Prolog

105 11 1
                                    

"Kalo gue menang, lo boleh ambil uang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo gue menang, lo boleh ambil uang itu."

"Terus untuk apa kita balapan kocak?"

1...2...3... GO...

Kedua motor besar itu saling beradu di jalan yang sepi, sorakkan demi sorakkan terdengar menyemangati. Deruman motor itu terdengar semakin dekat dengan finish, sehingga membuat beberapa penonton balapan itu terasa sangat penasaran siapa yang berhasil memenangkan babak kali ini, walau sudah ada satu nama di benak mereka siapa yang akan menang.

"JOSS! SAM JAVIER WINNER!" Teriak segerombol lelaki yang kini tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya akibat kaptennya yang lagi-lagi memenangkan balapan malam ini, mereka tidak lagi kaget namun sebuah apresiasi besar ditunjukkan kepada lelaki bernama Sam Javier.

"Lo ambil uangnya, gue cabut duluan," ucap Sam Javier kepada lawan balapannya, lalu ia benar-benar menancap gas motornya dan langsung meninggalkan area balapan.

"Ah Sam kebiasaan, buru kita cabut juga," ujar lelaki yang langsung mendecak melihat kepergian Sam Javier yang begitu tiba-tiba. Namun mereka sebagai teman Sam seharusnya sudah terbiasa dengan sikap kaptennya yang sangat tidak terduga.

Dinginnya malam kota Jakarta menusuk permukaan kulit putih milik Sam Javier, laju motornya sengaja tidak secepat saat balapan tadi sebab sekarang Sam sedang berada di jalan raya bersama pengemudi lain. Sam mendecak lantaran handphone nya terus saja berdering membuatnya terganggu. Karena cukup sebal dengan panggilan tersebut Sam akhirnya mengangkat telphone tersebut dengan amat terpaksa.

"KAKAK TOLONG, DI DEPAN BAKERY GUE ADA MALING!" Sam Menjauhkan ponsel dari telinganya, ia melihat nomor tidak tertera di kontaknya membuat lelaki itu berdecak sebal. Bisa-bisanya salah nomor ke gue, batin Sam.

"KAKK CEPET KESINI" Teriakkan itu kembali terdengar membuat Sam mengepalkan kedua tangannya dengan keras dan menendang ban motornya, jujur sebenarnya Sam sangat tidak suka mendengar suara perempuan. Namun karena merasa kasihan membuat Sam berkeinginan membantu perempuan yang tidak di kenal itu, kembali Sam melihat kontak itu untuk mencari informasi letak beradanya toko bakery yang di maksud.

"Pashley bakery," gumam Sam Javier sebelum akhirnya ia menaruh ponsel di saku jaket dan segera menancap gas menuju ke bakery yang di maksud.

***

SAM JAVIER
©SYLDYY

DRIVING TO REALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang