Dia...?

312 2 0
                                    

Dari pada aku sebel sendiri,mendingan aku dengerin musik aja deh. Aku emang suka banget dengerin musik kalau suasana lagi kayak gini. Dan memdengarkan musik itu bisa membuat aku jadi tenang. Bagiku musik itu adalah sahabat ku. Musik itu bisa buat aku jatldi tenang dan senang. Mari kita bernyanyi...

"Candle light and soul forever

A dream of you and me together

Say you believe it,say you believe it

Free your mind of doubt and danger

Before real don't be a stranger

We can achieve it,we can achieve it" belum juga selesai nyanyi nya,eh tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Dan aku pun memberhentikan putaran musik di hp ku.

"Masuk aja nggak dikunci" itulah jawaban yang selalu aku beri setiap ada suara ketukan pintu.

"Kamu lagi ngapain dek..?" Tanya kakakku seraya berjalan menghampiriku.

"Heeem ngapain sik kak Revo kesini. Bikin tambah sebel aja deh" kataku dalam hati.

"Kakak lagi nanya kok nggak dijawab sih dek. Kamu ngambek ya..?" Tanya kakakku lagi. Dan aku masih diam tak menjawab pertanyaan dari kak Revo.

"Kalo lagi ngambek gini tambah cantik deh. Maaf deh kalo kakak kasih tahu mama yang soal tadi. Tapi emang bener kan. Lagian kakak juga nggak nambah-nambahin kata atau ngurangin kata. Yang kakak katain tadi itu fakta. Jangan ngambek lagi dong" ucap kakakku panjang lebar seraya mencubit kedua pipiku. Dan aku hanya menghempaskan kedua tangan kakakku dan langsung mengambil posisi pura-pura tidur dengan merangkul guling kesayanganku. Posisiku sekarang adalah membelakangi kakakku.

"Iiiih bintang mah gitu anaknya. Segitu marahnya ya sama kakak. Biasanya juga kamu nggak bisa marah sama kakak dek. Mentang-mentang sekarang udah punya pacar terus sekarang jago ngambek nih. Huuh dasar tuyul kecil" ucap kakakku sambil mengacak rambutku.

"Jangan sentuh rambut aku. Aku lagi sebel sama kakak. Kakak kenapa sih suka banget godain aku. Dan aku kasih tahu sekali lagi ya kak,aku nggak punya pacar. Jadi please jangan bahas ini lagi. Kalau kakak masih bahas ini lagi apalagi bilang ke mama lagi,aku bakalan ngambek seterusnya dan aku nggak bakalan bicara lagi sama kakak" ucapku panjang lebar seraya bangun dari posisi tidurku dengan menghadap kak Revo.

"Ya udah sih. Kalo bukan pacar ya udah diem aja. Kenapa masih nyerocos mulu. Ya udah kakak minta maaf ya" ucap kakakku.

"Iya aku maafin. Tapi jangan diulangin lagi" ucapku manja sambil memekuk kakakku.

"Iya iya. Manja banget deh. Awas aja kalo kamu berani manja sama cowok tadi. Kakak akan cubit pipi kamu sampek merah" ucap kakakku sambil mencolek pipiku.

"Tuh kan bicarain masalah ini lagi. Ih kakak mah gitu deh. Ngebetein banget tau nggak sih" ucapku sambil melepas pelukanlu terhadap kak Revo. Kak Revo hanya bisa tertawa lihat aku ngambek lagi.

"Bintang. Turun sebentar sayang. Ini ada temen kamu dibawah" ya itu suara mamaku. Eh tunggu deh,emangnya temen aku siapa yang dateng malam-malam begini.

"Emangnya siapa kak yang datang. Turun yuk" ucapku seraya turun kelantai 2 sambil manggandeng lengan kakakku. Hehehe biasalah. Aku kan suka banget main gandeng tangan kakakku yang ganteng ini.setelah aku sampai diruang tamu,aku sempet syok. Dan ya,yang dateng itu adalah anak baru itu. Oh God,ngapain dia malam-malam gini datang ke rumah aku. Emangnya dia nggak punya jam ya. Aku melirik kak Revo yang sedari tadi senyam-senyum sambil ngeliatin aku. Dan ya aku tahu maksud sari senyuman itu. Aku hanya bisa melototin kak Revo.

"Hay bintang" sapa Alex padaku.

"Dijawab dong dek. Masak pacarnya dianggurin gitu. Kan kasihan. Hehe" ucap kakakku.

"Apaan sih kak. Kamu ngapain kesini. Nggak punya jam ya. Sekarang itu udah malam. Mendingan pulang deh. Kan nggak baik bertamu malam-malam gini" ucapku sambil melepas rangkulanku dari lengan kakakku.

"Bintang nggak boleh gitu dong sayang. Maafin bintang ya nak. Dia emang suka kayak gitu" ucap mamaku. Kak Revo pun duduk disamping mama. Aku maaih berdiri. Mau duduk tapi males. Yah you know lah alasannya apa.

"Ma tahu nggak dia siapa. Dia ini yang tadi ngaterin bintang pulang. Dia pacarnya bintang loh ma" emang dasar tuh mulut kak Revo minta dilakban kayaknya. Dan alex cuma senyam senyum nggaj jelas.

"Oh ya. Makasih ya nak udah mau nganterin bintang pulang" ngapain juga mama bilang makasih lagian aku tadi kak terpaksa bareng sama dia.

"Iya tan,sama-sama" ucap Alex

"Yaudah tante tinggal dulu ya nak. Bintang temenin nak Alex ya. Jangan ditinggal kekamar. Jangan lupa bikinin minum" ucap mamaku. Kak Revo pun ijut beranjak dari duduknya.

"Jagain Bintang ya. Awas aja kalo kamu berani nyakitin dia. Kamu bakalan berhadapan sama aku" sok jagoan deh kak Revo. Dan ya sekarang cuma ada aku dan Alex disini.

"Pulang gih. Ngapain kesini. Aku udah ngantuk,mau tidur" ucapku masih dengan berdiri.

"Jahat banget sih mbak. Aku kesini kan karna aku kangen sama kamu" what the hell,kangen...? Iiiuuuh.. bikin aku jijik aja sama kata kangen. Idih...

"Kangen apaan. Baru juga kenal. Main bilang kangen aja. Dasar modus" makin lama makin nyebelin nih anak.

"Modus sama pacar sendiri kan nggak papa. Kamu nggak capek ya berdiri terus" ucap Alex sambil menepuk sofa. Menandakan bahwa dia menyuruk aku duduk disampingnya. Hiiih ogah banget deh.

"Nggak. Ogah banget aku duduk disamping kamu. Mendingan aku duduk disamping monyet" gerutuku padanya. Aku berjalan duduj disofa yang tadi diduduki sama mama.

"Beneran nih. Nanti kamu nyesel lo. Hahahahaha.." apaan coba nih anak. Dasar aneh.

"Yaudah aku mau pulang dulu. Tapi anterin ke depan ya" pintanya

"Kedepan aja sendiri" males banget nganterin dia kedepan.

"Kalo nggak mau,aku nggak jadi pulang deh" ok fine. Langsung aja alu jalan kedepan dan diikuti sama dia. Kami pun sampai didepan.

"Ya udah aku pulang dulu ya" ucapnya lalu mendekat kepadaku. Mau ngapain nih anak. Ternyata dia mengecup puncak kepalaku. Dan itu membuatku syok. Aku syok karna aku belum pernah dicium sama cowok selain kak Revo dan papa ku. Dia pun menjauhkan dirinya dariku. Dan tanpa dugaanku air mataku jatuh dengan sendirinya. Dan suara isakan berhasil lolos dari mataku. Dia hendak menaiki motornya. Tapi nggak jadi. Mungkin dia tahu kalau aku memangis. Dia pun langsung menghampiri aku.

"Hey kenapa nangis. Aku kan nggak ngapa-ngapain kamu. Kamu nangis karna aku mau pulang ya. Hehehe" bisa-bisanya dia tertawa disaat aku menangis dihadapannya.

"Hiks hiks... kamu ngapain nyium aku sembarangan.. hiks hiks.. dan aku nggak suka kalau kamu nyium aku sembarangan.. hiks hiks..." ucapku dengan memukuli dirinya.

"Hey maafin aku ya. Aku nggak tahu kalau kamu nggak suka dengan sikapku tadi" dia mencoba menenangkanku sambil memegang kedua tanganku.

"Aku benci sama kamu lex. Dan cowok yang berani mencium aku itu cuma kak Revo sama papaku.. hiks hiks.. kamu jahat banget sih lex.. hiks hiks.." ucapku masih menangis.

"Aku minta maaf Bintang. Aku kan cuma cium puncak kepala kamu doang. Dan itu adalah hal biasa" bisa-bisanya dia bilang kayak gitu.

"Menurut kamu itu biasa. Tapi menurutku nggak lex. Mungkin kamu udah biasa main nyium cewek sembarangan seperti yang kamu lakuin tadi ke aku. Tapi aku nggak biasa dengan perlakuan itu dari cowok kayak kamu lex" ucapku padanya. Alex pun membawa aku dalam pelukannya. Aku hanya bisa menangis dan meronta-ronta dalam pelukannya.

"Aku minta maaf kalo aku keterlaluan sam kamu. Dan aku nggak tahu kalo kamu nggak suka sama sikapku tadi. Udah ya jangan nangis terus" ucapnya menenangkan aku sambil mengusap punggungku pelan. Dan aku hanya bisa diam dipelukannya. Dia pun melepaskan pelukannya lalu mengusap air mata yang membasahi pipiku.

"Ya udah kamu masuk gih. Tidur sana. Pasti kamu capek. Aku pulang ya" aku hanya bisa diam. Alex pun segera pergi dari rumahku. Dan aku menutup pintu rumahku. Aku berjalan menuju kamarku. Aku segera merebahkan diriku di kasur kesayanganku. Tak terasa aku sudah terlelap. Hari ini aku sangat lelah. Dan semoga besok tidak akan menjadi hari yang melelahkan bagiku.

Gimana nih.. masih jelek ya.. koment dong.... Hehehehehehe..

Only You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang