Bab 9 | please, don't finish yet.

7 1 0
                                    

"Apakah kau tak apa"
- Langit Samudra Brahmana -

***

Tubuh Langit mengalami kejang hebat. malam itu perawat dan dokter yang sedang berjaga langsung bergegas menangani kondisi Langit yang benar-benar urgent.

"Dok, pasien atas nama Langit Samudra Brahmana mengalami blue code, Dok." Ucap salah satu perawat yang mencoba mengalihkan atensi dokter dari berkas diagnosa yang terletak rapih di meja nya.

"Ruang mana?" Tanya dokter tersebut.

"Ruang ICU dok. Sekarang beberapa perawat sudah memberi penanganan untuk pasien tersebut. Hanya saja pasien tak kunjung sadar dari komanya, tiba-tiba pasien mengalami kejang hebat." Ujar perawat.

Dokter yang mendengar itu pun akhirnya berlari ke ruang ICU. Sesampainya dokter di ruang ICU, dokter langsung memberikan penanganan intensif untuk Langit.

Dokter telah memiringkan kepala Langit serong ke kiri untuk mencegah muntahan masuk ke tenggorokan. Dokter akhirnya melonggarkan pakaian pasien yang langit kenakan, leher Langit terdapat tali oksigen yang di longgarkan

***

Zhao melangkahkan kakinya ke ruang ICU. Petang hari  memang sengaja Zhao menjenguknya sebelum Zhao kembali untuk bersekolah.

Zhao melihat gorden pembatas ruang ICU yang di tutup dengan pintu ruang ICU di kunci. Zhao terheran. Ada apa dengan Langit?

Gaby masih terlelap di ruang rawatnya, ya, Gaby masih di rawat di rumah sakit. Keadaannya belum pulih total. Dan masih banyak syaraf di jaringan kakinya yang belum menyatu sempurna. Dengan itu Gaby saat ini masih menempati rumah sakit.

Zhao tidak tahu dimana ruangan Gaby sebelumnya, Zhao hanya mengetahui Gaby di rawat disini saja bersama Langit. Tetapi, Zhao tidak mengetahui ruang rawat inap Gaby.

Drrt Drrt

Hp Gaby berdering, terdapat 3 panggilan telepon dari Zhao. Akhirnya Gaby terbangun dan mengecek Hp nya.

"Kak Zhao?" Ucap Gaby bertanya-tanya. Akhirnya Gaby mengangkat panggilan telepon dari Zhao

"Halo, kak? Ada apa telpon malam-malam?" Tanya Gaby

"Gab, mau tanya dong. Ini ICU RS kayanya lagi ada penanganan, dan di ICU pasien nya cuma Langit kan ya, ini Langit keadaannya gimana Gab?" Tanya Zhao dari sebrang

"Kak Langit ditangani? Aku malah nggak tau kak." Jawab Gaby. Dengan perasaan yang campur aduk, Gaby segera menuju ke ruangan ICU

"Aku ke ruang ICU sekarang kak" ucap Gaby, dirinya melangkahkan kakinya menuju ke ruang ICU walau masih sedikit mati rasa.

Akhirnya Gaby menemui Zhao di kursi tunggu.

"Kak? Gimana keadaan Langit?" Tanya Gaby yang akhirnya ikut duduk di sebelah Zhao.

"Kata dokter, kemungkinan Langit hidup makin kecil. Kita harus banyak-banyak doa demi kesembuhan Langit. Tapi lo jangan sedih dulu Gab, Langit gamau lo sedih. Jadi kita harus berusaha semaksimal mungkin buat menopang hidup Langit dengan cara bergantung dan banyak berdoa kepada Tuhan." Ucap Zhao yang akhirnya mengelus punggung Gaby dengan halus.

"Tapi kalau kak Langit..."

"Shhhttttt, Langit pasti baik-baik aja kalau lo baik-baik aja. Kemungkinan dia hidup 50/50 kok, jangan drop, Gab. Langit anak kuat, dia pasti bisa lewatin ini" ucap Zhao menenangkan Gaby.

Gaby hanya menunduk dalam dan sedikit terisak. Gaby terus berdoa demi kesembuhan Langit .

"Kak Zhao, gimana kalau kita gagal?" Tanya Gaby. Zhao menggeleng dan terus berusaha menenangkan Gaby.

"Langit bakalan kuat kalo princess nya kuat. Jangan khawatir..." Ucap Zhao yang memeluk Gaby untuk menyalurkan semangat dan positif vibe.

"Kak, aku mau liat keadaannya Langit boleh?" Tanya Gaby. Zhao mengangguk halus "Yes, of course you can see Langit condition, Gab."

"Kalo gitu aku masuk duluan ya, Kak.." izin Gaby, akhirnya Gaby memasuki ruangan steril tersebut.

Gaby mengenakan atribut yang wajib dikenakan di ruang ICU sesuai kode etik rumah sakit, setelah tuntas mengenakan atribut steril itu, Gaby melangkahkan kakinya untuk duduk di samping brankar Langit.

Gaby mengeluk tangan Langit. Cairan steril dari kornea matanya terus-terusan menetes ke tubuh Langit yang terbaring dengan wajah terlelap yang damai.

"Langit... please don't finish yet.." bisik Gaby di telinga Langit. Gaby kembali meneteskan buliran air matanya. Air matanya menetes di pipi Langit, Gaby mengusap pipi Langit dengan lembut.

"Laut, Keep holding on for the sake of the universe, okay? Don't finish yet. Always with me, right? I'm always by your side, Laut I love you, come to your senses quickly, we'll do everything on a new page after you're aware . You haven't woken up, I'm worried about your condition. Laut please don't end it, dear.Bisik Gaby kesekian kalinya di telinga Langit, kali ini Gaby menggunakan panggilan spesialnya ke Langit.

"Langit, kalau kamu udah sadar dan aku udah nggak ada, tolong peluk aku seerat-eratnya ya? Tolong dekap aku dengan hangat untuk terakhir kalinya." Bisik Gaby, kembali dengan usapan air matanya di tangan Langit.

"Langit, I hope you're always fine, don't get sick, don't hurt yourself, don't end your grooming in your own hands, okay?" Lirih Gaby.

Gaby mengusap pipinya dan mengatur napasnya. Gaby berusaha mengalihkan keadaan dengan versi dirinya yang baik-baik saja.

"Kata kak Zhao kamu nggak suka kalau aku sedih, aku sekarang udah happy nih, tapi aku nggak happy dengan kondisi kamu yang beneran urgent. Langit, I hope you recover soon, then we will have fun for the new year tomorrow. okay Langit? You have to promise me that you will definitely survive!"  Gaby akhirnya mengelus rambut Langit yang rapih, masih dengan aroma khas Langit, harum rambutnya mengundang rindu Gaby saat mereka bercanda dan tertawa bersama.

"Sekarang aku udah pasrah gimanapun kondisi kamu, aku cuma berharap kamu bertahan. Selamanya sampai kita tua." Ucap Gaby yang terkesan mustahil.

"It's really impossible as I said earlier, so at least I hope you can survive from here and can return to living your life normally, with me, dear." ucap Gaby dengan suara bergetar.

Gaby akhirnya memeluk pergelangan tangan Langit dan keluar dengan mata sembab, hidung merah dan kornea yang masih berkaca-kaca.

"Gab, kamu gapapa?" Tanya Zhao, ia berdiri dan menghampiri Gaby yang baru saja keluar dari ruang ICU.

Gaby menunduk dalam dan duduk di kursi tunggu, Gaby menangis sesenggukan dan menggenggam tangannya erat-erat. Menampung air mata yang terus menerobos keluar dari kornea mata Gaby.

"Gab, are you okay? I'm ready to listen to all your stories, I can accommodate them all. your complaints, whatever gab. want to tell a story?"  Tanya Zhao seakan berusaha menenangkan hati Gaby yang bergejolak.

Gaby menatap Zhao sayu. Gaby tersenyum kecil. "Tentang Langit dan semua memorinya, itu berharga buat aku, Kak." Ucap Gaby. Setelah Gaby mengucapkan hal itu, dirinya berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke ruang rawatnya.

- TBC -

Langit : the sky returns to the sky Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang