Ten

935 59 5
                                    

Sial!

Usianya kini hampir menginjak kepala tiga.Tapi apa yang ia lakukan kini!?

Hal yang sangat kekanak-kanakan.
Jhon kabur dari rumah karena serangan traumatic dari kedua orang yang sangat tidak ingin dia temui.

Jhon kabur dari rumah dengan kaki,ia tak membawa apapun,hanya ponsel dan dompet yang selalu ia kantongi.

Mengabaikan pertanyaan kepala pelayan dirumah dan satpam juga teriakan sang Ayah dan mantan tunanganya yang memanggil namanya.

Ia tak perduli dengan semua itu,yang ia butuhkan adalah menjauh dari Ayahnya.
Ayah yang tak berperasaan.

Jhon benci mengakuinya.

Jhon terus berlari tanpa tujuan.

Dideretan toko yang sepi,Jhon melihat siluet sosok yang sangat dikenalinya.

Dan seperti dihipnotis,kakinya melangkah kearah sosok tersebut.

"Jhona!"
Al terkejut kala sosok yang ia rindukan selama belakangan hari ini ada di tepat depan matanya.

Sungguh.Al sungguh merindukanya.

Ingin mendekat.Merengkuhnya kedalam pelukan hangat,tapi ia meragu.

Jadi Al menggu Jhon mendekat.Dihadapanhya.

Bola mata Al membesar.
Melihat Jhon yang tampak kacau.

Matanya mengeluarkan lelehan air mata.
Matanya menyiratkan kepedihan.
Badanya gemetar.

Segara Al membawa Jhon kedalam pelukan,menyalurkan kehangatan dan keriduan.

Al merasa sakit.

Melihat orang yang disayanginya rapuh.

Al berjanji kepada dirinya sendiri,bahwa ia tidak akan pernah lagi menyakiti Jhona-nya.
Miliknya.

Al mengelus kepala dan bahu Jhon yang bergetar.

Rasa hangat ia rasakan dari bajunya yang basah terkena air mata Jhon.

"Jhona,ayo pulang"









*****






Dalam perjalanan keapart Al,mereka hanya diam.

Jhon tak ingin bicara.

Al mengerti.

"Jhon,kita sudah-"

Al tidak menyelesaikan ucapanya saat melihat wajah lelah Jhon yang tetidur lelap.

Wajah Jhon begitu tenang namun tampak letih.

Ia sentuh lembut sisi sampin wajah Jhona.

Kening Al mengerut dalam.

Seperti turut merasakan kepedihan Jhon.

Tak ingin berlama larut dalam kesediham,Al segera mengangkat Jhon dalam gendonganya.

Ia bawa Jhon kedalam kamarnya.

Menyeka setiap jengkal kulit Jhon dengan telaten dan hati-hati menggunakan kain.

Kali ini tak ada nafsu birahi yang Al rasakan.Tapi nafsu ingin memiliki dan melindungi.

Setelah mengenakan pakain ke Jhon,Al mandi.

Setelah itu Al ikut berbaring disamping Jhon.

Menjadikan lenganya sebagai bantal Jhon.

Malam itu keduanya terlelap nyeyak.

Jhon merasa nyaman,rasa kelelahan benar-benar hilang digantikan oleh rasa kantuk dan nyaman.

Al merasa lega kala orang yang ia rindukan berada didekapanya.

Didalam mimpi keduanya berharap,
berharap bahwa esok hari akan menjadi hari yang lebih baik.







.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC
























Sorry kalo ada tepo.
Janlup VOMENT!



Salam puitis


Different [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang