Tiga rumah 04

23 17 40
                                    

Jangan mencoba untuk mengerti. Manusia memang tidak di takdirkan untuk hidup saling memahami.❞ ~Elnara Fidelia

12:03
-Sebuah usaha-

Drapetomania akan menggunakan alur maju mundur. Karena ini adalah dominan cerita tentang persahabatan, jadi bisa saja menceritakan masa SMP maupun SMA.

Baca dengan teliti dan happy reading Wanbuuu🤗

🏠 🏠 🏠

Seisi rumah bau roti manis yang menggugah selera. Sebab, di dapur, Nayara tengah menyiapkan resep kue baru di bantu dengan kedua temannya, tentu saja itu harus dalam pengawasan ketat Nayara. Terlebih Elnara yang bisa dengan mudah menghancurkan apa saja dengan tenaganya yang ekstra dan jangan lupakan Jenna yang sangat suka ber-eksperimen, berniat memasukan bahan-bahan yang Nayara larang.

"Kalau adonannya gue kasih saus pedas, rasanya bakalan kaya gimana ya, Nay?" tanya Jenna yang duduk lesehan sembari mengaduk tepung yang entah ada apa saja di dalamnya.

"Jangan lo berani-beraninya masukin itu, ke dalam adonan gue!" sewot Nayara yang masi fokus mengira-ngira apakah kue buatannya, akan cukup untuk di bagi-bagikan.

Brakk

"Apa lagi yang lo ancurin Elnara?!" tanya Nayara frustasi. Ia melihat temanya yang paling tinggi itu tengah tersenyum dengan wadah berbahan plastik yang hancur di belakang tubuhnya.

Elnara menatap Nayara sembari terkekeh kecil. "Ngga sengaja kedudukan," ujarnya meringis kecil.

"Jiwa-jiwa yang kuat adalah Nayara Khalisa," ucap Jenna sembari bernyanyi kecil.  

Nayara menghela nafas panjang. Emosinya sangat mudah tersulut jika menyangkut tingkah mereka berdua.

"Yang benar Jenna. Nanti kalau mengaduknya ngga rata, bisa-bisa ngga mengembang sempurna," tutur Nayara melihat Jenna mengaduk adonan tanpa tenaga.

Jenna mengeluh cape. Ia menoleh pada Elnara yang tengah membantu mencetak kue-kue yang baru matang dari oven.

"Tukeran dong El," pinta Jenna yang sudah berada di samping Elnara yang bersiap kembali membuka oven.

"Tangan lo pendek, ngga bakalan muat masuk ke dalam," ujar Elnara dengan pelipis yang berkeringat sebab panas dari alat pemanggang itu.

Wajah julid Jenna perlihatkan pada temannya, saat ia hendak kembali ke tempatnya semula. Terdengar pintu yang di ketuk. Ketiga perempuan itu saling pandang, jam menunjukkan pukul tujuh malam. Ini malam Minggu, tapi mereka tidak membuat janji dengan siapapun.

Jenna yang memang mencari alasan untuk bebas dari dapur gegas berlari ke pintu utama.

"Bang Fadil? Ngapain bang?" tanya Jenna tanpa basa-basi, saat membuka pintu dan mendapati anak satu-satunya ibu RT yang sudah berada di depan pintu.

"Lusa malam siapa yang free?" tanya langsung laki-laki berumur dua puluh lima tahun, yang sekarang tengah bersiap-siap untuk wisuda.

"Serem bener bang tiba-tiba. Mau ngapain emang?" tanya Jenna yang berdiri tepat di ambang pintu. Sengaja menghalangi, takut anak ibu RT itu masuk ke dalam rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DrapetomaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang