Bab 5: HBD

161 9 6
                                    

Sudah lima hari sejak kejadian penculikan tersebut.

Kali ini mereka sedang tertidur nyenyak karena hari sudah malam. Posisi tidur mereka yaitu, Ray ditengah dan dijadikan guling oleh si kembar dari sisi kanan dan kiri.

Ya, Ray menginap di rumah si kembar karena bundanya sedang kerja lembur.

Malam itu sangat sunyi, tidak ada hal spesial yang terjadi. Hingga Shilla l tiba-tiba terbangun karena tidak merasakan kehadiran Ray. Dan benar saja Ray tidak ada di sana.

"Shel, bangun, ayo bangun."

"Hoaam, ada apa sih ribut-ribut, sekarang sudah malam. Ayo tidur."

"Ray menghilang, nggak ada disini."

"Ah, paling juga lagi pipis di kamar mandi."

"Ayo cek, kalau beneran hilang gimana?"

"Yaudah cek aja sendiri aku mau tidur."

"Temenin."

"Nggak ah, emang kenapa kalau sendiri."

"Takut."

"Hah? Ngapain takut, kamu ke kamar mandi, bukan kuburan."

"Aku kan masih kecil. Masih umur 6 tahun"

"Tapi kan mentalmu udah anak SMA."

"Udahlah, ayo temenin."

"Iya, iya, bawel amat."

Mereka kemudian berjalan keluar kamar, kemudian menuruni anak tangga dan sampai ke ruang keluarga. Tak lama setelah mereka tiba di ruang keluarga, tiba-tiba lampunya menyala.

"HAPPY BIRTHDAY, SHILLA AND SHELLA YANG KE TUJUH."

Kemudian, munculah Evelyn, Kevin dan Ray sambil membawa kue bertuliskan Happy Birthday Shilla and Shella dan tertancap lilin angka tujuh."

Shilla dan Shella terkejut, mereka tidak menyangka akan mendapatkan kejutan, karena mereka lupa kalau hari ini mereka ulang tahun.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you."

"Selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan, selamat sejahtera, sehat sentosa, selamat panjang umur dan bahagia."

Kemudian kue diletakkan di meja dan lilin mulai dinyalakan.

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga."

Huuufft...

"Yeeeeyy."

Si kembar kemudian di beri pisau kue oleh Kevin.

"Potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga."

Setelah selesai potong kue dan makan-makan kue tentunya, tibalah saat yang ditunggu-tunggu pemberian hadiah.

"Ini hadiah untuk para putri kecil ayah."

"Ini hadiah dari mama untuk kalian."

"I, ini untuk kalian."

"Terimakasih papa, mama, Ray. Kami senang menerima hadiah dari kalian."

"Eits, tunggu dulu. Hadiahnya masih ada lagi." Ucap Evelyn kepada si kembar.

"Ada lagi?"

"Iya ini dari bundanya Ray dan ini dari om kalian."

"Om? Tante?."

Shilla dan Shell saling pandang.

"Shel, kamu inget nggak kita punya om?"

"Nggak inget, dia tidak pernah disebutkan, bahkan mungkin belum pernah ketemu."

"Ah, kalian tidak ingat? Ya wajar sih soalnya kalian bertemu denganya saat usian kalian masih satu bulan. Namanya om Saifal"

"Pantesan Shil, kita kan baru nge-spawn umur tiga bulan."

"Masuk akal."

"Jadi om Saifal orangnya kayak gimana ma?"

"Dia itu orangnya jenius, suka membuat alat-alat aneh dan ajaib, ingat jam yang mama kasih 5 hari yang lalu? Itu om Saifal yang buat."

"Benarkah? Keren."

Mata Shilla berbinar-binar, karena dia memang tertarik dengan sains dan teknologi, bahkan di kehidupan sebelumnya.

Sekarang, mereka sedang membuka-buka kado yang mereka terima, pertama mereka mendapatkan dua pasang sweeter dan syal dari Kevin, Boneka beruang coklat, panda, dan beruang kutub dari Evelyn, Kacamata keren dari Ray, sepasang boneka berbie dan ken dari Susi dan Sebuah teleskop dan mikroskop dari Saifal, hadiah yang cukup aneh untuk anak perempuan. Tapi Shilla dan Shella menyukai hadiah tersebut.

Dan mereka menjalani kembali aktivitas seperti biasa hingga akhirnya mereka masuk SD.

6 tahun kemudian...

"Dah siap Shel?"

"Siap Shil."

"Oke, Satu, dua, TIGA!!!"

Twin's TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang