Roti

881 140 13
                                    

Bible kembali dari dapur dan pria itu hanya bisa melongo melihat Biu yang tertidur pulas di atas sofa. Bahkan dirinya tidak meninggalkan si kecil lebih dari sepuluh menit, Bible heran bagaimana Biu bisa dengan cepat masuk ke dalam alam mimpi.

Melihat bekas pizza yang masih berserakan, pria itu menghela nafasnya berat. Bible paling tidak suka rumah berantakan dan kotor. Ia melipat tangan di depan dada, berjalan mendekat pada tubuh Biu. "Hei bangun, bereskan bekas makan ini."

Tidak ada pergerakan sama sekali, hanya nafas teratur dari Biu yang membuat Bible berdecak. "Merepotkan." Ucapnya kesal.

Pria itu kemudian tidak lagi berusaha membangunkan pelayan istrinya, ia bergegas membereskan bekas pizza dan gelas yang masih ada di atas meja. "Kalau begini seperti aku yang pelayan." Gerutunya.

Beberapa menit berlalu pria itu kembali lagi ke ruang tengah, melihat Biu yang tidur sembari duduk membuatnya tidak tega juga. "Badannya akan sakit kalau tidur begitu," Bible berpikir sejenak. "Baiklah, anggap saja aku membantu sesama manusia."

Pria tinggi besar itu mengulurkan tangannya, membawa pria manis ke dalam gendongan. "Kecil sekali badannya, benarkah dia pria?"

Tak ada satu pun kesulitan yang menghampiri Bible, ia dengan mudah membawa Biu menuju kamar pria itu. "Kulitnya juga sangat lembut, aneh sekali." Ucapnya begitu ia tidak sengaja bersentuhan dengan kulit tangan si kecil.

Setelah sampai di kamar dan membaringkan Biu, Bible tidak langsung pergi. Pria itu menyelimuti tubuh si kecil. "Nasita bilang kau bisa mengandung anakku, keturunanku." Bible menatap pria yang terlelap di atas ranjang dengan tatapan dalam. "Bagaimana bisa dia memberikan aku kepada orang lain? Meski kau sangat dipercayainya, bukankah ini keterlaluan untuk kita?"

Bible menutup matanya sejenak, perih dihati akibat perbuatan istrinya itu kembali terasa. "Dia terlalu gegabah, dia pikir karena aku mencintainya, semua tindakannya akan aku toleransi."

Bible mengambil duduk dipinggir ranjang. "Aku belum tahu bagaimana harus memperlakukanmu." Pria itu masih menatap Biu dengan cara yang sama. "Apa aku harus melakukan yang istriku mau?"

Melihat wajah tidur Biu yang begitu polos, hati kecil Bible terasa aneh. "Kau sangat aneh Biu, kenapa aku tidak bisa bertindak kejam padamu. Apa karena kau sahabat istriku?"

"Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan besok. Aku hanya berharap kau segera menyerah dengan ide konyol istriku. Sejujurnya, aku tidak ingin kau terlibat diantara kami."

Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Bible kemudian berdiri dan keluar dari kamar yang ditempat Biu.

Ia harus menjernihkan pikirnnya, niat untuk membuat waktu Biu bersamanya seperti di neraka, harus ia lakukan.

***

Biu bangun dengan segar, ia tidur nyenyak semalaman. Di atas kasur empuk dan selimut tebal yang Nasita siapkan, ia beristirahat dengan tenang.

Matahari telah bersinar, Biu segera membawa tubuhnya untuk bangun. Seperti yang Nasita pesan, ia harus membuat sarapan untuk suami dari majikannya itu.

Biu membawa tubuhnya dengan lincah ke kamar mandi, sebelum menyiapkan sarapan lezat untuk Bible, ia harus membersihkan dirinya terlebih dahulu.

***

"Ah, sial." Masih sangat pagi namun suasana hati Bible sama buruknya seperti kemarin malam. Pria itu keluar dari kamarnya masih dengan penampilan acak-acakan. Dasinya belum terpasang dengan benar, biasanya itu adalah tugas Nasita.

Istrinya itu sedang tidak ada di tempat sehingga Bible harus mengurus dirinya sendiri.

Dilemparnya tas kerja dan jasnya dengan asal hingga terjatuh di atas sofa. Bible kemudian berjalan menuju dapur untuk mengambil minum terlebih dahulu. Ia berencana untuk tidak sarapan dan mengabaikan pelayan kecil istrinya itu.

SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang