Mobil melaju membelah jalanan. Hening yang mendebarkan terasa pekat sebab pria yang lebih tua terus melirik kearahnya. Biu tidak kuasa, detak jantungnya menggila.
Bible dalam versi lembut membuatnya jauh lebih takut.
Keduanya baru meninggalkan pusat perbelanjaan sekitar sepuluh menit ketika guyuran hujan mulai turun. Rintiknya berjatuhan membasahi kaca mobil. Biu mendongkak, melihat ke langit kemudian pada kaca mobil yang sudah basah.
Bible masih tenang menyetir, sesekali pria itu masih melirik pada si kecil yang mulai larut dalam dunianya sendiri.
Hujan adalah apa yang Biu sukai dan pria kecil itu tidak bisa menyembunyikannya.
"Kau sangat suka hujan ya?"
Biu menoleh, kembali detak jantungnya menjadi lebih kencang. Ia kemudian hanya kuasa mengangguk sebagai jawaban.
"Mau hujan-hujanan?"
"Boleh?" Biu berbinar-binar. Nyaris seperti anak kecil yang ditawari permen oleh orang tuanya.
"Boleh.."
Bible memencet salah satu tombol dimobil mewahnya. Atap mobil seharga miliaran itu terbuka perlahan.
"Tuan?" Gemericik hujan mulai membasahi Biu, namun kekagetannya membuat pria itu menoleh pada Bible dengan cepat. Ia tidak menyangka 'hujan-hujanan' yang ditawarkan si pria kaya akan seperti ini.
"Hmm?" Bible berdeham pelan sebagai jawaban.
"Anda basah.."
"Kau suka, kan? Nikmati saja. Jangan pikirkan orang lain."
"Tapi, tapi, bagaimana kalau tuan Bible sakit?"
Bible terkekeh. "Ada kamu Biu, kau bisa merawatku."
"Eh?"
Bible menginjak gasnya lebih dalam. Terpaan angin dan air hujan semakin deras membasahi Biu.
"Tuan.."
"Kenapa? Mau berhenti?"
Biu menggeleng. "Aku suka. Terimakasih."
"Kalau kau suka, nikmatilah. Kita akan berkeliling."
***
Biu merentangkan tangannya, membiarkan angin menerbangkan rambutnya, hujan yang jatuh berhasil membuat senyumnya mengembang.
Seperti kata Bible, ia harus menikmatinya.
Bible membawa mobilnya kepinggiran kota, membiarkan Biu berlama-lama dibawah guyuran hujan yang pria itu suka.
Dirinya telah sama basahnya, namun ia tidak peduli. Hujan menjadi tidak terlalu buruk sepertinya.
"TUAN BERHENTI!"
Ckitttt
Rem yang diinjak tiba-tiba membuat decitan ban terdengar memekakan telinga. Mobil itu sedikit kehilangan keseimbangan sehingga berhenti dalam posisi sedikit miring.
Pintu mobil tiba-tiba terbuka.
"Hei, kamu mau ke mana?"
Biu tidak menjawab, pria kecil itu justru langsung keluar dari mobil.
Bible berdecak sebal, namun pria itu juga melakukan hal yang sama. Membuka pintu kemudian keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate
Fanfiction"Kita coba dulu, kalau tidak berhasil kau boleh pergi." Ucapan Nasita adalah ketentuan yang tidak akan pernah bisa Biu bantah. Pemuda yang jauh lebih muda dari nyonya kaya yang dilayaninya sejak kecil itu akhirnya hanya bisa menggangguk pasrah. "B...