Keadilan untuk C-ynthia

15 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JUSTICE

Di dunia yang penuh dengan ketidakadilan,
Terselip harapan di balik tirai kegelapan.
Di dalam jiwa yang merindukan keadilan,
Bersemayam tekad untuk melawan ketidakadilan.

Justice, oh keadilan yang elok,
Engkau adalah harapan bagi yang terzalimi.
Engkau membawa keseimbangan di dunia ini,
Menghapus air mata dan memulihkan hati yang remuk.

Di setiap sudut, engkau berdiri tegak,
Melawan ketidakadilan dengan nyala yang tak padam.
Menggenggam pedang kebenaran di tanganmu,
Membela yang lemah, menghukum yang zalim.

Justice, oh keadilan yang tegar,
Engkau adalah pilar moral yang kokoh.
Dalam keputusanmu, keadilan terwujud,
Mengikis ketidakadilan, mengembalikan kebenaran.

Namun, kadang kala engkau tertutup kabut,
Ketidakadilan masih menyelinap di balik bayangan.
Namun, kita takkan berhenti berjuang,
Untuk mewujudkan dunia yang adil dan merata.

Justice, oh keadilan yang abadi,
Teruslah bersinar dalam kegelapan ini.
Dalam perjalanan kita mencari keadilan,
Kita bersama, berjuang untuk kebenaran.

#
Cerita

Aku melihat aku merasakan yang tak mereka lihat dan tak bisa mereka rasakan. Dia tak berwujud tapi sesungguhnya dialah yang ada sedang aku tidak. Dia adalah diriku dan aku bukanlah diriku jika bukan karena adanya. Aku tak akan hadir di tempat hijau ini, jika aku tak mengenalnya. "Aku tak tau siapa aku, siapa nama ku, aku di mana dan aku ini sedang apa?" tanya seorang di padang savana nan indah.

Aku melihat pawai sore itu, yang biasa di adakan saat acara besar.
"Waah... banyak yang dikepang ya," seruku dalam batin ku. Mataku tetap terpana melihat keramaian itu.
"Jikalau ku di sana, aku menemukan apa?" kataku.
"Dum...dum..drrrt."
Suara yang menggema menggetarkan jantungku dan dunia di sekelilingnya.
Kedua mata itu sejenak beristirahat tak menatap tajam ke depan, lalu tiba-tiba saja. Dia melihat seorang wanita muda memakai kebaya hitam modern lengkap dengan kepanganya. Dilihatnya wanita itu celingak-celinguk seperti tengah mencari sesuatu. Seperti sedang di guide oleh suara dan parasnya berhenti tepat di hadapanku. Pencarianya berhenti.
"Kenapa suka sama aku kah? Aku kan juga wanita," kataku aneh di dalam hati dan pikiran ku.
Tak hanya sekali sesering mungkin hal yang seperti ini selalu ku temui saat aku melanglang buana.
Aku tetap diam dan tak melihat apapun, seolah tak terjadi apa-apa.
Namun aku berusaha jujur tanpa memainkan waktu.
"Kemarin dikatakan aku dapat gelar sarjana Psikologi, tapi aku tak berkualiah bahkan tak ada gelar yang ku pegang. Eh...! giliran saat ini aku di psikolog malah mereka takut padaku karena menurut mereka aku ada di bidang hukum? Ah.... Yang benar saja. Aku masih S1 memang ada niatan menjadi sarjana hukum nanti jika sudah selesai S1-nya. Kenapa di percepat. Aku kan masih belajar." Kataku berkata kepada mereka yang tanpa sebab menjauhi ku namun ada juga orang-orang yang menguji ilmu pengetahuan ku.
Malam yang begitu sunyi ditambah dengan suara burung yang memekikkan telinga.
"Tadi aku tidur mereka mereka berisik suaranya saling saling menyahut siapa yang paling keras."
Dua tahun yang lalu pun aku telah mengalaminya pagi siang sore malam sekarang pun terulang kembali.
Pasangan itu memercikan suatu medang magnet padaku kecil terdengar di telingaku bahwa... "semakin kamu meladeni kami semakin aku ingin mengujimu agar kamu tahu apakah kamu suka, nyaman dengan hal yang kamu lakukan sekarang!"
Namun bahwasanya wanita itu Dua tahun lamanya ia telah mengalaminya sehingga, apapun yang terjadi dia tetap maju ke depan. Percuma setelah dia melanglang buana, dan pulang ke tempatnya jika dia menyerah di tengah jalan. Dia berjuang sendirian melawan badai. Rumah yang dianggapnya adalah tempat ternyaman nyatanya hanya sebatas gubuk reyot dari bambu tak seindah gedungnya.
"Mereka tak pantas melakukannya apakah mereka mengingat perlakuan mereka kemarin, aku selalu melihatnya, aku selalu mengingatnya ! Walaupun mereka pura-pura lupa.'' Monolog pada dirinya.
Rumah dan keluarga adalah harapan bagi semua orang namun tidak dengan Cynthia Dia hanya mengambil beberapa adegan saat monolog kepada dirinya atau saat berbicara pada batinnya. Dan di situlah drama di sekitarnya dimulai sesuai dengan yang mengganggunya.
"Cynthia...."
Suara berat itu memanggilnya dari belakang, namun dia tetap melakukan kegiatannya tanpa menghiraukan suara tersebut.

Pada hari itu ada seorang wanita mendatangiku dia ingin melihatku melakukan hal yang sebelumnya aku sendiri tidak tahu apa itu maksut bahkan aku sendiri tidak berpikir akan terjadi hari itu. Dia berkata padaku, "aku memang mengajaknya keluar bersama yang lain akan tetapi jumblah kami yang bersangkutan bukan hanya 3 orang saja," serunya.

Kami berteman begitu dekat bahkan saat itu kami berbicara seperti biasanya dia berkata," entah orang ketiga atau bukan tapi aku dan mereka memiliki hubungan tapi sebelum itu kami tak pernah bertemu sampai akhirnya di pertemuan itu."

"Cynthia...."

Tapi dia berani berkata bahwa, bukan dia tapi dia hanya terbawa, lalu aku bertanya," benar kamu tidak melakukanya ?" jawabanya "Iya."
"Aku bodoh aku sendiri ceroboh." ucapanya.
Lalu aku bertanya apa kebodohanmu?" dia menjawab bahwa,"aku memasuki kegelapanku aku bersaksi bahwa aku tahu itu kesalahanku tapi itu sebuah kecelakaan, dan bukan aku saja yang terkait dengan kasus itu. Dan orang lain menggunakan kesempatan ini." Balasnya.

"Saat ini aku mendekam di penjara tapi aku tak pernah berhenti berharap semoga akan ada orang yang membantuku," serunya. Siapa yang akan membantu? Sedangkan semua Orang telah "menunjukmu," Wanita itu menjawab, "aku pun tak tahu.

Aku kemudian menyadari bahwa dia (wanita itu) di Peralat oleh orang lain namun seolah dia yang melakukanya. Seperti di percakapan awal ada seseorang yang memanfaatkan hal itu dengan menggunakan kepolosan dan kecerobohanya. Wanita itu tetap memegang teguh prinsipnya bahwa dia tidak melakukanya.

Namun dia berkata suatu hari nantI akan menebas siapapun yang berani menyentuh kehidupanya dan keluarganya. Bukan aku akan tetapi sesuatu itu berkata jika kamu tidak bersalah besok di babak penentuan kamulah yang memenangkanya. Wanita itu diam karena dia tahu itu bukan kesalahanya serta dari hari buruk di hari ini menjadikanya kuat. Aku menyukain dirinya yang sendiri dan tidak berkubu aku melihat ada seseorang lain dengan empatiku mereka menyamai orang lain yang berkubu kubuan.

****

"WANITA ITU TIDAK BERSALAH !"
"Ada orang yang menggunakan wanita itu."
"Sosoknya laki-laki yang tidak jauh dari hubungan mereka."
"Tapi orang lain yang salah meramalkannya dalam prediksi tersirat (hanya ikut ikutan) di ramalan sebelum mereka."

"Huuuuh,...ahh." Aku menyeruput teh hijau ku dari teh tailand. "Oh. Aku tidak memihak, tapi kamu sendiri yang mendatangiku malam-malam bergitu larut sampai mengganggu tidurku, C-ynthia."
"Maaf..." jawabnya.

|END|| Kisah Dan Puisi ✓ ✍️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang