Cahaya yang tertutupi

26 8 0
                                    

Hanya kumpulan puisi dan kisah nyata!
Original karya;

Namaku V , berusia 25 tahun. Status ku single, dan berminat kepada dunia novel kisah nyata dalam balutan fiksi yang bisa di nikmati oleh semua kalangan.

Cerita di sini aku alami baik berupa kenyataan atau alam bawah sadar hingga aku memilih untuk berpuisi.

Karya ini original dan memiliki legalitas sertifikat digital. No plagiarisme atau auto plagiarisme

 No plagiarisme atau auto plagiarisme

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum melewati tahap Self Editing.

***

Denting waktu terus berjalan tanpa hentiBulan matahariSilih bergantiDan nikmatiLayaknya menikmatiNapasmu setiap hariSetiap hembusan yang meniti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Denting waktu terus berjalan tanpa henti
Bulan matahari
Silih berganti
Dan nikmati
Layaknya menikmati
Napasmu setiap hari
Setiap hembusan yang meniti

Di dalam kegelapan yang kelam,
Aku mencari cahaya yang tersembunyi.
Dalam setiap langkah yang ragu,
Aku menemukan kekuatan yang terpendam.

Pada saat hatiku terluka dan rapuh,
Aku merangkul luka dengan penuh keberanian.
Dalam setiap tangisan yang tercekat,
Aku menemukan kelemahan yang tersembunyi.

Pada akhirnya, aku belajar menerima,
Bahwa kekuatan dan kelemahan saling terhubung.
Dalam kelemahan, aku menemukan kekuatan,
Dan dalam kekuatan, aku menemukan kedalaman diri."

***

Jejak langkah menyusuri segala penjuru
pulau yang nian elok,
Bunga musim gugur
menyapa keringnya tanah ini
Mawar itu
durinya makin menyusut,
Ia semakin lebur bersama angin
Kemarin,
ceritakan langkah kaki wanita,
pijakan demi pijakan ia lewati,
semua tanah tandus
Dan,
Semua orang tengah memandang
kedua mata eloknya itu
Besok,
adalah hal yang sangat dinantikan
oleh semua orang
Hingga banyak pengelihatan
Dan,
Perhitungan waktu,
Mereka melihatnya berulang kali
Kapan, dan kapan
Katanya,
Suara yang terdengar bersatu,
hembusan angin
Hari ini,
hujan turun kembali
Malam pun semakin gelap
Bahkan,
rembulan itu pun tak tersenyum
menyapaku
Ia hanya melintas sejenak,
terselimuti awan malam yang terlihat gelap
Tapi,
Cahayanya tak bisa untuk
di tutupi oleh apapun.

#

Cerita

***

Seorang anak kecil berpakaian putih, tengah berjalan menyusuri jalan setapak menuju keindahan bunga-bunga sampai dia bertemu seorang petani jagung.
"Permisi, bolehkah aku bertanya jalan pulang?"
"Kamu datang dari mana dek ?"
"Aku tak tahu, tiba-tiba sampai di sini."
"Kalau begitu duduk dulu, saya ambilkan minum sembari saya perkenalkan anak laki-laki saya seumuran denganmu."
"Baik, pak petani.'' Anak itu duduk dengan polosnya dan begitu anggun menurut perkataan dari bapak petani.
Kemudian sang anak melihat serangga kecil yaitu, ulat daun berwarna hijau.
"Ulat, "anak itu melihat saja sembari memperlihatkan ulat daun itu nempel di pohon-pohon kecil seperti pohon buah di depan pekarangan petani itu.
"Buahnya belum berbuah," tanyanya.
"Belum dek."
"Itu pohonnya dipenuhi ulat daun Pak apakah tidak mati nanti."
"Nggak papa dek itung-itung bersedekah kepada sesama makhluk karena, bapak tidak bisa memberikan apa-apa. Toh, pohon itu juga akan berbuah kalau memang sudah waktunya berbuah, lagian ulat daun tersebut juga tidak berbahaya bagi manusia.
"Dulu saya takut ulat Pak,"balasnya.
"Kenapa dek kok takut ulat," tanyanya mengarah pada si kecil.
"Iya saya takut ulat dahulu di masa sekolah saya pernah trauma gegara teman laki-laki saya. Saya juga tidak tahu berawal dari mana saya bisa takut ulat namun sekarang tidak."
"Kalau gitu silakan bermain dengan anak saya sebentar sembari saya cari tahu jalan pulang untukmu dan meminta bantuan di penduduk desa sekitar."
Anak itu pun menurut dan dia menjadi teman barunya dari anak sang petani.
Anak laki-laki tersebut merajuk tak mau didekati oleh si kecil putih. Dia seperti ketakutan dan sepertinya si kecil juga paham bahwa laki-laki tersebut jarang berkomunikasi atau bersosialisasi dengan sekitarnya.
"Aahh....,"seru suaranya.
Kemudian kedua kakinya dengan gaun putihnya itu mencoba untuk mendatangi teman barunya itu saat dia melihat teman barunya ketakutan didekati oleh ulat daun.
Uluran tangannya dihempaskan oleh anak laki-laki tersebut kemudian, entah bagaimana ceritanya sang wanita pun ikut takut didekati oleh ulat daun tersebut.
Padahal si kecil itu paham bahwa dia sudah tidak takut lagi.

Malam itu mataku tiba-tiba terbuka melihat ruangan sekeliling ku.
"Kamarku. Mimpi lagi."
Kemudian aku berjalan namun aku bingung kenapa pencahayaannya begitu remang.
"Rumahku yang tampak beda."
Setelah itu tempat kaca di depan dapurnya mataku melihat sekelibat cahaya-cahaya kecil.
"Apa?"
Aku melihat makhluk kecil itu seperti tersipu malu. Di balik alat-alat make up tangan ku mencoba menyentuh tubuh mungilnya.
"Waahh..."
Aku melihat diriku sendiri terpukau melihat pemandangan tepat di hadapannya sedangkan, dia tahu makhluk seperti ini belum pernah ditemuinya dan pernah dia lihat di film Tinkerbell saja.
Aku lagi-lagi bermimpi di dalam mimpi dan kini terbangun di dunia fantasi lagi.
"Apa kamu percaya tentang ruang angkasa?"
"Percaya, kan ada om, om yang pergi ke sana."
"Astronot maksut, adek."
"Iya..."
"Kamu kalo gede mau jadi apa?"
"Jadi dokter."
"Kalo gitu aku pasiennya."
"Biar apa?"
"Biar ketemu kamu terus..."
Suara kecil nan indah dari makhluk sepolos itu.
"Kamu percaya jika mereka memperhatikan kita," tanya nya.
"Siapa?"
Dia menujuk ke langit malam
"Bulan?"
"Ya... dan bintang-bintang. Satu bintang samping bulan adalah tanda kerinduan dari seseorang yang telah tiada yang turut menyaksikan kita yang nun jauh di sana."
"Waahh ... prok, prok, prok!" Tepukan tangan si adek.
"Jadi, jangan benci malam ya..."
"Baik...."
****
"Kakak perempuan itu mempersiapkan air di dalam gelas dan di letakan tepat di bawah cahanya. Kala itu tepat di bulan purnama penuh. Di tunggunya air dari dewi bulan dengan segala keajaibannya sampai pagi datang.
Iya memanjatkan do'a-do'a kepada Maharaja semesta.

Iya memanjatkan do'a-do'a kepada Maharaja semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|END|| Kisah Dan Puisi ✓ ✍️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang