Hanya Pion kecil

12 6 0
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melepas adalah hal yang paling penting untuk keselarasan di dalam diri
Memperbaiki diri terlebih dahulu jauh lebih baik sebelum membenahi apa yang ada di luar diri

Sekarang saya bermimpi dalam tidur untuk berkesadaran
Esok saya bangun dalam damai meninggalkan sejuta kebahagiaan
Persahabatan jauh lebih baik daripada pertikaian

#

Cerita

****

Untuk yang terakhir kalinya aku
melihat matanya yang sudah tak mampu lagi melawan malam itu, dan tubuhnya yang tak mampu lagi untuk menolak sebenarnya dia ingin menghempaskan laki-laki tersebut, dan kemudian mencengkramnya lalu ingin bertanya, "opo maksute?"

Tapi, apalah daya wanita dengan tangan kecilnya yang tak mampu meraih imaginasi untuk bisa melawan.

Kini semua hanya tinggal lah kenangan semudah itu ia ditinggalkan.

Keesokan harinya aku terus berpikir keras hingga, dua hari telah berlalu dari kejadian malam kelam yang tak jelas siapakah lelaki itu? Aku pun segera mengkonfirmasikan apa yang telah terjadi kepada lelaki yang menyerupai dirinya di kehidupan nyata.

Namun, naasnya semua tak sesuai dengan ekspektasi ku. Sebenarnya aku tak mengharapkan dibalas perasaan ku tapi, aku berharap laki-laki itu bisa memberikan penjelasan dengan bukti konkrit, dan meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki yang berhak di percayai setiap ucapanya, dan selama ini kepercayaan itu benar; wajib diberikan kepadanya yang seorang ahli spiritual.

Namun sayangnya, hal itu tidak benar-benar terjadi dan nyatanya mulut yang terlontar darinya menyayat hati ku. Setelah kejadian itu aku selalu merasa hina dan kotor karena itu aku jadi berpikir bahwa...."opo karna aku sang pendosa, itulah sebabpe kabeh seng mengaku dirinya bangsa jin juga melu-melu menodaiku, menyentuh tubuhku terus... Pie karo wadon-wadon neng njobo kono seng lueh elek, sedangkan diriku gak pernah melakukan apa-apa yang seperti mereka lakukan."

Wanita menganggap apa yang diucapkan laki-laki itu di dunia nyata sebagai hal yang menyakitinya namun, walaupun merasa tersakiti, aku tetap mempercayainya sehingga, aku berpikir bahwa itu semua adalah perlakuan dari hal lain yaitu sosok Jin, sesuai dengan pernyataan dari sang lelaki tersebut di luar kendalinya. Ditambah lagi di usiaku yang ke 25 tahun ini aku belum menikah dan sudah 3 tahun sendiri bahkan tak suka jika aku harus di dekati oleh lawan jenis.

"Di mana keadilan Tuhan yang katanya nyata itu," ungkapnya.

'Semakin wanita itu meminta keadilan pada Tuhan, semakin Tuhan memberinya hal yang makin membuatnya jauh dari keadilan itu sendiri.

Setelah kejadian di malam itu terbukalah sebuah pintu gerbang yang mana dia sewaktu-waktu dapat langsung memasuki pintu tersebut, tanpa dia bisa mengontrolnya dan itu sangat membuatnya selalu dipenuhi oleh rasa ketakutan. Namun, pada saat bibir mungilnya meminta pertolongan sayangnya, tak ada satupun makhluk yang mampu menolongnya bahkan suaranya pun tak didengar oleh mereka namun, di setiap kesalahannya selalu diacungkan dan ditunjuk oleh jari jemari mereka semuanya.

Setelah pertemuan yang begitu menggelikan malam itu walaupun tak terjadi apapun hanya sentuhan bibir tapi itu membuatnya merasa geli, jijik, dan kotor. Namun, diri yang terjerat oleh sebuah ikatan karena kejadian itu yang mana tiap harinya setiap mendekati magrib tanpa sadar matanya teramat berat sekali. Tiba-tiba kantuk yang tak bisa terkontrol menghampirinya, dan di saat kantuk itu tiba, sebelum dia tertidur secara keseluruhan hanya tidur ayam, dia pun kembali mendatangi tempat teraneh itu. Sayangnya tempat teraneh yang selama ini, adalah rumahnya sendiri.'

''Hiii..."

'Suara ketakutan dari sang wanita itu karena, kali ini dia bisa melihat sejatinya laki-laki yang selama ini dia lihat.

"Makhluk opo iku," tanyanya sembari melihat bahwa makhluk merah itu kerdil.

Dia tak bisa mengontrol dirinya seolah-olah makhluk merah itulah yang mengontrol dirinya, seolah-olah wanita tersebut sudah melakukan sebuah perjanjian dengannya sehingga, setiap sebelum malam menjemput, wanita itu selalu ditagih sesuatu olehnya.

"Aku yakin aku gak ngerti opo-opo, gak pernah ngelakoni opo-opo. Ngopo nasibku koyok ngene?"

Kedatangan makhluk merah itu dibarengi dengan bau wewangian yang aneh bukan seperti bau bunga namun, seperti parfum bukan seperti parfum alkohol ataupun non-alkohol yang biasanya dia pakai tapi parfum kali ini seperti parfum yang mereka pakai saat menggunakan sebuah mayat mungkin di suatu tempat dan lebih mengarah kepada bau vanila.

Matanya terus terbelalak setiap sore berusaha untuk mengontrol namun tak benar-benar bisa. Dia terkantuk-kantuk sampai terbawa terus di dimensi itu.'

"Nyai..."

Suara laki-laki yang terdengar begitu tampan di telinganya namun wanita itu tidak tahu maksudnya kenapa laki-laki itu memanggilnya dengan sebutan Nyai.

"Koe gak iso ngelawan."

'Sakitnya lagi karena wanita itu ingin melawannya dia sudah capek ! dia ingin berkata tapi mulutnya terkunci. Dia hanya ingin mengkonfirmasi salahnya apa ? Apakah kita pernah bertemu ? apakah kita pernah menjalin hubungan, perjanjian ataukah aku dan kamu pernah membuat sesuatu yang berlebih, atau aku pernah menyalahi tempatmu ? Pikir wanita itu.'

"Ngopo koe selalu mendatangiku nek koe tresno marang aku, sepurane kita berbeda dunia."

Bahayanya lagi kali ini saat tengah malam menjemput pun, dia pun juga datang untuk meminta menyelesaikan gairah nafsunya.

Wanita itu tak serta-merta memberinya, tapi apalah dayanya. Dia terjerat; wanita itu bingung,...." kenopo musti aku? Kok iso aku terjerat di tempat iki bersama makhluk iku!"

|END|| Kisah Dan Puisi ✓ ✍️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang