Biu benar-benar bosan. Seharian terkurung di rumah mewah milik nona yang dilayaninya sejak kecil bukanlah hal yang menyenangkan. Meski telah menyibukan diri dengan segudang pekerjaan, hal itu tidak membantu sama sekali.
Tepat setelah makan siang, seluruh pekerjaan selesai. Biu menyandarkan tubuhnya ke dinding, menatap langit-langit dapur. "Kalau aku keluar, nona Nasita marah tidak ya?"
Biu berpikir cukup lama. "Ah sudahlah, jangan mencari penyakit. Lebih baik aku kembali bekerja, hmm membersihkan kaca sepertinya tidak buruk."
Biu dengan keputusannya akhirnya memilih untuk mulai membersihkan kaca. Tidak mungkin menghabiskan waktu hanya dengan diam atau menonton televisi, tidak dirinya sekali.
***
"Masalah berat?"
Tepukan dipundaknya membuat Bible menoleh. "Kau, kapan sampai?"
Pria yang seumuran dengan Bible itu mengambil duduk di salah satu kursi kosong di sana. "Sejak seseorang terus melamun. Ada masalah, dengan Nai?"
"Haha," Bible tertawa sumbang. "Panggilan itu sangat menggelikan. Dia istriku jika kau lupa Jay."
Jay Astraf, mantan kekasih Nasita sekaligus teman dekat Bible semasa kuliah. Dunia terlalu sempit hingga keduanya kembali bertemu setelah bertahun-tahun dan menemukan fakta bahwa wanita yang Bible nikahi adalah orang yang sama dengan wanita yang Jay selalu ceritakan.
Cinta pertama, yang tidak mati, yakin Jay.
"Baiklah, baiklah, lupakan saja." Jay berdecak kecil. "Lalu bagaimana dengan proyek Lambang? Kau sudah menemukan desainer pengganti?"
"Ya, ada beberapa kandidat. Tapi aku belum terlalu yakin dengan mereka."
"Ah, waktu kita hanya seminggu."
"Aku tahu dan akan mengurus itu." Bible dengan tenang meminum kopinya. "Aku mengajakmu ke mari untuk membicarakan hal lain."
"Bukan pekerjaan?" Jay menaikan alisnya, bertanya. Pasalnya Bible tidak pernah meminta bertemu jika bukan masalah pekerjaan.
"Tentu saja bukan."
Jay meluruskan punggungnya, pria itu menjadi lebih serius. "Lalu?"
"Nasita.."
"Kenapa dengan dia?"
"Bagaimana saat dia SMA, maksudku saat dia bersamamu. Apa dia masih tomboy seperti waktu kecil?"
"Kau pasti melihat fotonya. Begitulah dia."
"Kadang-kadang aku merasa asing dengannya."
Jay menatap Bible dengan aneh. "Apa kau mabuk?"
"Jawab saja."
"Apa yang harus aku jawab? Pertanyaanmu saja sangat aneh."
"Aku merasa ragu.." Bible berucap lirih hingga Jay yang berada di depannya tidak bisa mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya.
"Hah?"
"Ah, sudahlah. Aku pasti berhalusinasi." Bible berdiri begitu saja. "Pesanlah lebih dulu. Aku akan ke toilet."
Jay mengerutkan keningnya. "Apa dia mulai curiga?" Tanya pria itu pada dirinya sendiri ketika Bible sudah menghilang dibalik tembok.
***
"Waw...Ruangan apa ini?" Mata Biu berbinar takjup ketika dirinya tidak sengaja menemukan ruangan yang menakjubkan baginya. Lemari-lemari tinggi penuh buku, sudut hangat dengan sofa dan juga ratusan desain yang menempel di dinding.

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate
Fanfic"Kita coba dulu, kalau tidak berhasil kau boleh pergi." Ucapan Nasita adalah ketentuan yang tidak akan pernah bisa Biu bantah. Pemuda yang jauh lebih muda dari nyonya kaya yang dilayaninya sejak kecil itu akhirnya hanya bisa menggangguk pasrah. "B...