Bab 4 ; Where's Sam?

45 6 0
                                    

Jun menghela nafasnya lelah ketika mendengar ketukkan pintu begitu keras, ia sedikit melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jun menghela nafasnya lelah ketika mendengar ketukkan pintu begitu keras, ia sedikit melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Kos-an milik Jun memang dibuka 24 jam, namun siapa yang mendatangi nya tengah malam seperti ini.

"Wah gila, abis dari rumah sakit ngilang sekarang lo dateng tiba-tiba ke kos-an gue jam sebelas malem tanpa bilang permisi dan langsung tiduran gitu, lo kira gue ga kesel ha?" Jun mengomel sebal sembari menutup kembali pintu dan membalikkan badannya.

"Nah, liat, tidur dia." Jun menggelengkan kepalanya ketika melihat Sam sudah tertidur di kasurnya.

Lelaki itu mendecak sebal lantaran ia harus tidur di sofa, karena Sam menguasai semua tempat tidurnya. Jun juga tidak protes, karena ia tahu bahwa hari ini Sam mengalami hari yang sangat berat sehingga Jun memilih mengalah dan melanjutkan tidurnya di sofa.

"Jun," gumam Sam.

"Paan?" Jawab Jun walaupun matanya sudah terpejam.

"Gue suka orang." Sam menatap langit-langit atap yang bersih tanpa sarang laba-laba. Ia membayangkan bagaimana perempuan asing tiba-tiba mengobati lukanya.

"ANJING,"

"LO NGOMONG APA BARUSAN SAM? LO MASIH NORM-"

"lo stress," potong Sam ketika Jun mulai ngelantur kemana-mana, memang sudah lama Sam tidak membuka hatinya dan semua orang tahu itu.

"Lo suka sama siapa bjir?" Tanya Jun penasaran, bahkan ia merelakan posisi enaknya untuk kembali bangun. Sam hanya mengangkat bahunya acuh.

"Gue beneran anjir, lo suka sama siapa?" Jun sepertinya sudah terobsessi dengan pernyataan yang Sam ajukan, sebab tingkat penasaran Jun sangatlah tinggi.

"Tidurlah, gue ada kelas besok," ucap Sam, kemudian lelaki itu langsung memejamkan matanya meninggalkan Jun yang tengah mati penasaran karena Sam menggantungnya begitu saja.

"Sam, gue juga lagi suka sama orang," kini giliran Jun yang menyatakan rahasianya. Sedangkan Sam hanya menggumam menjawab pertanyaan Jun.

"Respon lo gaasik Sam."

"Siapa?" Tanya Sam mengulangi jawabannya.

"Januari Pashley, panggilannya Ashley."

***

Perempuan dengan rambut lurus itu terus saja menggigit bibir bawahnya dan memainkan jari guna menghilangkan rasa gugup pada dirinya. Siapa yang tidak gugup, Ashley baru saja menyelami riwayat panggilan telphone guna mencari nomor Sam Javier, saat sudah ditemukan Ashley merasa gugup untuk menghubunginya.

"Okay Ashley, ngapain sih lo harus gugup segala? lagian Sam kan udah bilang tadi," ucap Ashley meyakinkan dirinya, namun tetap saja ia tidak bisa melakukannya.

DRIVING TO REALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang