Hari esok tiba,
Chigiri membuka matanya,
Ia melihat kunigami tertidur disampingnya.'Apa..yang...ah..aku..ingat..'
Chigiri menghelan nafas..
Ia mengangkat pergelangannya..
"Heh...kotor.."
Ia menaruh pergelangannya diatas kening..Tanpa sadar kunigami terbangun,
Perlahan ia mengedipkan matanya, sontak Ia berteriak,"Chigiri ?! Kau ?! Kau sudah bangun ?!"
Kunigiri bangkit dan langsung memanggil dokter,
Dokter memeriksanya dan mengatakan ia baik baik saja, selain kondisi tubuhnya yang belum membaik,
Sebelumnya dokter menyatakan bahwa ia memiliki masalah lambung, ditambah darah rendah yang ia miliki kambuh di saat bersamaan."Pakar gizi akan mengurus makanan nya, kau pastikan ia memakannya dengan benar.."
"Tentu..terimakasih pak"
Kunigiri membungkuk, dokter itu menepuk pundaknya..seakan mengerti maksud dari dokter tersebut, kunigami menghelan nafas."Chigiri ? Bagaimana perasaan mu ? Lebih baik ? Apa kau butuh-"
"Kau sudah melihatnya ?"
Kunigami tertegun dengan pertanyaan itu.
"Ha ? Apa..apa maksudmu ?"
Chigiri diam, ia memalingkan wajahnya dari kunigami, pria itu duduk disebelahnya, dan menggenggam erat tangannya.
"Kau tahu ? Aku dulu memiliki seorang kakak, seharusnya ia sudah menjadi orang yang memiliki kedudukan sekarang..ia sangat pintar"
"Kau..punya saudari ?"
Kunigami sedikit tertegun mengingat sesuatu.."Ya..saat aku masih kecil, ia memenangkan suatu perlombaan sains tingkat nasional, dengan umur yang sangat muda,
Ia bekerja keras untuk itu..sangat..sangat keras"
Chigiri mengerutkan dahinya."Saat aku hendak bertemu dengannya..dengan bunga di tanganku..berharap bisa memeluknya dan mengucapkan selamat padanya, ternyata ia sudah keluar lebih dulu, saat itu yang tercinta di benakku hanya..' kemana kakak ?' Aku tidak melakukan apapun.."
"Aku melihat seorang lelaki, ia mengenakan medali perak, ia terlihat panik setengah mati, aku..tidak menghiraukannya..aku hanya ingin bertemu kakak ku.."
"Tak lama pria itu pergi..dengan wajah penuh resah..lalu pendamping kakak ku datang, ia bertanya dimana kakak..aku tidak bisa memberi jawaban, ternyata sesuatu menimpa kakak ku.."
"Kakak ku mengalami bencana ia tertabrak mobil, saat aku mengetahuinya...aku tak bisa berdiri..aku ingin kakak ku..hanya itu yang kupikirkan..aku sempat bertemu dengan kakak..terakhir..terakhir kalinya.."
Mata chigiri berkaca kaca, seolah semua memorinya kembali dan mengikat nya."Aku..menangis sejadi jadinya..melihat kakak ku terbaring lemas..ia bangun dan meraih tanganku.."chigiri..kau..adik kesayanganku.. jadi anak pintar ya adikku...maaf aku tidak bisa menemanimu..aku menyayangimu.." Itu selalu terngiang dalam pikiranku.."
Chigiri menangis..ia tak kuasa menahan butiran yang membendung di matanya.."Aku seorang diri saat itu..aku berusaha menghubungi ayah, Ayah membentakku, ia bilang sedang ada di rapat penting dan kakak hanya menemui takdirnya..aku menghubungi ibuku..ia menanyakan kompetisinya..dengan lirih aku bilang kakak mendapat yang terbaik namun sekarang aku seorang diri..ibu menutup telpon tanpa mengatakan apapun..betapa takutnya aku saat itu.."
Chigiri menggenggam tangan kunigami dengan erat dan menangis..Pemakaman kakak diurus oleh seluruh pelayan yang ada dirumahku..aku hanya bisa memandanginya..saat aku kembali, aku melihat ayah dan ibu, aku berlari dan memeluk ibu..ibu diam, ia bahkan tak pernah membalas pelukanku..
"Chigiri, kakak mu tiada itu takdirnya..tidak perlu menangisinya"
"Ayah seolah berkata bahwa kakak bukan darah dagingnya..aku tertegun.."
"Sekarang kau harus jadi penerus kami, Anakku..belajarlah sampai kau menjadi sepintar kakakmu..namun jangan terlalu lemah sepertinya..ia sangat mudah menyerah.."
Ibu mengelus rambutku..sebelumnya ia tak pernah melakukannya....'Lemah ? Kakak rela tidak makan hanya untuk les tambahan..ia begadang tuk ulangan..kakak memaksakan diri..selalu..semua itu karna tuntutan Ayah dan ibu..bagaimana mereka bisa mengatakan hal seperti ini ?'
"Batinku..perasaan ku campur aduk..
Sedih, kesal, marah, menyesal..tapi aku tak bisa melakukan apapun..kakak pergi dan hanya meninggalkan secarik surat dan tumpukan buku dikamarnya..""Disurat itu tertulis..betapa lemahnya ia ..namun tetap memaksakan diri..lelah, sakit, ia melewatkan sendiri..hanya untuk mendapat belaian dari Ayah dan ibu..ia selalu di remehkan..ia meninggalkan semua buku beserta kesimpulan yang ia buat..untukku..ia tahu Ayah dan ibu akan memperlakukan aku sama sepertinya..ia berharap aku bisa lebih baik darinya..."
Chigiri mengis..tangisannya terasa sangat sesak..kunigami menariknya dalam pekukannya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Draw.
Teen FictionChigiri, seorang anak yang sungguh pintar, dan bersinar bak bintang. Ia seorang lelaki, yang ber paras secantik peri. Peri yang dituntut secara paksa tuk jadi sempurna. Ia gemar menggambar namun itu terhalang dengan harapan ke dua orang tuanya yang...