"Sehingga tak ada lagi tanya"
- Gaby Lianna Gendhis -***
Zhao memasang finger tab dan arm guard nya. Hari ini adalah hari turnamen panah yang salah satu atletnya adalah Zhao.
Zhao tersenyum kecut melihat sekeliling, dirinya memang tidak menemukan Langit. Tetapi, Zhao yakin betul Langit pasti selalu men-support dirinya saat pertandingan di mulai.
"Langit, gue mau tanding panah lagi nih, semangatin gue, dong. Sepi nih gaada lo." Lirih Zhao saat memasang Arrow ke Bow-nya.
"Zhao! Semangat!" Ucap Zaldine -- teman Zhao. Zhao tersenyum dan mengangguk.
"Makasih Zal!" Balas Zhao.
"Semangat Zhao!"
"Congrates Xander anaknya Mami Hanum!"
"Yahahahaha, kalah! Besok-besok latihan yang bener lu! Inget Zhao, jangan kecewain diri sendiri."
"Lo cowok! Cemen banget sih? Baru gua prank ga bisa hadir di turnamen aja.. malah lo udah nangis duluan! Cemen lo!"
"Kalo gue ga bisa bareng sama lo terus, lo jangan dikit-dikit sedih dong! Lo juga harus belajar tanpa gue. Kalo guenya ga bisa ya lo jangan maksa. Belajar buat jadi mandiri, Zhao. Gue ga 24 jam sama lo terus."
"Lo keren, Zhao! Selamat atas kemenangan turnamen lo kali ini. Gini dong, banggain diri sendiri."
"Makasih, Langit. Udah support gue sejauh ini." Gumam Zhao lirih.
"Gue harap lo nggak kecewa sama hasil turnamen gue kali ini. Langit. Lo satu satunya alasan buat gue ga berhenti buat berjuang. Sekarang lo udah bener-bener ga 24 jam sama gua terus. Kali ini gue yang berjuang demi kesembuhan lo Langit." Batin Zhao terhenti.
"Jangan terus berjuang demi gue, sekarang udah giliran gue berjuang demi lo." Lanjut Zhao.
"Pertandingan dimulai 5 menit lagi! Ayo yang cepet persiapannya! Jangan lelet!" Teriak Coach dari belakang.
"Baik Coach!" Balas Zhao bersamaan dengan peserta lainnya.
"Yang sudah selesai persiapan langsung ke saya!" Teriak Coach untuk kesekian kalinya.
Zhao yang pertama kali menghadap Coachnya. Zhao sedikit diberi motivasi beserta tips dan trik untuk memenangkan turnamen. Coach juga mengecek persiapan yang telah dikenakan Zhao. Mulai dari Bow, Arrow, Finger Tab, Arm Guard, Quiver, Bowsight, Stabilizer, Field glasses. Semua perlengkapan telah dipastikan aman oleh Coach.
"Yasudah. Yang penting tangan kiri kamu tetap tenang dan tepatkan ke bidikkan! Tangan kanan kamu jangan lupa, tangan kanan punya 3 arah buat naik-turunin senar. Pastikan tangan kanan kamu cuma punya 3 pilihan buat naik-turunin senar. Kamu inget? Di bawah mata, di pipi dan juga, di dagu. Posisi kuda-kuda jangan lupa. Fokus lebih penting! Sudah kamu kembali ke lapangan!" Ujar Coach nya.
"Terimakasih Coach!" ucap Zhao membungkukkan badannya dan melangkah untuk kembali ke lapangan.
Zhao menghembuskan napasnya perlahan, dirinya melihat ke kanan dan ke kiri untuk melihat lawan lain. Setelah begitu dia fokus ke depan dan menunggu Coach menyampaikan aba-aba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit : the sky returns to the sky
Teen FictionWiiiuuu Wiiiuuu Wiiiuuu "LANGIT! SAYANG!" Pekik Gaby dengan memandangi Langit yang terbaring di dalam ruangan serba putih, terdapat beberapa alat alat medis yang diletakkan didalam ruangan itu. Hancur, lenyap dunianya. Langit telah hilang. "Langit...