CHAPTER 4

337 20 0
                                    

Annyeong yorobun

Tandai typo

Happy Reading 🌱

Pria itu adalah

Arthur Cornellius Malechy.

Degg

Sontak kedua mata Chayla membesar,badannya menegang. Falen yang merasa tubuh Chayla menegang lantas mengelus pelan tangan gadis itu.

"Ada apa? Kamu sakit?" tanya Falen.

Chayla tidak menggubris malah menolehkan kepalanya ke arah bangku Arthur. Matanya langsung menatap tepat dimanik mata hitam pemuda itu. Arthur menatap tajam Chayla dan Falen namun saat Chayla menatapnya pandangannya menjadi melembut.

"Hey Acha ada apa?" Falen menepuk pelan pundak pacarnya.

Chayla kembali fokus kepada Falen,Arthur yang melihat itu hanya mendecih.

"Aku ngga papa kok." jawab Chayla.

Falen menempelkan punggung tangannya ke kening Chayla,tidak panas. Chayla jujur padanya.

Falen menggenggam kedua tangan Chayla. "Kamu kenapa dari tadi diem aja? Ada masalah?" tanya Falen khawatir.

Chayla yang ditanya seperti itu hanya menggeleng pelan. Walau di dalam hatinya sangat cemas,akan ada hal mengerikan yang akan menghampirinya dimasa depan. Sebisa mungkin ia harus menghindari Arthur.

"Emm oh iya aku mau tanya,kita udah berapa bulan pacaran?" tanya Chayla.

"Udah delapan bulan." jawab arthur sambil memijit tangan Chayla. Entah kenapa dia suka tangan milik Chayla.

Gadis itu hanya mengangguk pelan. Berarti satu bulan lagi kedatangan antagonis. Kemudian atensinya teralihkan,memperhatikan kegiatan Falen memijit tangannya. Falen itu orang yang suka melakukan phsycal touch kepada pacarnya.

"Ngaku nggak,lo kan yang ambil earpods gue!"

Tiba-tiba kelas menjadi tambah berisik dengan suara lantang Aksa.

"Wahh main nuduh sembarangan aja Lo!" Galang yang tak terima dituduh membalas dengan ngegas.

"Emang bener kan lo yang ngambil."

"Enak aja nggak ya!"

"Lha terus tadi apa senyum senyum pas gue bilang earpods nya ilang?"

"Ya emang gue ngga boleh senyum apa?!"

"Ya itu tandanya Lo yang yang nyuri Galaakk!!"

"Gue bilang nggak ya nggak Kasaaa!!"

"Nama gue Aksa!" sungut Aksa tak terima.

"Nama gue Galang bukan Galak!" balas Galang.

"MANA EARPODS GUEEE GALAAKKK!!"

"GUEE NGGA TAU KASAAA!!"

Anak kelas tidak menghiraukan perdebatan kedua upin upin itu. Sudah biasa.

Chayla hanya tertawa melihat perdebatan dua remaja itu. Sungguh lucu seperti pertengkaran anak SD.

Achel memasuki kelas dengan membawa yupi burger ditangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menggenggam hape dengan miring. Sepertinya dia sedang menonton.

Galang dibuat salah fokus dengan telinga Achel yang ada putih-putih nya.

Lalu ia menarik kerah belakang Achel hingga pemuda itu hampir terjengkang ke belakang.

"Ihhh Galang hobi banget narik dari belakang si." Achel merengut sebal.

"Ehh bocah yupi itu ditelinga lo pake apa?" tanya Galang.

Achel meraba telinganya dan melepaskan benda itu. "Pakek ini?" dia memperlihatkan itu didepan Galang dan Aksa.

"Loh kok Lo punya earpods? Bukannya punya Lo ilang?" tanya Aksa bingung.

"Iya emang ilang terus Achel pinjem Aksa." jawab Achel polos.

Mendengar jawaban itu sontak mata Galang membesar seperti akan keluar dan menatap sengit Aksa. Dia sudah berancang-ancang memukul kepala Aksa.

"Kok ngga bilang kalo pinjem?!" tanya Aksa dengan sebal.

"Achel udah bilang ya sama Aksa 'Sa,Achel pinjam earpods nya ya.' gitu. Waktu Aksa lagi main ml." jawab Achel.

Plakk

"Tuh kaan,makanya jangan nuduh orang sembarangan." Galang memukul kepala Aksa dengan keras hingga pemuda itu meringis kesakitan.

"SAKIT BEGO!! Lo kalo mukul keras banget." ucap Aksa sambil mengelus pelan kepalanya yang sakit. 'Ini otaknya nggeser nggak ya?' ucapnya dalam hati.

"Ya makanya kalo nuduh orang itu jangan sembarangan jatuhnya malu sendiri kan." sewot Galang.

"Ngga malu tuh masih pake baju." ucap Aksa ngawur.

"Lagian nih ya muka Lo itu patut dicurigai. Apa lagi muka lo spek maling jadi ya gimana gue ngga curiga." sambung Galang.

"Wahh minta di slepet." Galang mengambil ancang-ancang untuk memiting leher Aksa. Namun cowok itu sudah lari duluan.

Galang memang gampang marah,ibaratnya kesabarannya kaya tisu dibagi dua. Jadi kalo udah marah rasanya tangan Galang gatal jika tidak memukul orang. Apalagi pukulannya tidak main-main.

🚗🚗🚗🚗

Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu. Kini Chayla menunggu jemputan Zayn didepan gerbang ditemani Falen. Chayla duduk di atas motor Falen,sedangkan cowok itu berdiri menyamping menutupi sinar matahari agar pacarnya tidak kepanasan. Sungguh pacar yang baik.

Tangan Falen bergerak merapihkan kunciran rambut Chayla yang berantakan,ia mengucir kembali rambut Chayla,tapi agak merendahkan kucirannya.

Chayla mulai sekarang membiasakan sentuhan yang diberikan Falen. Jujur saja dia nyaman dengan sentuhannya. Terkesan lembut dan hati-hati. Pantas saja antagonis tergila-gila pada Falen.

Itu juga membuat Amara terbawa perasaannya. Padahal tidak apa-apa kan jatuh hati pada Falen,toh juga dia pacar milik Chayla asli. Dan Amara sudah menyatu dengan raga Chayla. Tapi Amara tidak boleh melakukan itu,tetap saja perasaan Falen tertuju pada Chayla asli,bukan Amara.

Lamunannya buyar ketika klakson mobil berhenti didepannya. Jendela mobilnya turun memperlihatkan Zayn yang tengah tersenyum pada Chayla.

Chayla turun dari motor Falen dibantu pemuda itu. Falen mengecup pelipis Chayla dan menggumamkan kata hati-hati. Chayla membalasnya dengan melambaikan tangan ke Falen. Gadis itu memasuki mobil dan meninggalkan area sekolah.

Tanpa mereka sadari sepasang mata tajam memandang mereka dari jauh.









___________

Gimana part ini?

Jangan lupa vote and coment.

See you...

TRANSMIGRASI PROTAGONIS (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang