Aku amat sangat penasaran ke mana Reys akan membawaku pergi. Lokasi yang kami lewati sudah cukup jauh, keluar dari wilayah ibu kota dan bahkan melewati kota-kota hancur lainnya. Ada beberapa tempat di Real G yang sudah hancur total. Tempat tersebut disebut dengan Zona Mati karena sudah tidak berpenghuni.
Adanya monster yang bersarang di lokasi tersebut dan meluluhlantakkan kota serta manusia di dalamnya membuat kota tersebut tak lagi bisa dihuni. Jenis monster mematikan dengan badan beracun hingga sekitarnya tercemar. Bahkan ketika salah seorang pejuang sudah menyelesaikan misi membasmi monster tersebut, racun dan kondisi sekitarnya tidak dapat dipulihkan. Hal tersebutlah yang membuatnya disebut sebagai Zona Mati.
"Kau tidak berencana untuk membawaku ke luar negeri, kan?" Aku bertanya sedikit memosisikan daguku di atas bahu Reys agar ia tetap bisa mendengar jelas.
"Iya." Reys menjawab dengan santai.
"Apa?!" Heran. Aku sudah tidak bisa menebak pola pikir manusia satu ini.
"Motor ini memiliki teknologi yang hampir persis seperti fasilitas Real G. Aku bisa membawamu kembali sebelum matahari terbit jadi tidak akan ada yang mengetahui ke mana kita pergi." Reys menjelaskan tanpa mengalihkan fokus menyetirnya.
Aku terdiam beberapa detik berusaha mencerna. Meski begitu, aku tidak menemukan jawaban atas alasan mengapa Reys bersikukuh untuk membawaku ke suatu tempat yang sedang dirahasiakannya itu. Selain itu, memangnya ada hubungan apa antara hujan meteor di masa lalu dengan lokasi tempat tujuannya itu?
Aku cukup penasaran. Daripada itu, aku merasa kagum dengan motor yang dikendarai oleh Reys saat ini. Motor ini tidak mengeluarkan suara bising mesin, suaranya halus sehingga kicau burung di sekitar dapat kudengar dengan jelas. Meskipun lokasi-lokasi yang kami lewati sejauh ini hanyalah reruntuhan kota, tetapi pemandangan langit di sini begitu bersih dan indah. Ada banyak burung yang beterbangan bebas. Selain itu, tidak ada monster sama sekali di sana.
"Dari mana kau dapat motor seperti ini?" Aku bertanya karena penasaran.
"Aku merakitnya sendiri." Ada helaan napas seperti suara mendengkus tetapi aku yakin itu bukan pertanda bahwa Reys sedang sebal, kutebak ia merasa bangga saat mengatakan demikian.
"Benarkah?" tanyaku sedikit tidak percaya. "Kalaupun benar, dengan teknologi seperti ini pasti membutuhkan bahan yang canggih dan banyak uang."
"Itu hal yang mudah." Reys menanggapi. "Daripada itu, kita sudah sampai."
Aku melepas helm yang kukenakan dan menyaksikan tempat tujuan Reys. Mataku membulat melihat hamparan jurang yang membentang jauh, amat dalam dan luas. Motor milik Reys ini bertengger di pinggiran jurang tersebut. Di seberang jurang, sisi lain yang kupandang adalah gunung-gunung es dan hutan luas. Tanpa menunggu aba-aba, aku langsung turun dari motor milik Reys dan mendekat ke pinggiran jurang. Mataku menunduk memperhatikan sejauh mana kedalaman jurang tersebut. Mau diperhatikan berapa kali pun, ujung jurang ini tidak dapat terlihat. Sangat dalam.
"Uangnya aku dapat dari kerja kerasku. Mungkin kau berpikir bahwa yang yang selama ini kita dapatkan dari misi diatur sepenuhnya oleh Admin Atas. Akan tetapi equipment yang kita dapatkan dari melawan monster bisa dijual dan dijadikan sebagai milik pribadi." Reys kembali membuka obrolan dengan topik yang terakhir kali kupertanyakan tadi.
"Equipment yang didapat akan secara otomatis tersimpan ke gudang utama dan dikelola oleh Admin Memori. Kalaupun itu diuangkan, Admin Administrasi yang akan mengaturnya." Aku membalas.
"Ke mana kau menyimpan equipment itu?" Pertanyaan Reys tidak berbobot.
"Sudah jelas gudang utama," jawabku masih tak paham ke mana arah pembicaraan ini.
"Aku tidak bilang aku menyimpannya ke gudang utama. Semua hal yang kita dapatkan akan dikelola Admin Memori dan Admin Administrasi bila semuanya dikirim ke gudang utama melalui fitur Real G Watch. Tetapi ceritanya akan berbeda jika menyimpannya sendiri tanpa memasukkannya ke data Real G Watch." Penjelasan masuk akal. Aku terkejut karena baru mengetahui hal seperti itu sekarang. Simple sesungguhnya. Sayangnya aku terlalu fokus atau mungkin bodoh hingga tidak menyadari hal demikian.
"Lalu, apa maksudmu membawaku ke sini dan hubungannya dengan hujan meteor?" Aku bertanya langsung pada intinya.
"Kau pasti sudah tahu kalau setelah hujan meteor, kita semua bangkit lagi ke masa lalu dan ingatan yang dihapus serta Real G yang mencoba menutupi itu semua."
"Lalu?"
"Tempat ini adalah ujung dari dunia Real G."
"Ha?"
"Bagaimana menurutmu jika kehadiran monster dan kehancuran dunia hingga hanya menyisakan Real G semata hanya kebohongan?"
"Mana mungkin. Kau juga melihat buktinya bahwa monster gila di luar sana berkeliaran." Aku menanggapi, sedikit tersenyum miring dengan pikiran gila Reys saat ini.
"Bagaimana jika itu juga bagian dari rencana Real G? Oh, bukan. Maksudku bagaimana jika memang Real G menciptakan demikian?"
"Maksudmu monster itu sengaja dibuat oleh Real G?" Aku bertanya balik.
Reys mengangguk mantap. Tatapan lelaki itu menyiratkan keseriusan. Namun, ini hak yang terlalu mustahil untuk bisa kupahami dalam sekejap. Lantas Reys kembali berkata, "Dunia ini adalah ciptaan dari seseorang atau mungkin sekelompok atau skala yang lebih besar dari itu. Siapapun yang menciptakan dunia ini memilih organisasi Real G untuk mengatur segalanya. Kehidupan kita di dunia ini hanyalah kelinci percobaan untuk menyenangkan mereka, Ann."
"Hahaha!" Aku tertawa kencang. Halusinasi Reys sepertinya parah hingga ia berkata hal yang amat lucu. Ucapan yang hanya akan dikeluarkan oleh orang gila. "Kau lelah karena kebanyakan misi, ya? Atau otakmu sudah gila?"
"Sama sepertimu yang sudah gila menganggap bahwa regresor itu ada karena pengulangan waktu yang selalu terjadi setelah kematian. Kau tidak berpikir bahwa itu juga hal gila?"
Aku terdiam.
"Apa yang sebenarnya ingin kau tunjukkan?" Kali ini aku serius. Aku tidak menemukan tanda-tanda kebohongan dalam ucapan Reys sehingga mungkin apa yang ia katakan adalah hal benar. Namun, jika tidak ada buktinya, maka aku tidak akan bisa dengan mudah percaya. Hal semustahil itu sulit dimengerti.
Lalu, hal yang lebih gila dan tak dapat dimengerti pun kembali hadir di depan mataku. Sosok Reys yang tiba-tiba mengeluarkan sebilah pedang dari punggungnya. Itu bukanlah pedang milik Real G karena tidak ada logo organisasi di setiap sisi bilahnya. Jika Reys bisa menciptakan motor canggih seperti yang kami kendarai tadi saja sudah pasti bukan hal tidak mungkin jika ia menciptakan hal-hal lainnya.
Sialan. Aku tidak membawa senjata karena kupikir Reys tidak akan macam-macam. Aku tidak bisa menebak pola pikir lelaki gila di depanku saat ini yang sudah menodongkan pedangnya ke leherku. Namun, aku juga bukan wanita lemah yang akan langsung ciut hanya karena todongan pedang. Mungkin, tujuan Reys membawaku pergi adalah untuk melenyapkanku di sini. Akan tetapi, apa maksud di balik tindakannya itu?
.
🌐
.
A/N : Aku cukup putar otak gimana caranya supaya karakter yang ada di sini punya suara masing-masing. Sehingga pilihanku jatuh pada gaya bicara, Reys yang kalau ngomong suka panjang-panjang dan Ann yang justru sebaliknya. Bahasa keduanya memang aku pilihkan formal karena sesungguhnya mereka yang 'seperti itu' pun diatur oleh Real G. Lalu apa sebenarnya Real G sampai bisa mengatur manusia sedemikian rupa?
Jawabannya di next and next and next chapter. Ikutan terus ya~
Salam hangat,
🌹Resti Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Game [END]
ActionAnn Gladiolas Strong tidak mengerti dengan kehidupan monoton yang selalu ia alami. Jatuhnya meteor selalu membawanya pada titik awal kehidupan. Atau kematian akibat monster juga selalu membawanya ke titik awal ruang persiapan. Di tempat Ann saat ini...