Bab 2

1K 99 30
                                    

Raven tengah memikirkan apa yang harus dia lakukan. Tapi baru saja memikirkannya Raven sudah merasa muak. "Tidak akan, baiklah Titi, kau ku beri nama Titi... Aku akan melepas rantaimu."

Raven melepas Rantai macan yang ia berinama Titi itu. Titi nampak senang lalu menjilati wajah Raven. "Sudah hentikan, geli tau."

Titi mengerang, tanda ada yang datang. Terlihatlah sosok tampan namun auranya gelap. Itu adalah Hangnan, ia datang dalam keadaan mabuk. Raven menyuruh Titi diam dan jangan melakukan hal aneh. Raven menyambut hangat kehadiran Hangnan. "Tuan, anda tidak apa-apa?"

"Hmmm, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Biarkan aku tinggal disini denganmu, aku tidak akan menyakitimu jika kau menurutiku." Ujar Hangnan.

Senyum licik Raven muncul, lalu ia memanfaatkan hal itu. "Baiklah, duduk disana. Saya ambilkan makanan untuk menemani anda minum arak."

Hangnan mengangguk, lalu Raven mengambil sedikit makanan ringan. Raven menuangkan arak ke gelas kecil, lalu memberikannya kepada Hangnan, Hang tersenyum senang, karena terlalu banyak minum, Hang pun tumbang dan tepar. Raven membiarkan Hangnan tidur disana, sementara itu Raven membereskan meja. Raven membuka pintu lalu memanggil prajurit disana.

"Heh kalian, tolong tuan kalian ini mabuk, dia meminta kalian membawanya kembali ke kediamannya." ujar Raven.

"Awas kau kalau macam-macam." Ujar Prajurit itu.

Sikap Raven mendadak berubah jadi acuh tak acuh bahkan tidak takut kepada siapapun. Prajurit itu membawa Hangnan ke ruang pribadinya, sementara itu, Raven mulai berani keluar dari kediamannya berjalan-jalan keliling taman. Saat berada di taman, Permaisuri datang menghampiri Raven.

"Siapa kau? Kenapa kau ada disini?" ujar Permaisuri itu.

"Oh nyonya, saya orang baru di kediaman tuan Hangnan. Yang merawat macan itu," sahut Raven sambil menunjuk macan yang tengah duduk di bawah pohon.

"Oh kau budak baru itu rupanya, kau hanya seorang budak, tapi kau mengenakan sutera yang mahal. Kau tidak pantas memakai pakaian mahal ini." ujar Permaisuri itu merobek pakaian Raven.

Raven tidak membalas, tapi ambang pintu gerbang masuk ketaman ada Hangnan berdiri disana. "Hentikaan!"

"Tuan, anda..." Ujar Raven.

"Suamiku, dia..." ujar istri Hangnan.

Hangnan menatap baju Raven yang di robek, lalu berbicara. "Kau pergi ke kamarmu dan jangan pernah keluar dari sana."

Raven mengangguk lalu pergi meninggalkan tempat itu bersama titi. Lalu Hangnan memukul istrinya karena sudah mengganggu Raven. "Jangan pernah sekali-kali kau menyentuhnya, bahkan siapapun di antara kalian yang menyentuhnya, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian semua."

Semua ketakutan, namun istri sah dan para selir kecuali Bailu sangat dendam kepada Raven. Hangnan pergi ke kediaman Raven dan melihat kondisi Raven. Ia melihat Raven tengah mengganti pakaiannya. Lalu Hangnan dari belakang mengusap punggung Raven yang mulus dan halus bak sutera itu.

"Tuan, Anda...." ujar Raven.

"Biarkan aku seperti ini, aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu." Ujar Hangnan.

Mulai bucin kayaknya pak Hangnan ini...

Raven tersenyum penuh Arti, lalu Raven memutar balik tubuhnya dan menghadap ke Hangnan, lalu Raven mencium bibir Hangnan. "Tuan pasti lelah, duduklah disana."

Hangnan mengikuti perkataan Raven, Hang berbaring berbantalkan paha Raven. Raven mengusap surai Hangnan lembut, lalu Hangnan tertidur. Raven sedang memainkan triknya agar Hangan tidak memperlakukannya semena-mena lagi. Raven tersenyum licik ke arah macan itu, saat Hangnan tertidur Raven sedang menggambar peta rumah atau denah rumah itu. Raven mencari celah bagaimana dia bisa kabur dari rumah Hangnan itu, atau ada satu cara lain, membiarkan dirinya di tindas oleh Nyonya Hang dan para selir?

BXB - WHITE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang