Pagi yang cerah, karena hari ini adalah hari minggu, Shilla memutuskan untuk jalan-jalan menuju taman kota. Sebenarnya ia ingin mengajak saudarinya, namun Shella susah dibangunin kalau hari libur begini. Jadi, daripada stres bangunin itu orang, mending ia tinggal.
Saat Shilla pergi keluar, shella kemudian tiba-tiba bangun, rupanya ia sedang pura-pura tidur, setelah merasa aman, ia kemudian membuka penyimpanan rahasianya dan mengambil sebuah benda rahasia.
Suasana pada taman kota sangat ramai. Banyak orang-orang yang berlalu-lalang di sana. Mulai dari bocah TK hingga lansia, semua sedang menikmati minggu pagi di sana.
Di sana Shilla bertemu dengan orang yang tidak asing dengannya yaitu Ray, yang sedang duduk di bangku taman, sedang menikmati angin sepoi-sepoi ditemani alunan musik.
"Hai Ray, lagi ngapain?"
"Eh, Shilla. Lagi dengerin lagu."
"Oh, lagi dengerin lagu apa?"
"Aku lupa judulnya tapi liriknya, you're my spesial. Tenenet tenenet. Begitulah"
Meski Shilla tau lagu apa yang Ray maksud, tetap aja pipi Shilla memerah dan hatinya berdebar.
Ray, yang menyadari hal itu, mengalami hal yang sama dengan Shilla, kemudian ia segera mengalihkan topik pembicaraan.
"Omong-omong apa yang Kamu lakukan di sini Shil?"
"Aku hanya berjalan-jalan saja, menikmati pemandangan."
"Oh begitu, hmm. Mumpung aku nggak ada kerjaan, gimana kalau kita jalan-jalan bareng?"
"Boleh."
Mereka kemudian berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama, pergi ke cat cafe, perpustakaan, dan berbagai tempat lainnya. Hingga tak terasa waktu sore tiba. Mereka pun kembali pulang ke rumah mereka.
Selangkah di rumah masing-masing, mereka kemudian baru menyadari sesuatu.
"LAH, BUKANNYA TADI ITU KENCAN?!!"
***
Shella sedang asik membaca buku, rupanya benda misterius itu adalah buku. Dia membaca dengan serius, sambil pipi sedikit memerah, hingga kemudian...
Krieeek...
Seseorang muncul dari balik pintu.
"Eh, Shella sudah bangun."
Shella yang menyadari keberadaannya kakaknya dengan cepat menyembunyikan buku yang ia bawa.
"Apa yang kamu baca tadi?"
"Eh, anu bukan apa-apa."
Jantung Shella berdetak sangat kencang, takut ia ketahuan.
"Mencurigakan. Coba sini aku lihat."
"Nggak usah, beneran bukan apa-apa."
Dengan secepat kilat Shilla menyambar buku yang disembunyikan Shella di punggungnya. Shella kemudian berusaha mengambilnya lagi, namun kepalanya ditahan oleh Shilla.
"Buku apa sih ini? Eh! Manga BL? Hayo, aku bilang mama papa loh."
"Eh, jangan plis, nee-sama jangan kasih tau papa mama."
"Kasih tau nggak ya?."
"Plis, janga-"
Tiba-tiba Shella teringat sesuatu, senyum licik terpasang di wajahnya.
"Kalau nee-chan bilang, nanti aku bilang Ray kalau nee-chan suka dia."
"A, apa maksudnya ya? Aku tidak mengerti."
Ekspresi Shilla seketika berubah menjadi panik, dan mata melihat ke atas, sambil bergerak maju-mundur secara perlahan.
"Jangan kira aku nggak tau, nee-chan sudah lama suka kan sama Ray."
"Gimana ya."
"Tenang aja, aku akan bantuin nee-chan mendapatkan hati Ray. Aku punya informan yang tahu segalanya tentang Ray."
"Yaudah, kalau gitu, tolong rahasiakan, aku nggak bilang papa mama deh."
"Nah, gitu dong, kan enak."
Dan begitulah, rencana Shella untuk menyatukan Shilla dan Ray dimulai.Walaupun pun, rencana tersebut tidak perlu, karena Shilla sudah mendapatkan hati Ray dari lama.
Sementara itu di tempat Ray.
"Achoo... Aku kena pikek kayaknya.
Author note:
YEAAAHH, AKHIRNYA BESOK LIBURAN JUGA... Mungkin aja aku bisa fokus nulis novel ini, mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin's Tales
ДуховныеAsep dan Udin, dua sahabat karib sejak kecil, mengalami sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa mereka. Ketika mereka akhirnya membuka matanya, mereka mendapati diri mereka di rumah tak dikenal. Hingga akhirnya mereka sadar, bahwa mereka telah berein...