O.9 : The Motels [!!]

254 23 27
                                    

Semuanya, perkenalkan aku Jung Yujun. Pemuda 18 tahun yang sangat amat menyukai game dan tak takut pada apapun. Apa kalian percaya? Tentu saja tidak:)

Apa yang kalian pikirkan mengenai pertemuan para gamer se dunia? Pasti banyak hal hal yang menarik yang bisa dilihat. Aku sendiri, sudah merasakannya sejak pertemuan kemarin hari, semuanya menyenangkan. Aku bertemu dengan banyak teman baru yang sama sama suka bermain game dari berbagai negara.

Namun keseruan itu, hanya dilakukan satu hari saja. Tepatnya, saat ini aku tengah dalam perjalanan pulang menuju ke rumahku yang berada jauh di kota seberang. Perlahan, aku merutuki nasib tentang apa yang ku alami saat ini. Sial sekali. Sudah malam seperti ini, aku malah terjebak macet.

Ayah sedari tadi menghubungi diriku, menanyakan dimana diriku berada saat ini. Sudah lelah pula aku membalas bahwa aku tengah dalam perjalanan, namun beliau tetap tidak percaya. Oh, siapa yang tidak kesal? Aku sudah 18 tahun! Sudah tidak perlu dicari seperti anak anak pada umumnya.

Disinilah, aku mulai menghembuskan nafasku kasar sembari mengacak rambutku frustasi. Sebuah siaran radio dari mobil tua milik ayahku mengatakan, bahwa 20 kilometer ke depan, macet akan semakin parah. Aku memukul stir kemudi, melirik ke arah ponsel. Sekarang, ibu ikut-ikutan mengirimi pesan beruntun padaku. Oh ibu ayah.. aku juga tidak ingin berlama-lama disini.

Sudah hampir setengah jam, akhirnya mobilku maju walau hanya sedikit. Aku melihat beberapa mobil yang mengambil jalur di jalan sebelah kananku. Aku rasa, jalan itu adalah jalan pintas. Aku memutuskan untuk membelokkan stir kemudi ku ke arah jalan itu, mengikuti jalan salah satu mobil yang berada di sana.

Oh, jalanan ini..

Kanan kiri, sejauh aku memandang aku hanya melihat pepohonan Pinus yang tak ada habisnya. Entah bagaimana aku akan bisa melalui jalanan ini nantinya, aku terus berdoa pada Tuhan agar diberikan keselamatan sampai tujuan.

Ada sedikit cek cok antara aku dan ayah dua hari yang lalu, tepatnya saat aku memutuskan ingin membawa mobilnya pergi ke acara itu, mengemudi sendiri selama 5 jam perjalanan. Ayah awalnya tidak memberikannya karena alasan aku masih 18 tahun, malah dia menawarkan untuk mengantarkan ku kesana. Aku tidak mau, dan hei! Aku sudah dewasa kan? Setelah kami berdebat panjang, akhirnya ayah memberikan mobil tua nya untuk ku bawa menuju kota itu. Tak ku pungkiri, aku sangat senang.

Kembali pada kenyataan, aku menemukan kini mobil tua ini sudah kehabisan bahan bakar. Untungnya, masih bisa berjalan sampai aku menemukan sebuah pom bensin tua dan juga minimarket. Aku memarkirkan mobilku tepat didepan tangki pengisi bensin, kemudian pergi menuju minimarket itu. Dari awal masuk, aku sudah disambut oleh penjaga kasir yang aneh.

Aku mengabaikannya, memilih untuk mengambil beberapa kopi kaleng dan juga jajanan sambil memperhatikan tanggal expired nya. Aku berjalan menuju kasir setelah selesai dengan barang belanjaanku, pria itu menghitung seluruh barang belanjaanku. Ia juga memberikan koin yang akan dipakai untuk aku mengisi bensin nanti.

"$15 dollar young man.." pria itu memberikan belanjaanku yang sudah terbungkus rapi dalam tas kertas.

"Can I pay via credit card? I don't have much cash.." ucapku jujur, karena memang aku tak memiliki uang cash yang banyak saat ini. Pria itu kemudian mengangguk, aku memberikan kartu kredit ku padanya untuk melakukan pembayaran.

"are you going to drive there alone?" Ucapnya tiba tiba, aku mengangguk meyakinkan. Pria itu menatap gusar, kemudian menggeleng. "Be careful when you crossing the white bridge.."

Aku mengerutkan alisku dalam, "what do you mean?"

"Just sayin' , something might hinder your journey later, young man. If there is a woman standing on the edge of the bridge, just ignore it. And if someone asks for a ride, leave immediately.." Cerita pria itu, aku mengangguk acuh tak acuh.

a series ; THE TRICKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang