Angin dingin malam berhembus melalui jendela yang terbuka. Matanya memejam, diiringi helaan nafas yang terhembus. Ditatapnya inkubator raksasa di hadapannya. Pikiran jauh melayang entah kemana, padahal raganya ada disana. Sudah dari subuh hingga langit kembali menggelap dirinya berada diruangan tersebut. Melakukan penelitian sendiri, layaknya robot yang tak punya rasa lelah.
"God.. we trying best.."
Keluhnya, mengusap wajahnya kasar menggunakan kedua telapak tangannya. Hari hari di Aurora, selalu berjalan seperti ini. Tak ada hal baik sama sekali, meskipun berulangkali mencoba melakukan penelitian. Nihil, malah tak membuahkan hasil. Ada keinginan untuk berhenti. Namun, semuanya terlalu berharga untuknya.
"Tuhan? Kamu kenal Tuhan sekarang?"
Matanya melirik tajam pada sahutan dari seseorang yang berada di ujung sana, menatapi inkubator raksasa berisi manusia yang di tempeli oleh beberapa alat medis disana.
"Scientist juga punya Tuhan.."
"Gimana penelitiannya? Jangan sampai, salah satu dari mereka buat kerusuhan, Kim.."
Pria yang dipanggil Kim itu, melirik tajam pada profesor tadi yang mendekat kepadanya. Keduanya menatap inkubator itu, memikirkan banyak hal yang mungkin bisa saja terjadi di kota mereka saat ini. Profesor Kim tadi, menunduk sembari menggelengkan kepala.
"Tanpa anda katakan pun, saya yakin mereka akan mencari makhluk ini.. bagaimanapun juga, mereka tak akan bisa hidup tanpa orang yang terkuat kuasanya diantara mereka."
Si Kim tadi, menyentuh kaca inkubator. Sosok yang berada didalamnya, ia tatap dengan pandangan khawatir. Profesor yang lebih tua darinya, menepuk punggungnya dua kali, tersenyum kepada Kim tersebut.
"Sulit melakukan penelitian tanpa persetujuan Aurora, Kim. makhluk lain selain dari yang ada di Inkubator ini akan datang untuk membalaskan dendam mereka karena kita menculik penguasanya. Maka dari itu, tetap jaga rahasia ini dengan ketat. Jangan sampai seorang pun tahu tentang hal ini.."
"Tiga dokter saya, bagaimana? Hanya mereka yang bisa saya andalkan.."
"Sementara dokter Lee dan dokter Kim sedang menjalankan penelitian, minta bantuan pada dokter Jung. Saya yakin, tiga dokter muda itu bisa membantu mu--"
Piiippp!! Piiiippp!!
Keduanya menatap pada monitor yang menampilkan panggilan masuk dari seseorang. Kedua profesor itu mendekat, si Kim mencoba menghubungkan kembali kepada panggilan dari kepala stasiun.
"Incoming alert from Actual Station id. Apa sesuatu terjadi, Wooyoung-ssi?"
"Profesor, prajurit Arriba membawa sebuah jenazah dengan tanda-tanda aneh di tubuhnya. Profesor Choi memanggil anda segera untuk melakukan penelitian."
"Copy that, Actual. 10 menit, saya segera tiba."
"Roger that, over and out."
Panggilan terputus diiringi Wooyoung yang mengirim beberapa foto dari jenazah tersebut. Profesor Kim melihat foto foto yang dikirimkan oleh kepala stasiun Aurora, kemudian mengerutkan alisnya. Keduanya bertatapan sejenak, kemudian menatap manusia yang ada didalam Inkubator tersebut.
"Kita tidak bisa menjaga rahasia jika keadaannya seperti ini, profesor--"
"Bersikap natural, Kim. Jangan sampai berakibat kekacauan pada kota ini. Pergi lakukan penelitian tersebut, dan jangan katakan apapun kepada mereka mengenai apapun yang akan ditemukan nanti."
"Baik, profesor."
Kini tinggal dirinya sendiri, mengambil peralatan penelitiannya. Sejenak kembali menatap tabung inkubator tersebut, kemudian keluar dari ruangan itu dan tak lupa untuk menguncinya kembali. Ia harap, sesuatu yang buruk tidak terjadi setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
a series ; THE TRICKY
Short Storyxikers oneshoot/twoshoot [ !! vote please !! ] !! some contents in xikers bxb ship !! ©HIP-WOO heavensent.