05.Sadar

155 13 0
                                    

Jeno tengah duduk bersandar dikursi tunggu didepan ruang rawat Jaemin.Dalam hati ia terus berdoa agar darah miliknya dan Jaemin cocok.

Kata dokter Eunwoo,Jaemin harus lebih dulu mendapat donor darah dan setelah itu baru bisa dilakukan operasi.

Sorot matanya mengarah pada Jaemin yang berada di brankar rumah sakit.Wajahnya yang pucat itu mampu membuat dunia Jeno berhenti seketika.

Jeno menatap jam ditangannya,waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 siang.Harusnya surat keterangan golongan darah sudah bisa dibagikan kan?.

"Permisi mas,ini surat keterangan donor darah kemarin.Dan dikertas itu golongan darah mas ngga cocok sama golongan darah pasien"Kata suster itu dan berlalu pergi.

Mendengar itu tubuh Jeno terasa lemas seketika.Ia harus mendapat darimana golongan darah yang sama dengan Jaemin?.

Tak lama Yuta datang dengan napas yang masih tergesa-gesa.

"Gimana sama golongan darah kamu Jen?apa cocok?"Jeno menggeleng.

"Kita harus dapat donor darah dari siapa Om?"

"Om juga ga tau,golongan darah om beda sama Jaemin.Cuma istri om yang cocok golongan darahnya sama Jaemin,tapi dia udah gaada"Jeno merasa iba mendengarnya,ia menepuk bahu pria itu untuk memberi semangat.

"Yang sabar ya om,nanti Jeno coba cari golongan darah dirumah sakit lain aja siapa tau ada yang sama dengan jaemin"

"Om berterimakasih banyak sama kamu Jen,maaf ya jadi ngerepotin kamu"

"Ngga masalah Om"

***

Jeno berlarian kesana-kemari untuk mencari golongan darah yang cocok dengan Jaemin.

Sudah sekitar sepuluh rumah sakit umum yang didatangi Jeno,dan hasilnya nihil.Tak ada satupun stok darah yang cocok dengan yang ia cari.

Jeno melangkah kearah ruangan Jaemin dengan sempoyongan.Didepan ruangan itu terdapat Yuta yang tengah mengobrol dengan wanita tua yang duduk diatas kursi roda dibantu oleh seorang laki-laki.

"Om"panggil Jeno dari jauh dan mengalihkan atensi Yuta dan kedua orang asing tersebut.

Jeno berlari kecil menghampiri mereka,"Maafin Jeno om,Jeno belum dapat golongan darahnya"

Yuta tersenyum tipis,"Ngga apa-apa Jeno,Jaemin udah dapat donor darahnya"

"Siapa om?"

Pandangan Yuta mengarah pada wanita tua didepan mereka.Merasa tau,Jeno pun menyalimi wanita tua itu.

"Terimakasih banyak nek"

"Ngga apa-apa nak,nenek senang sudah bisa membantu orang lain"kata wanita itu.
"kalo gitu nenek duluan ya"Tambahnya.

Jeno menepuk bahu laki-laki yang mendorong kursi roda nenek itu saat keduanya berpapasan.

"Ketemu ditaman,ada yang mau gue omongin"perkataan Jeno diangguki oleh laki-laki itu.

***

Sore ini Jeno tengah menunggu seorang laki-laki yang ia temui didepan ruangan Jaemin.Tak lama laki-laki yang ia tunggu itu datang juga.

"Sebelumnya ,nama gue Jeno"Jeno menyodorkan tangannya.

Laki-laki itu pun menjabat tangan Jeno,"Gue Guanlin,apa yang mau lo omongin sama gue?"

"Gue cuma berterima kasih aja sama nenek lo yang udah donorin darahnya buat Jaemin.Dan apa maksud nenek lo donorin darahnya itu?"

"pertanyaan lo kesannya kayak ga terima nenek gue donorin darahnya"

"Ga gitu sebenernya,tapi lo bisa jawab kan?"

"Nenek gue divonis kanker otak stadium akhir,kata dokter hidup nenek gue ga lama lagi.Lo pasti bingung kan waktu nenek gue bilang 'sudah bisa membantu orang lain'?"
Jeno mengangguk mendengar itu.

"Dulu waktu nenek gue masih SMP,dia udah dihamili sama kakek gue,dan untungnya kakek mau tanggung jawab saat itu.Setelah nenek lahirin nyokap gue,dia divonis kanker otak.Waktu itu nenek kecelakaan dan dirawat inap dirumah sakit ini,nenek koma dan sadar lima hari yang lalu"Tambah guanlin sembari menatap kearah depan yang terdapat seorang anak kecil yang tengah bermain dengan seorang wanita paruh baya.

"Kasian banget nenek lo"

"Hm,dan nenek gue donorin darah karna dia merasa hidupnya didunia ini ngga ada gunanya.Jadi ya gitu"

"Thanks ya udah cerita,walaupun gue sedikit ga paham"katanya sembari menggaruk tengkuknya sembari cengengesan.

"Anjir lo Jen!gue udah ngomong panjang lebar tapi lo ga paham juga!Sialan"Kesal Guanlin lalu mengapit leher Jeno kedalam ketiaknya.Dan untungnya wangi,jadi Jeno ga protes sedikit pun.

"Ahahaha,sorry sorry.Tapi apapun itu gue makasih banget sama nenek lo,bilang ke nenek kalo dia itu udah nyelamatin nyawa Jaemin"

"Hm,gue balik"

"Yoi"

Guanlin beranjak meninggalkan Jeno yang masih diam ditempat.

***

Satu minggu telah berlalu.Tepat tiga hari yang lalu Jaemin selesai operasi.Dan kini Laki-laki manis itu masih setia memejamkan matanya diatas kasur brankar.

Jeno juga masih setia menunggu Laki-laki itu sadar.Ia bahkan jarang sekali pulang walaupun mamanya terus memaksanya.

Tak lama jari-jari lentik Jaemin mulai ada pergerakan.Jeno yang melihat itu sontak menekan tombol disamping brankar untuk memanggil dokter.

Pintu dibuka kasar oleh dokter Eunwoo diikuti oleh suster dibelakangnya.

Dengan raut wajah khawatir,Jeno bertanya,"Gimana keadaan Jaemin dok?".

"Alhamdulillah,Jaemin sudah melewati masa komanya.Mungkin beberapa menit kedepan dia akan sadar"

"Syukur,makasih dok"Dokter Eunwoo mengangguk kemudian berlalu pergi dari sana.

Memastikan punggung dokter itu sudah tak terlihat lagi,Jeno segera menggenggam tangan Jaemin lalu ia tempelkan dipipi kanannya.

"Na,kapan lo sadar?"Gumam Jeno penuh harap.

Engh..

Lenguhan Jaemin terdengar diiringi dengan mata cantiknya yang perlahan mulai terbuka.Jeno mengusap rambut Jaemin yang kusut dan tanpa sadar air matanya menetes.

Jaemin tersenyum melihat itu,ia mengangkat tangannya pelan guna menghapus air mata yang turun di pipi Jeno.

"Na,miss me?"Jaemin mengangguk hebat.Sontak Jeno memeluk tubuh Jaemin yang mulai terlihat sedikit kurusan.

"Nana rindu Nono"Air mata Jaemin menetes tanpa disadari Jeno.Dengan cepat Jaemin menepis air matanya kasar.

"miss you too Nana"

TBC..

Holaa guyss

Gimana sama chapter ini?

Satu kata buat Jaemin and Jeno

Vote nya selalu ditunggu yaa

Jangan lupa rekomendasikan ke orang lain juga yaa

See yuu

Nana Nono [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang