Bastian hanya mengulum senyum tipis melihat Alycia yang sedari tadi tak berhenti menggerutu menatap laptop. Beberapa kali gadis dihadapannya itu mengacak-acak rambutnya, kini rambut gadis itu berantakan. Beberapa anak rambutnya menutupi wajah gadis itu yang membuat Bastian sedikit gemas. Dari kejauhan Bastian memperhatikan setiap gerak gerik Alycia. Kini Bastian tengah dikantor dimana tepat disanalah Alycia bekerja. Sebenarnya cowok itu tak ada urusan apapun disini, ia hanya mengantar Ramdani.
"Selamat pagi bu!" sapa salah satu karyawan kantor.
"Pagi."
"Yaampun ibu kenapa? Ibu berantakan sekali. Ibu sakit? Saya ambilkan obat ya bu." ucap salah satu karyawan itu yang melihat Alycia dengan kondisi yang bisa dibilang tidak baik baik saja. Rambutnya berantakan, dari sorot matanya pun terlihat sangat lelah.
"Terimakasih tapi gak perlu, saya gak sakit kok. Computer saya lagi error dan kerjaan saya belum saya pindah di flashdisk jadi ada beberapa yang hilaanggg!!" ucap Alycia dengan ekspresi menyedihkan, gadis itu nampak sedikit depresi. "Saya mau buat kopi aja ah bisa gila muda kalau gini terus." timpalnya dengan sedikit putus asa.
"Semangatt ibu cia!!!" Seketika beberapa karyawan yang berada disana pun memberikan semangat kepada Alycia.
"Aaa gomawo!" Gadis itu tersenyum lebar sembari mengepalkan tangan seolah penuh semangat.
Bastian hanya mengamati dari balik tembok besar itu "lucu, ramah, dan cantik" gumamnya dalam hati. Tak bisa dipungkiri bahwa menurut Bastian hanya gadis itulah yang membuat hatinya berdebar. Meskipun ia 'penjelajah hati wanita' atau bisa dibilang 'buaya darat' namun untuk kali ini berbeda, Alycia benar - benar membuat Bastian jatuh cinta untuk kali ini.
"Permisi pak, tuan ram mencari anda." ucap supir pribadi Bastian yang berhasil memecahkan lamunannya. Cowok itu hanya mengangguk sembari pergi mencari keberadaan Ramdani.
*****
30 menit berlalu. Akhirnya Alycia dapat menyelesaikan tugasnya yang sempat hilang karena keteledorannya. Kini ia menghampiri salah satu karyawan untuk membenahi computer diruang kerjanya yang tengah error'.
Gadis itu menyandarkan tubuhnya dikursi yang tepat berada diruang kerjanya, terasa nyaman sekali, beberapa kali ia juga menghela nafas panjang. "Lapernya." Gadis itu mengusap perutnya. Tiba-tiba matanya terbelalak, ia melihat disebelah kiri meja kerjanya ada sebuah tas bekal. Segera dengan penuh semangat Alycia membuka tas bekal tersebut. "Wihh enak nih. Untung dibawain bekal sama bunda." Dengan penuh kebahagiaan gadis itu mulai menyantap makanan yang dibawakan ibunda tercinta.
Tok tok tok
"Silahkan masuk." Titah gadis itu, seketika ia merapihkan kotak bekalnya.
"Halo!!" Jane memasuki ruang itu.
"Yaampun Jane, aku kira siapa."
"Lanjut aja makannya."
"Iya deh" Alycia melanjutkan menyantap bekal makan siangnya.
Ruang kerja itu menjadi ramai karena ulah kedua sahabat itu, keduanya berbincang bincang dengan hangat. Canda dan tawa terdengar sangat renyah seolah tak ada beban dipundak mereka.
Klunting
Bunyi notifikasi dari handphone Alycia.
Gadis itu segera melihat salah satu layar ponselnya. Terlihat seseorang tengah mengirimkan sebuah pesan.∆Bastian Klien∆
Saya tunggu di restoran ravely sekarang.Gadis itu menghela nafas panjang, ia hanya membaca pesan lewat notifikasi tanpa membalasnya. Segera Alycia berdiri dan merapihkan rambutnya yang sedari tadi acak-acakan. Gadis itu sudah rapih dengan style rambut dikuncir satu, kemeja putih yang dibalut blazer berwarna navy, dan celana yang senada dengan warna blazernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
RomanceSederhana, kisah ini menceritakan tentang Bastian, Alycia, dan Davian. Secuil kejutan disetiap hidup mereka bertiga. Hidup ini penuh dengan kejutan yang tak seorangpun bisa menebaknya. Datang dan pergi, mulai dan usai. Seperti itulah siklus kehidupa...