Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🫁🫁🫁
Acara PENSI kemarin sangat sukses.
Sudah seminggu yang lalu setelah Velin menyanyikan lagu di acara PENSI dan sudah 5.000 followers yang bertambah juga di akun media sosialnya.
Penampilan Velin sangat memukau banyak orang yang menangis sambil bernyayi bersamanya. Videonya yang sedang bernyayi pun banyak berseliweran di fyp, di upload oleh mereka - mereka yang hadir di acara PENSI.
Dan karena itu juga banyak yang kenal dirinya sekarang di sekolah, mau itu kakak kelas ataupun adik kelas.
Oh ya, sempat juga setelah semua acara selesai, banyak orang - orang yang menghampiri stand eskul musik hanya untuk meminta foto dengannya.
Velin yang tidak terbiasa seperti itu sedikit binggung awal - awal untuk penyikapinya. Seperti sekarang contohnya saat ia sedang berjalan kearah kantin sendiri.
Tiba - tiba ada yang menghampirinya "lu Velin kan"
Velin menghentikan langkahnya lalu menengok kearah sisinya.
"iya"
"lu sendirian aja ke kantin?"
"iya"
"mau bareng gak sama kita - kita?"
Karena Velin tidak tau mau menolak seperti apa, ia hanya mengangguk.
Sampai saat ia sudah sampai dikantin baru ia bisa berpisah oleh mereka yang tidak tau siapa karena beda stand makanan yang ingin dituju.
Hal ini sedikit melelahkan dan energy sosialnya sangat cepat terkuras.
owh ya
Satu lagi yang membuat heboh anak sekolahnya.
Anak - anak sekolah semuanya sudah tahu juga bahwa Zeyn dan dirinya kenal dekat karena postingan di akun sosial media Zeyn yang memposting foto dirinya dan Zeyn merangkul sangat berdekatan pakaian yang ia pakai di acara PENSI kemarin.
Velin tidak menyalahkan hal itu kepada Zeyn, namun...
ah sudahlah
Sebaiknya ia cepat - cepat mencari tempat duduk dan memakan makanannya.
=======
Velin berlari setelah sampai di markas Vermous, karena ia mendapatkan kabar bahwa ketua baru saja berkunjung.
Jarang sekali ia merasakan rasa gelisah dan takut seperti ini. Hanya ketua lah yang mampu membuatnya seperti ini. Jika tidak ada masalah buruk tak mungkin ketua menyempatkan sampai mengunjungi cabang markas.
Dan jika sudah berkunjung seperti ini yang akan dipanggil hanya dirinya dan Kemal.
Masih ingat tentang Kemal bukan? Dia adalah penanggungjawab di cabang Bandung, pria berumur 35 tahun yang waktu itu memisahkan Velin dan Ronald berkelahi
Ia dan Kemal yang akan menerima semua hukuman yang diberi.
Saat Velin sudah sampai di aula, semua anggota sudah berkumpul. Mereka juga merasakan hal yang sama sepertinya walau tidak berhadapan langsung dengan ketua. segera Velin naik kelantai dua menuju ruang rapat.
Setelah sampai di depan pintu, Velin melihat dua penjaga yang berdiam bidi didepan. Ia kemudian berhenti disana menetralkan nafasnya dan mengetuk pintu.
Tak berapa lama, terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan masuk, Velin kemudian menghela nafasnya sekali lagi, lalu masuk dan menutup kembali pintunya.
Ia menegakkan kembali tubuhnya lalu melihat kerah ketua.
Di sebalah kirinya sudah berdiri Kemal.
Vektor, ketua dari Vermous itu lalu berdiri dari tempat duduknya sambil memainkan silet ditangannya. aura langsung mencengkap, walaupun Vektor berjalan kearah kedua anak buahnya dengan tatapan yang flat namun, aura pemimpinnya terasa sekali. Velin dan Kemal pun tetap tegak dan menatap kearah sang ketua.
Setelah dekat dengan mereka, Vektor ternyata mengarah kearah Velin,ia kemudian mengarahkan silet nya ke muka Velin dan menekannya disana, mengukir tanda V di atas alis, turun kemata.
Velin hanya bisa terdiam menerima itu semua, saat silet itu ingin menuju mata ia memejamkan mata, tak ingin matanya buta. Karna silet yang ternyata dilihat dari dekat ternyata silet berkarat.
Ia hanya bisa berdoa dirinya tidak akan terjatuh koma kembali di rumah sakit.
Setelah Vektor selesai dengan ukirannya, ia kembali menegakkan punggung kembali. melihat lekat hasil karyanya. Tanpa aba - aba dirinya menonjok Velin hingga ia terjatuh disisinya, kemudian Vektor menendang perut Velin dan pukulan - pukulan lainnya berlanjut hingga muka anak buahnya itu penuh dengan darah.
Walaupun begitu tidak ada suara ringgisan yang keluar dari mulutnya, hanya nafas yang berat mempertahankan kesadaran.
Vektor berhenti, lalu menatap anak buahnya yang sudah terkapar mencoba untuk beridiri.
Kemal yang disebelahnya pun tidak bisa melakukan apapun
Hanya bisa berdoa semoga tidak ada yang fatal yang mengakibatkan keselamatan anak didiknya, walaupun sebenarnya menjadi anggota disini kehilangan nyawa sudah hal lumrah.
Dengan nafas yang berat, Velin mencoba untuk berdiri dari jatuhnya, menahan semua rasa sakit dibadannya.
Seperti sudah biasa ia harus tetap sadar sampai ia tau kesalahannya.
Namun, rasanya kali ini seperti berbeda, nafasnya sangat berat, penglihatannya buram dan berkunang - kunang.
"apa kamu tau,kesalahan kamu kali ini apa ?"
Hanya suara itu saja yang terakhir Velin dengar sebelum badannya ambruk ke lantai dan semuanya gelap.
TO BE CONTINUE
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.