"Ughhh shhhh..."
Biu menggeliat tidak nyaman, pria kecil itu mendengar suara aneh dari belakang tubuhnya.
"Shhhh..." Desisan itu semakin keras. Mata Biu akhirnya terbuka, pria kecil itu menemukan sesuatu yang panas menempel dipunggungnya. "Shhhh...Ugh.. Dingin..."
Biu membalikan tubuhnya dengan cepat, pria kecil itu segera membekap mulut begitu menemukan manusia lain yang tengah mengigil.
"Tuan Bible.." Ia mencoba memanggil dengan perlahan namun sama sekali tak ada jawaban.
Bible masih menggigil dan sesekali desisan terdengar dari mulutnya. Pria itu nampak kepayahan dalam tidurnya. Perlahan Biu mengulurkan tangannya untuk memeriksa suhu tubuh suami majikannya itu, yang entah sejak kapan tertidur di ranjang yang sama dengannya.
"Astaga panas sekali, pasti tuan Bible tidak terbiasa terkena air hujan. Biu bodoh membuat tuan Bible sakit." Biu merutuki dirinya, pria kecil itu lalu turun dari ranjang.
Tak lama ia kembali dengan semangkuk air hangat dan handuk kering. Biu duduk dipinggir ranjang, tangannya menyibak poni Bible kemudian mulai mengompres pria itu.
Bible masih saja mengigil, melihatnya Biu menjadi tidak tega. "Tuan maafkan aku.." Biu berkaca-kaca. Pria kecil itu mengusapi keringat dipipi Bible, sesekali ia akan mengganti kompresan pria yang lebih tua.
Bible kaya raya sejak ia tiba di dunia, bergelimang harta membuatnya menerima penjagaan ketat dari pelayan yang dipekerjakan orang tuanya. Tidak terkena panas berlebih apalagi hujan deras seumur hidupnya, Bible telah melewati batas yang biasanya tidak ia lakukan.
Ia membiarkan tubuhnya terkena deras hujan tanpa takut. Meski pada akhirnya berakhir demam tinggi seperti ini.
Biu sendiri sama sekali tidak lelah merawatnya, bulak balik mengganti air kompresan tidak masalah baginya.
"B—Biu..."
"Eh? Tuan sudah bangun?" Biu mendekat dengan cepat, menyimpan air hangat baru yang didapatkannya dari kamar mandi dengan asal di atas nakas. "Tuan minum obat du—"
"Biubiu aku rindu.." Ucap Bible dengan serak.
Biu mematung, terdiam seribu bahasa.
"Biubiu.." Tangan Bible menggapai udara, mencari keberadaan pria kecil yang ada dalam mimpinya.
"Tuan..." Biu memberikan tangannya yang langsung digengam Bible.
"Biubiu aku rindu.."
Tes
Air mata jatuh membasahi pelipis Bible kemudian berakhir diatas bantal. Biu kebingungan mengapa pria itu mencarinya, namun disisi lain ia juga heran dengan hatinya yang bergejolak mendengar panggilan Bible untuknya.
Biubiu
Biubiu
Biubiu
Panggilan itu tidak asing, seolah Biu pernah mendengarnya disuatu tempat.
"Bisakah kita bertemu lagi?" Bisik Bible sebelum kembali terlelap dalam mimpinya.
"Sepertinya tuan Bible mencari orang lain." Biu mendesah dalam. Menarik kembali tangannya kemudian mengganti handuk dikening Bible yang telah menggering.
***
Hampir dini hari ketika Biu kembali terbangun karena Bible menangis keras. Pria itu memeluk dirinya sendiri, air matanya berjatuhan tanpa henti meski matanya masih menutup.
"Tidak, tidak, tolong... Tolong..."
Biu dengan panik mengguncang tubuh Bible, berusaha membangunkannya. "Tuan, tuan Bible kenapa? Bangun tuan.."
"Tolong, tolong selamatkan.. Selamatkan.."
"Tuan anda mimpi buruk, bangun tuan.."
Tidak ada sahutan, Bible justru semakin menjadi dalam mimpinya. Berteriak histeris ketakutan.
"Selamatkan tolong.."
"Tuan.." Melihat Bible histeris dalam tidurnya membuat Biu tidak tega. Pria kecil itu kebingungan harus melakukan apa, di rumah besar itu hanya ada ia dan Bible, hanya berdua.
"Tolong.." Suara Bible berubah menjadi serak, terdengar putus asa.
Biu tidak tahu harus melakukan apa, pria kecil itu menangis sama derasnya. Usaha terakhir yang ia lakukan adalah mendekap tubuh Bible. "Tuan tenang tuan.."
"Tolong.."
"Tidak apa-apa tuan.."
Biu merapalkan kata-kata penenang, membiarkan Bible aman dalam pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate
Fanfiction"Kita coba dulu, kalau tidak berhasil kau boleh pergi." Ucapan Nasita adalah ketentuan yang tidak akan pernah bisa Biu bantah. Pemuda yang jauh lebih muda dari nyonya kaya yang dilayaninya sejak kecil itu akhirnya hanya bisa menggangguk pasrah. "B...