Tiga hari berlalu.
Angin malam berhembus kencang, setiap hembusannya menusuk permukaan kulit. Davian duduk diteras rumah sembari mendengarkan musik dan sesekali melihat langit malam yang dihiasi bintang.
Semenjak kejadian dimana Alycia mengetahuinya bertemu dengan 'gadis bergaun merah' semenjak itu pula tak ada komunikasi diantara Davian dan Alycia. Berulangkali pria itu mencoba mengirim pesan namun tak satupun pesan yang ia kirim mendapat balasan. Sampai detik ini hubungan Davian dan Alycia semakin diujung tanduk, walau Alycia mengatakan bahwa hubungan mereka berakhir namun bagi Davian itu bukanlah akhir. Davian yakin, sangat yakin bahwa mereka berdua akan bersama lagi. Saat ini tujuannya hanya satu, yaitu membuktikan bahwa fikiran gadis kesayangan itu salah. Salah besar.
Sreekk
Pintu gerbang tiba tiba bergeser. Seorang perempuan memasuki vila Davian. Hal itu sontak memecah lamunan Davian. Perempuan itu menghampiri Davian yang masih setia duduk diteras.
"Ngapain kesini?" ketus Davian.
"Hmm, gapapa sih. Habisnya aku chat gak dibales." cetus perempuan dengan rambut dijedai.
Davian menghembuskan nafasnya, "to the point aja!"
"Jadi kapan kamu bakal nikahin aku?"
Gila.
Mendengar kalimat itu sontak Davian dibuat terkejut setengah mati. Yang benar saja, lalu bagaimana dengan nasib Alycia.
"Kamu masih mikirin perempuan itu? Huh! Bahkan kamu aja belum kenalin aku ke orang tuamu."
"Kenapa merembet sampe pernikahan sih. Aneh!" tanya cowok itu kebingungan. "Aku udah bilang berapa kali, semua cuma masalalu. Kita bisa hidup masing-masing tanpa ngelakuin hal gila kaya gini." Seloroh Davian sembari mengalihkan pandangan matanya.
"What? Are you crazy?!!" perempuan itu seketika berdiri tatkala mendengar kalimat terakhir Davian. "Okay. Kalau kamu masih mementingkan perempuan itu, it's okay. Tapi jangan salahin aku kalau aku bakal kasih tau dia sesuatu. Yang pastinya ngebuat dia benci sama kamu." ujar perempuan itu dengan smirk diwajahnya.
Davian seketia diam membeku. Pandangannya kosong. Ia benar-benar tak dapat membayangkan apa yang terjadi.
Flashback on
"Permisi?, Sedang menunggu siapa?" Davian bertanya kepada perempuan yang tengah menunduk itu. Setelah mendengar suara dari Davian, perempuan itu seketika menatap wajah Davian. Perempuan itu berdiri menghadap Davian, matanya penuh binar, senyuman terukir dibibir. Betapa terkejutnya Davian ketika mengetahui siapa perempuan yang ada dihadapannya.
Perempuan itu tersenyum sembari menyodorkan paper food pail, "ini aku bawain brownies kesukaan mu, ada teh herbal juga." ujarnya. Davian menerima pemberian dari perempuan itu dan mengajaknya masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Kirana, ngapain kamu dateng kesini?" tukas Davian.
Ya, perempuan itu bukanlah Alycia. Namun bernama Kirana Kusbiya.
"I miss you so much. Kamu emangnya gak kangen sama aku?" ujar Kirana sembari mengusap pelipis Davian. "Udah berapa lama ya kita gak ketemu? Kamu gak banyak berubah." smirk kecil terukir diwajah cewek itu.
Sialan. Bagaimana mungkin Davian bertemu dengan cewek itu lagi. Bahkan ia sudah mengubur dalam - dalam kenangannya dengan Kirana, namun mengapa cewek itu datang lagi dikehidupannya.
Davian menepis tangan Kirana yang masih nyaman membelai pelipisnya, "kalau niat kamu dateng kesini cuma mau periksa atau sekedar menyapa karna dulu kita pernah kenal. Itu gak masalah. Tapi kalau niat kamu dateng kesini dengan maksud yang lain, mending pergi aja!." pungkas Davian dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
RomanceSederhana, kisah ini menceritakan tentang Bastian, Alycia, dan Davian. Secuil kejutan disetiap hidup mereka bertiga. Hidup ini penuh dengan kejutan yang tak seorangpun bisa menebaknya. Datang dan pergi, mulai dan usai. Seperti itulah siklus kehidupa...