dua puluh

22 1 0
                                    

🫁🫁🫁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🫁🫁🫁

Cahaya dari sebuah lampu ruangan terlihat, orang yang tertidur di sebuah ranjang membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya - cahaya yang masuk ke retina matanya. Pandangannya menangkap sebuah ruangan putih bersih dengan bau obat dan herbal yang menyeruak masuk kedalam indra penciumannya. Beberapa saat dirinya memejamkan matanya kembali untuk menetralkan pusing yang amat sangat, mungkin karena belum terbiasa dengan cahaya yang masuk kedalam retina matanya.

Setelah beberapa menit yang lalu sosok itu mencoba untuk mengubah posisi tidurnya menjadi duduk secara perlahan. Suara ringisan - ringisan keluar dari mulutnya karena badan yang kaku, dan luka luka yang masih terasa. Sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri?

Setelah berhasil mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar, dirinya mencoba meregangkan semua jari tangan begitupun jari kaki yang berada dibalik selimut. Kaku sekali, sebenarnya berapa lama aku tidak sadarkan diri?

Velin mengedarkan pandangannya kesekeliling, matanya jatuh ke meja sampingnya terdapat vas bunga diisi dengan bunga yang masih segar dan segelas air putih. Melihat segelas air putih tiba - tiba saja tenggorokannya terasa kering sekali. Velin kemudian meraih gelas tersebut. Ia merasa hanya mengambil segelas air memerlukan tenaga yang besar gelasnya bergetar keras hingga ada beberapa air yang tumpah membasahi lantai dan bajunya, tangannya gemetar.

Tiba - tiba ada sebuah tangan yang membantunya menuntun gelas berisi air tersebut ke mulutnya. Seketika ia terhenyak kaget, lalu fokusnya langsung kearah samping nya yang ternyata terdapat Vektor yang ia tidak sadari kedatangannya.

Mungkin karena ia terlalu fokus mengangkat gelas agar tidak jatuh dan pecah karena itu mungkin Velin tidak menyadari kedatangan Vektor.

Vektor tidak membuka suara, ia mengamati setiap gerak Velin yang langsung meminum air putih dengan rakus sampai ada yang menetes ke bajunya.

" Terimakasih " ucap Velin kemudian setelah air yang didalam gelas habis.

Vektor menggangguk lalu menaruh gelasnya di meja, kemudian ia me-mencet tombol yang ada di sebelah kiri ranjang Velin untuk memanggil dokter.

Pandangan Velin mengikuti, memerhatikan setiap gerak - gerik Vektor. Mereka saling tatap namun tidak ada yang berbicara.

Kedua pandangan mereka terputus setelah mendengar ketukan di pintu.

" Masuk " teriak Vektor mempersilahkan

Pintu terbuka terlihat seorang dokter dan suster memasuki kamar Velin. Mereka mendekati ranjangnya. Dokter itu tersenyum kepada Velin yang dibalas dengan senyum lemah darinya " saya izin memeriksa keadaan anda ya nona Velin " ucapnya. Velin membalas dengan anggukan. Disisi lain Vektor memundurkan langkahnya ke belakang, memberi ruang kepada dokter untuk melakukan tugasnya dan dirinya duduk di sofa yang menjadi fasilitas di kamar ini. Namun, pandangannya tidak lepas dari mereka semua.

Ia melihat dokter yang sesekali bertanya kepada Velin bagian mana yang masih sakit, juga apakah terasa sesak jika bernafas, dijawab dengan pelan oleh Velin. Sedangkan Suster yang datang bersama dokter itu sedang mengganti infusan.

"Anda koma selama 1 bulan, hal yang wajar jika semua badan anda kaku dan susah di gerakan, jangan terlalu memaksanya" ucap dokter saat mendengar keluhan Velin perihal semua tubuhnya yang kaku dan sulit untuk menggerakkannya.

"Saya akan membuatkan jadwal terapi untuk nona Velin. Besok anda sudah bisa terapi akan saya infokan kembali kepada anda"

Velin tersenyum "terimakasih dokter"

Kemal berkendara dengan kecepatan penuh setelah mendapatkan kabar dari Vektor langsung bahwa Velin sudah sadar dari komanya. Ia sungguh senang, akhirnya doa yang ia panjatkan agar Velin diberikan umur panjang dan kembali sehat terkabul.

Velin sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri semenjak kenal dengannya. Ia merasa jika berhadapan dengan Velin sifat seorang ayah yang mestinya ia miliki muncul. Kemal sudah menikah. Namun, itu 10 tahun yang lalu dimana ia belum terjun ke dunia gelap ini. Ia menikah dengan almarhum istrinya saat dirinya berumur 25tahun.

Namun ternyata tuhan berkehendak lain, saat usia pernikahan mereka tepat 5 tahun istrinya di diagnosis penyakit kanker tingkat akut. Saat itu adalah saat - saat yang sangat berat bagi mereka berdua. Ia sempat depresi selama 1 tahun setelah ditinggalkan oleh Istrinya, lalu bangkit lagi setelah sadar sikapnya bisa saja membuat istrinya sedih disana.

Karena ia sendirian dirumah tidak memiliki kegiatan yang berarti akhirnya ia memutuskan bergabung dengan Vermous. Setelah masuk ia merasa hidup kembali apalagi setelah masuknya Velin kedalam organisasi ini.

Sebelum kerumah sakit, Kemal mampir ke minimarket untuk membeli kaos, makanan siap saji yang bisa di angetin, dan peralatan mandi. Rencananya ia akan menginap selama 2 malam dirumah sakit menemani Velin.

Setelah belanjaannya sudah terbayar semua, Kemal bergegas kembali untuk menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit, Kemal langsung menuju ruang inap Velin. Ia sudah bisa melihat dari kejauhan ruangan yang dijaga oleh 2 orang suruhan Vektor.

" Apakah tuan masih didalam? " Tanya Kemal saat sampai tepat di depan kedua orang tersebut.

Salah satu dari mereka menjawab "tuan baru saja kembali 30menit yang lalu"

Kemal menggangguk

Pintu terbuka, Velin yang hendak tertidur kembali membuka matanya. Kepalanya ia tenggokkan ke arah pintu.

"Kemal? Kau datang.. "

Kemal menutup pintu "tentu saja! Bagaimana kabarmu?"

"Jauh lebih baik"

Velin melirik bawaan Kemal "kau membawa apa?"

Kemal ikut melirik bawaannya "ini baju dan makanan" jawabnya

Velin mengernyit "kau akan menginap?"

"Iya aku akan menginap dua malam"

Velin mengangguk "kalau begitu aku akan istirahat" ucapnya lalu menutup matanya.

Kemal menggangguk membiarkan Velin beristirahat.

TO BE CONTINUE

TO BE CONTINUE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VELINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang