✰ 30 | I LOVE YOU! ✰

964 105 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim ...
Haiii, selamat membaca❤️
Vote dulu yaw sayang, baca pelan-pelan ini part terakhir😍

◦◦,'°.✽✦✽.◦.✽✦✽.°',◦◦
ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Selama di perjalanan ke Bali, gua tidur terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama di perjalanan ke Bali, gua tidur terus. Sebenarnya tidurnya tuh nggak terlalu nyenyak karena berisik di dalam bus, apalagi Acha yang dari tadi vidcall terus sama pacarnya karena beda bus. Tapi, gua tetap usahakan tutup mata biar kebawa tidur. Supaya nggak mabuk banget.

Sesekali gua hirup aroma minyak kayu putih biar nggak enek perutnya, lalu nyenderin kepala lagi ke bantal yang nempel di leher. Tahulah ya, bantalnya itu kayak gimana.

"Chaaa ...," lirih gua manggil Acha dengan lemas.

Iyalah, udah lemas banget ini anjir. Dari tadi belum sampai-sampai ke pelabuhannya. Hampir tujuh jam sendiri lho ... belum seberapa sih, apalagi nanti pas di kapalnya. Huhhhh, nggak tahu lagi dah gua sumpah.

Acha menoleh dengan tatapan khawatir soalnya gua udah letoy banget. "La? Lo nggak kuat? Mau muntah?"

Acha langsung cari-cari plastik kresek di bawah kolong jok kursi, lalu ngasih ke gua. "Nih pegang buat persiapan kalo lo muntah di sini aja," tuturnya.

Gua cuman mengangguk pelan sembari menghela napas panjang. "Cha, jangan berisik-berisik ya. Gua mau tidur dulu biar nggak mabuk banget," tegur gua.

Lalu, Acha mengacungkan jempolnya dan saat itu juga dia udahan vidcall sama Fairuz. Toh, dia juga mau istirahat bobo juga. Mengisi energi buat persiapan healing kalo udah sampai di Bali nya.

Akhirnya teman-teman yang lainnya ikutan pada tidur karena arahan dari Pak Aslan.

Ada yang muntah-muntah juga dua orang. Mungkin, mereka sama kayak gua kalo perjalanan jauh suka mabuk gitu. Tapi, alhamdulillah ya gua tetap kuat nggak mabuk sampai ke pelabuhannya.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya kita sampai juga tuh di pelabuhan. Nggak lama, bus sekolah kita mulai masuk ke dalam kapalnya dengan bergilir atau ngantre ya.

Sumpah si anjir, pusing banget kepala gua pas udah jalan tuh kapalnya. Biasanya di daratan sekarang di lautan, ya jadi gimana gitu ya.

Gua mulai merasa mual, enek banget. Nggak lama, sekitaran tiga puluh menitan di kapal, gua udah mulai muntah-muntah sampai gemetaran ini tangan buat pegangin plastiknya.

"Huuueekkk! Huek!" gua muntah-muntah.

Tapi, untungnya aja yang muntah bukan gua doang hehehe ... yang lainnya juga. Mungkin, karena baru pertama kali naik kapal.

Riki yang dapat tempat duduknya di belakang sama Juan, lihat gua muntah-muntah begitu jadi khawatir banget.

Dia bangun berdiri dari tempat duduknya, niatnya sih mau nyamperin gua. Tapi, nggak jadi karena buat jalan agak oleng karena air laut yang cukup kuat. Iya, campuran ombak-ombak laut malam. Agak oleng bagi dia yang baru pertama kali naik kapal buat jalan gitu susah, takutnya malah jatuh.

My Big Boy ; Ni-ki (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang