"𝙺𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝙿𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚋𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚜𝚔𝚎𝚗𝚊𝚛𝚒𝚘 𝙿𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜𝚗𝚢𝚊"
Seorang penulis novel horror terkenal pada salah satu platform online yang memiliki nama pena @LadyAria mengundang 27 readers yang beruntung untuk join k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maapkan daku yang kalau update story ngilang mulu sampek berbulan-bulan heuheueheu.. . .
Pre-chap :
"Lo.. Udah tau semua sebelumnya, kan? Wendy Achazia."
. . .
Happy Reading 🪓
"Menurut Lo?" Wendy balik memberi pertanyaan dengan wajah congkak.
Yogi tak menjawab, ia hanya meremas pundak Wendy kuat hingga dahi gadis itu mengernyit menahan rasa sakit, kemudian melepaskannya dengan kasar.
🔪🔪🔪
"Diem anjeng! Tangan Lo kena sayat dikit doang manja banget." gerutu Eugenia yang sedang memasang perban pada lengan kanan Justin.
"Ya Lo pelan-pelan kek, perih setan!" respon Justin pedas.
"Alah paling kalau Theo yang ngobatin mingkem congor Lo!"
"Oh.. Kalau itu beda, Dia malaikat, lah Elu kan setan.. Ashhh.. Aahh.. Sakit goblok!" Eugenia tertawa puas melihat Justin kesakitan akibat lukanya yang ditekan keras.
Sementara itu sisa pemain lain saling berpencar satu sama lain.
Luthfi dan Haikal yang paling dekat dengan Farhan saat ini tengah merokok di balkon mansion Stefano.
Kepulan asap rokok mengudara, memecah atmosfer dingin nan sepi di tengah malam, tatapan keduanya nampak kosong, jemari mereka sesekali gemetar tatkala ingin menyulut ujung batang rokok yang mati ditiup semilir angin.
Bayangan mengenai kematian Farhan yang begitu mengerikan masih terngiang-ngiang dalam benak kedua pemuda tersebut, seolah-olah kejadian itu adalah sebuah mimpi.
Sementara Sandy, Satria, Axel, dan River tidur berdesakan di kamar milik Stefano, keempat sejoli itu benar-benar kelelahan setelah berlari dikejar oleh makhluk aneh.
Karena Stefano termasuk Sultan Pick me yang paling anti sumpek-sumpekan bareng rakyat jelata. Ia pun akhirnya memilih tidur di kamar orang tuanya yang dua kali lebih luas dan lebih mewah dari kamarnya.
Para pemain perempuan semuanya kecuali Wendy tidur di lantai ruang tamu, dengan Arjun, Yogi, Doni, Hao, Jeno, Theo, dan Justin menjaga mereka.
Nampaknya kejadian pembunuhan yang menewaskan Farhan membawa perasaan trauma tersendiri bagi mereka, apalagi makhluk yang itu bukanlah manusia melainkan monster aneh.
"Wendy pasti tau sesuatu." ucap Yogi tiba-tiba
Arjun diam tak menanggapi, ia benar-benar tidak ingin memikirkan kejadian hari ini, dan perlahan ia mulai kehilangan kesadarannya dan tidur diatas sofa.