2. Big Brother

447 35 2
                                    

Dulu.

Dia akan berlari sebelum orang lain berlari.

Lalu kemudian dia akan mengambil kotak-kotak itu dan membawanya.

Wang Yibo.

Dia adalah teman masa kecilku.

Dia juga teman terdekatku.

Dulu ....

Beberapa tahun yang lalu, aku bermain bersama adikku di taman dekat rumah. Aku tidak tau bagaimana itu bisa terjadi, tapi saat dia datang hari itu aku merasa bahwa semuanya mulai berubah.

"Zhanzhan, kamu harus menjaga Lusi dengan benar, oke?"

Itu adalah suara ibuku, dia mengingatkanku tentang bagaimana aku harus menjaga adikku.

"Kamu sangat bertanggungjawab, anak yang baik."

Ibuku memujiku tapi aku tidak merasakan perasaan senang saat mendengarnya.

"Terlihat menyenangkan, punya adik."

Suara itu datang masuk ke dalam telingaku, aku melihat ada anak laki-laki seumuranku yang mendekat, anak itu datang dengan membawa bola di tangannya. Dia sendirian dan datang mendekat, senyumannya yang tak pernah hilang masih kuingat sampai saat ini.

"Aku juga ingin menjadi kakak."

Aku mendengar dia mengatakan banyak hal, saat ini dia mendekat ke arahku berdiri di sampingku lalu menatapku dengan pandangan penuh kekaguman.

"Memujimu dan yang lainnya."

Lagi, dia berbicara sambil terus tersenyum.

Aku tidak mengerti, siapa dia atau bagaimana dia bisa berbicara santai seperti ini padaku.

"Aku tidak benar-benar bertingkah seperti seorang kakak laki-laki menurutku," ucapku, aku melihat dia berpikir entah apa, wajahnya terlihat lucu saat sedang berpikir.

Aku melihatnya dengan diam menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.

"Oke."

Aku melihat dia tersenyum lebar sembari telunjuknya menunjuk ke arahku.

"Mulai saat ini aku akan menjadi kakakmu, Zhan."

Dia tersenyum, aku menatapnya dengan pandangan penuh pertanyaan. Apa yang dia pikirkan sebenarnya?

"Karena aku lebih tinggi darimu."

Dia masih tersenyum saat mengatakan itu, aku tidak mengerti sama sekali alasannya.

"Kamu bisa mengandalkanku, bersikaplah manja denganku adik kecilku."

Dia percaya diri sekali saat mengatakan itu, aku benar-benar tidak mengerti darimana asal kepercayaan dirinya ini.

"Apa yang kamu katakan?" Aku hanya bisa mengatakan itu pada akhirnya, dia sama sekali tidak menanggapi ucapanku. Dia masih sama, tersenyum dan bersikap percaya diri atas apa yang dia ucapkan beberapa waktu yang lalu.

Ketika aku masih kecil orang tuaku sering pergi karena pekerjaan mereka, aku selalu sibuk mengurus adik Perempuanku.

Tidak ada yang pernah memintaku untuk bersikap manja, tidak pernah dan sekarang dia memintaku untuk melakukan itu padanya.

Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu.

"Itu tidak adil, aku juga mau jadi adik laki-laki."

Itu adikku, dia mengatakannya dengan penuh semangat.

"Kamu perempuan, jadi kamu adalah adik perempuan," ucapnya dengan nada yang sama dengan apa yang diucapkan adikku.

"Aku tidak mau, aku ingin hal yang sama seperti Zhanzhan."

Aku melihat adikku berteriak sementara dia memelukku, tangannya ada di pundakku dan dia mulai mengejek Lusi, adikku.

Aku hanya bisa tertawa melihat apa yang mereka lakukan.

"Kamu mentertawakanku."

"Itu sakit."

Dia memelukku lebih erat dari sebelumnya, dua tangannya menjepit erat tubuh kecilku padanya. Aku tertawa karena melihat dia merajuk hari itu.

Dia adalah laki-laki seusiaku yang tinggal di rumah sebelahku, aku sebenarnya pemalu dan tertutup, tapi dengan kepribadiannya yang ceria tanpa ku sadari kami menjadi dekat satu sama lain setelahnya.

Sesuai keinginannya, aku dan Yibo, kami mulai bertindak seperti saudara.

"Apa ini?"

Aku melihatnya mendekatiku saat diriku duduk di dalam salah satu permainan di taman itu, dia mendekat lalu mempertanyakan banyak hal.

"Bukan apa-apa."

Aku hanya tidak ingin diganggu saat itu.

Kami secara alami mulai bermain saat itu, dia bersikeras mendekat dan aku pun mulai menerimanya melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Aku melihatnya tersenyum, mungkin dia menyadari apa yang aku pikirkan.

"Besok ada ujian kebugaran di kelas, kau tidak ingin melakukannya bukan?"

Dia tersenyum saat mengatakan itu, seringaian kecil itu membuatku menatap matanya lalu kemudian menunduk. Apa yang dia katakan adalah kebenaran dan aku tidak bisa menolaknya.

Dia menyentuh kepalaku, mengelus rambutku dan tanpa sadar aku menyandarkan kepalaku padanya. Aku secara alami bertindak sebagai adik laki-laki yang manja pada saudaranya, dia tersenyum saat aku melakukan itu.

"Aku tidak ingin jatuh dari atas besi, jika aku jatuh ke tanah itu rasanya akan terlalu menyakitkan."

Aku melihat ke arahnya, dia masih mengelus rambutku saat ini.

"Kamu tidak akan jatuh, oke? Aku akan berlatih denganmu."

Dia tersenyum saat mengatakan itu, aku menjadi terlalu nyaman diperlakukan seperti ini olehnya.

Aku benar-benar dimanjakan oleh Yibo.

Aku pikir itu berlaku untuk kami berdua, kami merasa senang dan kami menyukai hubungan ini karena lebih dari pertemanan.

Kami sangat dekat, kami terlihat seperti keluarga, tapi sebelum aku menyadari itu.

Itu hanya aku ... .

"Seorang pacar?"

Bertahun-tahun kemudian kami masih dekat, dia masih bersikap seperti kakak laki-laki padaku. Hari ini aku datang ke kamarnya dan kami bermain game bersama.

Ini pertama kalinya aku mendengar dia mengatakan tentang perempuan atau pacar atau apapun itu.

"Ya, XiaoMei dari kelasku, dia mengatakan perasaannya padaku. Aku memutuskan untuk menerimanya."

Kenapa?

Kenapa dia mengatakannya begitu santai di depanku, dia mengatakannya saat dia masih asik bermain game di ponselnya itu. Dia bahkan tidak menatap wajahku saat mengatakan itu.

Aku tidak mengerti, yang aku lakukan setelahnya adalah aku pergi dari rumahnya.

Tbc

Take Off Your Pants, Babe. (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang