08. Davin yang ternistakan

400 50 4
                                    

Udah lama mau bikin konsep kayak begini, tapi ragu. So, karena otak ku udah mentok alhasil ku ketik lah cerita ini.

Chapter kali ini akan bersambungan dengan chapter selanjutnya. Jadi, pastikan kalian baca chapter ini terlebih dahulu sebelum chapter selanjutnya.

Sekian dan selamat membaca~

••••••••••••••••

Sebuah mobil sedan baru saja berhenti di pinggir hutan yang gelap. Yuna, selaku seorang manager segera keluar dari mobil dan bergegas mengecek keadaan mobil panjang itu.

Yuna terbatuk setelah mengecek hood mobil itu yang mengepulkan asap. Kesembilan member xodiac keluar dari mobil guna mengecek keadaan manager mereka.

"Yuna Noona. Gwenchanayo?" Tanya zayyan yang menampakkan raut khawatir di air wajah nya.

Atensi mereka langsung teralihkan pada hood dari mobil mereka yang berasap.

"Seperti nya ada yang menyabotase mobil kita. Aku akan mencoba menelepon pihak perusahaan kita. Kalian, keluarkan barang-barang di bagasi, mobil ini akan segera meledak beberapa saat lagi," ungkap Yuna merogoh ponselnya yang berada di saku celana.

Berbondong-bondong member xodiac mengeluarkan barang-barang mereka dari bagasi dan menjauhi nya.

Beberapa saat kemudian mobil milyaran won itu meledak hingga membuat sang bungsu meraih lengan member tertua.

"Hyeong," cicit Leo semakin mengeratkan pelukannya pada lengan sang sulung.

Hyunsik mendekap tubuh Leo ke dalam pelukannya. Tak banyak kata yang bisa hyunsik keluarkan, ia juga syok berat dengan keadaan yang baru saja ditimpa nya.

"Noona, bagaimana? Apa ada respon dari pihak perusahaan kita?" Tanya Davin menatap ngeri mobil yang terbakar dihadapan nya itu.

Yuna menggelengkan kepalanya, "belum ada, sinyal nya jelek,"

"Apakah akhirnya kita harus mengadakan acara survival dadakan di hutan?" Celos sing yang justru malah memperkeruh suasana - dari yang awalnya khawatir kini menjadi takut.

"Lo ngomong apaan sih, sing. Jangan nakut-nakutin kita deh," decak gyumin melipat tangan nya di dada, menyiratkan seperti orang yang sedang menunggu. Ia yakin akan ada bantuan yang sebentar lagi menemui mereka.

"Ke-positifan Lo nggak ada gunanya, Gyu. Kita aja ada di pinggir hutan, mana ada orang yang mau nolongin kita. Lagian ini juga Yuna Noona sok-sok an mau ambil jalan pintas sih-"

"Udah-udah jangan mojokin Yuna noona, kita cari solusi nya bareng-bareng," sela Lex yang mulai jengah dengan drama salah-salahan ini. Tak ada gunanya berdebat di situasi genting seperti ini - bukan nya menyelesaikan masalah justru memperkeruh keadaan.

"Kalian nggak masalah,kan? Kalo kita bermalam dulu ditempat ini?" Tanya yuna berhati-hati. Ditakutkan ada yang tidak menyetujuinya.

"Mau gimana lagi, daripada kita terus berdiri disini dan berharap ada bantuan yang datang," balas sing yang menguap akibat kekurangan tidur. Yeah, beginilah kehidupan idol. Harus rela kehilangan waktu tidur nya demi memaksimalkan kinerja di atas panggung.

"Aku bawa dua tenda, kalian bisa diri'in tenda,kan?"

"Emangnya noona nggak ikut?" Tanya Lex dongol.

Yuna mengelengkan kepalanya, "aku akan pergi mencari sinyal untuk menghubungi pihak perusahaan,"

Lex menghela nafas berat, "yasudah, tapi kalo masih nggak bisa juga, lebih baik Noona ikut bermalam," Yuna hanya mengangguk sebagai balasan.

behind the scenes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang