki. Kawaki tidak menjawab pertanyaan melainkan membantu Boruto untuk berdiri dan berjalan perlahan. Boruto menaikkan sebelah alisnya, kenapa ia merasa tak asing dengan perasaan ini ? Maksudnya, perasaan aneh ini ? Kawaki menghentikan langkahnya.

"Aku akan membukanya," ucap Kawaki  pada Boruto. Mata biru itu berkedip beberapa kali saat berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Sial, terang sekali. Setelah beberapa detik penyesuaian cahaya itu, perlahan Boruto mengedipkan matanya dan mendongakkan kepalanya. Ia mematung seketika.

"Kau fikir, aku tidak tau apa yang kau sembunyikan, Uzumaki Boruto ?," tanya Kawaki dengan suara yang memberat di belakangnya. Tempat yang mereka kunjungi adalah tempat dimana Boruto melihat kemesraan antara Kawaki dan Sumire. Tepat, di tempat ini ia berharap pada para Bunga Dandelions.

Lingkaran tangan Kawaki melingkar sempurna di pinggang Boruto yang masih mematung dan membisu. Kawaki menatap Boruto dan menyelusupkan wajahnya di deruk leher milik Boruto. Bagaimana ? Bagaimana bisa Kawaki tau tempat ini ?! Kawaki mendongakkan kepalanya dan menyandarkan pipinya di pundak Boruto.

"Bunga Dandelions itu mengantarkan keinginanmu padaku. Aku melihatmu, Boruto. Aku melihatmu," ucap Kawaki kemudian perlahan membalikkan tubuh Boruto kearahnya dengan elusan di pinggangnya. Kawaki mengarahkan wajah Boruto agar dapat bersitatap dengannya. Boruto masih terdiam karena terkejut. Dia ketahuan ?

"Anak nakal," bisik Kawaki kemudian memiringkan kepalanya dan menempelkan bibirnya di bibir Boruto dengan lembut. Boruto tersentak kaget namun tak bisa berfikir apa yang harus ia lakukan. Kawaki mengelus pelan leher belakang Boruto untuk menenangkannya. Lidahnya menelusup masuk dan menyapanya.

Sore itu, tepat pukul 5.53 sore ditemani langit yang berwarna oranye. Dua laki laki yang dalam diam menyimpan perasaan satu sama lain melebur menjadi satu. Kawaki memperdalam ciumannya, ciuman yang tak menuntut, tak ada nafsu didalamnya, dan hanya ada kelembutan disana. Kawaki tau jelas ia tau..karena, ia melihatnya.

Flashback~

Kawaki menatap malas gsdis bernama Sumire yang memang bodoh atau terlalu polos, ia sendiri tak mengerti. Kini tengah makan siang di rooftop gedung akademi mereka. Sumire membawa makanan kesukaannya, Taiyaki. Jika bukan karena Taiyaki, dia tidak mau menghabiskan waktunya disini hanya untuk berbincang saja.

Matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang tak asing baginya. Uzumaki Boruto, anak dari Hokage Ketujuh, Uzumaki Naruto. Orang yang membawanya dan menjaganya selama ini di Desa Konoha. Orang pertama yang mempercayainya. Tak hanya dia, tapi juga orang yang berdiri diam atas bukit tepatnya di ladang Dandelions.

Dia tidak bodoh. Ia tau tatapan apa itu. Air mata itu menetes dari mata biru milik Boruto. Sesak, ia tidak menyukai perasaan ini. Kawaki mengalihkan pandangannya saat Boruto beralih menatapnya dan kembali menatapnya ketika Boruto meniup bunga Dandelions. Rasa sakit itu kembali terasa ketika ia melihat senyum itu terukir diwajahnya.

"Boruto," batin Kawaki menatap kepergian matahari yang begitu indah di sore itu kemudian perlahan berganti menjadi malam yang sunyi dan gelap. Seolah, bahkan dunia ikut merasakan sakit yang dirasakan Boruto.

Flashback ~

"Jadi, anak nakal ini mencintai pria bajingan ini. Heh, benar benar luar biasa, bukan ?," tanya Kawaki mengejek Boruto saat ciuman panasnya terlepas. Kesadaran mengambil alih tubuh Boruto. Dengan cepat, ia mendorong cukup keras tubuh Kawaki untuk menjauh. Mendapati dorongan itu, Kawaki terkekeh kecil.

"Kenapa ? Kaget aku tau ? Oh, sayang, aku sangat menyukai reaksimu saat ini," ucap Kawaki dengan wajah yang memerah sebelum tamparan mengenai wajahnya. Kawaki menoleh kearah lain dan membalasnya dengan kekehan lalu menyentuh pipinya yang memerah perih akibat tamparan keras oleh Boruto. Boruto menatap Kawaki tajam dengan nafas yang tak beraturan.

"Hilang, semuanya sudah hilang. Aku tidak sudi mencintai pria bajingan sepertimu, Kawaki. Perasaanku sudah lenyap. Bagiku kini, kau hanyalah pria bajingan yang penuh dengan sandiwara !," bentak Boruto kemudian ia mundur selangkah ke belakang. Kawaki yang mendengar itu terdiam lalu terkekeh, ia membalikkan badannya dan berkacak pinggang.

"Maka, aku akan memaksamu kembali, Boruto. Sandiwaraku, akan membawamu padaku. Lagi," ucap Kawaki kemudian membalikkan badannya dan menatap Boruto dengan senyum mengejek pada Boruto. Sedangkan, lawan bicara mengepalkan tangannya dan hendak pergi dari sana.

Boruto melebarkan matanya saat merasakan pukulan yang keras di leher belakangnya membuat Boruto terjatuh dan dalam keadaan setengah sadar di dekat pohon yang dipenuhi Bunga Dandelions. Kawaki tersenyum dengan tangan yang masih berkacak pinggang, ia menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada satupun orang didekat mereka saat ini.

Matahari perlahan mulai terbenam, diantara bunga Dandelions itu, Kawaki mencari kenikmatannya pada tubuh Boruto. Dengan tangan yang membekap mulut Boruto, ditemani desahan yang keluar dari mulutnya. Boruto ? Dia diam, dalam keadaan sadar ia memilih untuk membiarkan Kawaki melakukan apa yang ingin ia lakukan.

"Andai saja, saat ini kau adalah orang yang dulu. Aku akan menjadi orang yang paling bahagia didunia ini, Kawaki. Aku akan menikmati malam ini dengan bahagia. Tapi, kini hanya ada rasa sesak. Sakit," batin Boruto yang terhentak cukup keras karena kini Kawaki mengejar kenikmatan dengan tempo yang cepat.

"Milikku. Kau. Hanya. Milikku," bisik Kawaki tepat ditelinga Boruto dengan penuh penekanan dan mendesah panjang ketika mencapai titik kenikmatannya.













"Aku memang milikmu, Kawaki.
Tapi, itu dulu,"

執着。(Obsession)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang