Bab 3 | closer and together

24 2 0
                                    

"Melatihmu sendiri"
- Langit Samudra Brahmana -

***

Malam tadi Langit sudah mencoba menghubungi nomor Gaby.

Gaby

Gaby ya?

Iya, Kak Laut?

Ya, sv Langit ya

Done kak

Biasanya kl lo brngkt sklh sm sp?

Biasanya sih bus kak, atau naik sepeda. Knp kak?

Gpp, bsk brg gue ya?

Boleh deh kak

Oke, tp bokap lo?

Oiya, nanti aku tunggu kak Laut jemputnya di deket halte bus aja ya, kak? Takutnya ketauan papa.

Ok

Okee

___

Hari ini sesuai Janji yang dilontarkan Langit kemarin malam, dirinya sekarang sedang menuju ke halte bus untuk menunggu Gaby.

Sesekali Langit mengecek hp dan mengirim pesan di kontak Gaby. Namun, tak kunjung ada jawaban dari sang pemilik hp.

Bodoh, Langit mengirim pesan disaat keadaan Gaby darurat!

Plak!

"Kamu! Anak perempuan sudah tahu pulang malam! Mau jadi apa kamu? Kupu-kupu malam? Wanita yang gak jelas? Mau jadi perempuan murahan? Iya?!" Ucap papa terus menerus menghina Gaby.

Tubuh Gaby bergetar hebat, dirinya tidak tau kenapa Papa bisa mengetahui jika dirinya kemarin pulang cukup larut.. apakah Papa menyewa orang untuk memata-matainya, lagi?

Ctas!

Suara Gasper menggema di satu ruangan. Terlihat beberapa luka baru yang terdapat di tangan dan paha Gaby. Tak puas anaknya kesakitan, Papa terus menghujam Gaby dengan pukulan Gasper lebih keras. Gaby hanya bisa terdiam dan menahan rasa sakitnya.

Mau tak mau langit menghampiri Gaby ke rumahnya, terlihat pintu rumah yang terbuka lebar, Langit langsung masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Langit mendengar suara tak asing baginya... Gasper!

Langit berlari ke arah suara tersebut yang menuju ke satu ruangan yang bertuliskan "Gaby's room" dengan pintu yang dihias sedemikian rupa.

Brak! Langit mendobrak pintu kamar Gaby. Ia melihat Gaby yang sedang terduduk lemas dan pasrah, sedangkan Papa Gaby menoleh ke arah Langit.

"Oh, kamu laki-laki yang telah merusak anak gadis saya?" Tuduh Papa Gaby.

"Oh, jadi om memperlakukan 'anak gadis' om seperti ini?" Tanya Langit.

Plak!

Suara tamparan di ruangan itu kembali menggema. Langit merasakan panas di sekitar pipinya. Langit terdiam lalu tersenyum kecil.

Ia lalu beranjak menggendong Gaby yang lemas, dirinya melihat Gaby yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya, mau tak mau harus berantakan karena papanya.

"Kita ke rumah sakit, ya, Gab?" Ucap Langit. Gaby menggeleng dan menahan pergelangan tangan Langit.

"Nggak usah, Kak Langit. Pakai P3K aku aja.. Udah biasa kok!" Ucap Gaby menolak mentah-mentah.

Langit : the sky returns to the sky Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang