Yeon Joo meremas perutnya. Sudah 3 kali dalam pagi ini dia merasa muntah. Perutnya rasanya melilit perpaduan antara kram perut dan rasa mual yang hebat. Bahkan makan malam semalam dengan sang Ibu ia keluarkan pagi ini. Ia merasa lemas. Mencoba memakan sepotong kue untuk mengisi perut, dan itu pun kembali ia muntahkan.
Yeon Joo meraih air mineral disamping komputer dimeja kerjanya. Mencoba menegaknya sepelan mungkin. Ia lalu menjatuhkan kepalanya kebelakang sambil memijat pelipisnya.
Ia paham yang ia rasakan, apa yang terjadi dengan tubuhnya. Rasa takut menjalar dipunggungnya. Perubahan dalam dirinya yang kentara. Hidung yang sangat sensitif dengan bau makanan dan juga dada yang mengeras serta puting yang sensitif. Serta jadwal menstruasi yang mundur sangat jauh. Ia sangat paham betul ditambah usia nya yang hampir mencapai kepala tiga. Mencoba untuk berfikir rasioanal. Tapi hubungannya dengan Zhenya lah yang membuatnya berfikir terlalu jauh.
Ketakutannya akan apa yang pernah terjadi soal ini. Ia ingat ketakutan yang serupa beberapa tahun lalu saat ia disekap dan mengalami pelecehan hampir setiap hari tanpa pelindung. Selama 3 minggu itu ia tidak mendapatkan tamu bulanan, itu mundur hampir dua minggu yang membuat dirinya panik. Tapi dalam pelariannya saat bertemu dengan dokter Cho ia mengalami kram perut yang luar biasa dan akhirnya itu keluar. Perasaan lega itu membawa harapan baru baginya untuk terus mencari jalan kembali ke Korea.
Tapi kini instingnnya mengatakan bahwa hal ini benar-benar terjadi. Yeon Joo melirik layar ponselnya. Beberapa laporan dari atasan yang baru serta pemberitahuan rapat.
Setelah dipindah di departemen Pertahanan Nasional sebagai Staff Kedutaan Besar Rusia. Demi efesiensi masa kerja Kedutaan saat itu atas perintah direktur. Mau tak mau membuat Yeon Joo harus bekerja dibawah kepemimpinan Zhenya yang menjadi Duta Besar Rusia. Menghabiskan waktu selama 2 tahun hanya menjadi pengasuh bajingan bersertifikat itu.
Zhenya tak hanya memindahkannya sebagai Staffnya namun juga sekertaris pribadinya bahkan bodyguardnya. Membuatnya harus bersamanya selama 24jam. Bajingan itu tidak pernah membiarkannya lenyap dari pandanganya barang sedetikpun. Bahkan saat Yeon Joo mengunjungi Ibunya, Zhenya akan selalu ikut seperti peliharaan yang penurut. Dan herannya meski berbeda bahasa sang Ibu sangat akrab dengan Zhenya dan itu membuat Yeon Joo sedikit kesal saat Ibunya selalu menanyakan Zhenya.
Yeon Joo meghela nafas. Kini masa jabatan Zhenya telah berakhir dan pekerjaan di Staff kedutaan tinggal beberapa bulan lagi sebelum ia kembali bekerja di kantor Menhan.
Setelah mengundurkan diri dari NIS, Menteri Pertahanan memintanya menjadi Staff yang bertanggung jawab dengan regulasi sektor pertahanan ( sumpah ini aku ngarang banget).
Setidaknya ia masih bisa bekerja dan tidak membuat sang Ibu khawatir.
Yeon Joo merapikan diri menahan rasa mual yang mulai melanda. Menyiapkan beberapa file dan pergi menuju ruang rapat.************
Dengan menggunakan masker dan kacamata hitam Yeon Joo memasuki apotek dengan suara yang ia rubah ia membeli alat tes itu.
Lucunya ia pergi dengan menaiki kereta, menuju daerah lain yang membeli alat tes agar orang tidak ada yang mengenalnya. Yeon Joo sedikit merutuki kebodohannya, kemungkinan bertemu orang didaerah yang sama dengan orang yang mengenalnya bahkan dibawah 10%. Tapi menghindari segala kemungkinan juga tak masalah.
Paginya Yeon Joo duduk diatas kloset sambil menggenggam benda pipih berwarna putih. Jantungnya berdetak dengan keras. 3 menit menuju hasil. 3 menit itu pula pikiran Yeon Joo melayang. Apa yang akan terjadi jika ini positif? Bagaimana reaksi ibunya. mengetahui putrinya hamil tanpa tau siapa ayahnya. Dan yang lebih penting lagi adalah reaksi orang itu. Apa yang akan dia lakukan dan apa yang akan dia katakan.
Yeon Joo sedikit bergidik, tidak mungkin laki-laki seperti Zhenya tidak mengetahui akibat dari perbuatannya. Fakta bahwa ia merasa selalu diawasi sampai saat ini. Bagaimana bajingan itu selalu tersenyum licik karena selalu lebih tau langkah yang Yeon Joo akan ambil. Membuat Yeon Joo seolah menari di kedua tangan Zhenya.
Saat penyekapan dia sama sekali tidak memakai perlindungan apapun. Dan Zhenya memasukan semuanya. Tapi itu sudah lebih dari 2 tahun yang lalu.
Tapi selama Zegna berada diKorea, Yeon Joo sangat yakin dia tidak pernah melewatkan pil nya, dan saat-saat krusial pun ia selalu memperingatkan Zhenya untuk mengeluarkannya diluar. Tapi bukan Zhenya namanya jika dia tidak mengejar kepuasaannya sendiri.
Ia bahkan tidak bisa menentukan hubungan yang ia jalani dengan laki-laki Rusia berambut blonde itu. Teman, Partner, Musuh atau Pacar?
Yeon Joo kembali teringat saat reuni SMA, saat ia bertemu Kim Minjoo teman masa SMA atau bisa dibilang mantan pacar. Menjalani cinta monyet dengannya sampai masa SMA berakhir dan berpisah saat kuliah dan tidak pernah bertemu lagi. Kim Minjoo adalah pria yang menarik dan manis namun saat itu Yeon Joo adalah gadis remaja yang sedang menikmati pubertas namun memilih menyingkir dari kehidupan ceria itu demi mengejar masa depannya tanpa mengecewakan sang ibu.
Saat bertemu lagi Kim Minjoo menyapanya dengan ramah menanyakan kabar dan meminta Yeon Joo duduk disampingnya. Mengobrol dengan akrab saat hampir bertukar nomor Zhenya tiba-tiba datang lalu merangkul Yeon Joo.
"Kenapa kau meninggalkanku?"
Yeon Joo menoleh dengan tatapan horor. Ia kembali melirik kearah Kim Minjoo yang mengerutkan dahi. Yeon Joo hanya menghela nafas.
Saat itu mau tidak mau ia mengenalkan Zhenya sebagai partnernya.
" Partner dalam segala hal". Zhenya menekankan kata dalam segala hal saat bersalaman dengan Kim Minjoo dengan senyum datar dan mengejek.
Dan kini, Yeon Joo kembali bimbang. Hasil dari ini akan mengubah segalanya. Jika ini negatif ia akan melanjutkan hidup dan mencoba menjauh sejauh mungkin dari jangkauan Zhenya dan jika hasilnya positif. Yeon Joo tidak ingin membayangkannya. Ia akan merasa kikuk bagaimana memberitahunya. Jika tidak diberitahu akankah Zhenya mengetahuinya atau malah ia akan menyingkirkannya. Jantung Yeon Joo berdetak semakin tak karuan entah kenapa matanya terasa panas. Membenci fakta Zhenya pernah hampir membunuhnya.
Ia melirik jam, menghitung mundur dari sepuluh dan garis pink muncul dilayar alat pipih itu.
Ini positif.
Sial!
Pasti terjadi kesalahan, Yeon Joo mengambil test pack lainnya. Dia membeli 5 dengan merk dan model yang berbeda dari yang manual seperti sekarang hingga yang digital dengan akurasi hampir 90%. 1 jam ia habiskan dikamar mandi dan dari semuanya hasilnya menunjukan hasil positif.
Yeon Joo meremas rambutnya frustasi. Apa yang akan dia lakukan sekarang. Sampai kapan ia bisa menyembunyikannya.
To be continued....
Hai guys..
Semoga kalian suka fanfic ini.
Gimana jadi agak cringe ya.
Aku sebenarnya mo bikin FL nya jadi reader tapi malah g pas di imajinasiku jadi aku bikin OC sendiri. Aku sampe browsing buat nyari nama yang hampir sama arti kek TaekJoon. Ketemu deh Yeon kutambahin aja Joon. Ngasal wkwkw
Aq pake art ini buat ngebayangin Yeon Joo, Yups dia FL di Manhwa Between Season. Manhwa 🐜🐜 yang bikin keringat dingin. Aku awalnya pengen make Lee Dakyung dari Undercover Highschool karena dapet banget badassnya. Tapi mukanya terlalu muda banget secara Zegna lebih muda jadi kek g cocok aja seh.Anyway siapapun imajinasi kalian semoga kalian mau baca ya..
See yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Koschei Kiss
FanfictionCodename Anastasia Fanfic Zegna x OC girl Codename Anastasia belong to Boy Season