Semalam Koa tiba-tiba saja demam tinggi, bahkan sampai mengalami kejang.
Berawal dari Damian Lewis Salvatore—sulung keluarga—yang berniat melepas rindunya pada si bungsu.
Namun begitu ia masuk ke kamar dengan pintu bercat putih itu, Damian justru mendapati Koa yang tengah menggigil. Mata tajamnya membulat begitu menyadari bahwa balkon kamar yang terbuka. Ia pikir, sepertinya ada musuh yang menyerang. Tapi keselamatan adiknya nomor satu, jadi ia langsung menghubungi keluarganya lewat intercom yang ada di atas nakas. Damian juga memerintahkan tangan kanannya—Haris—untuk segera memanggil dokter dan mencari tau siapa dalang dibalik ini.
Tak butuh waktu lama, semua anggota keluarga Salvatore berkumpul pada kamar Koa, bertepatan dengan datangnya Dokter Zhen, dokter pribadi Salvatore. Dokter Zhen memang diberikan tempat tinggal yang masih berada di sekitar area mansion, agar tak memakan waktu lama jika ada salah satu keluarga Salvatore yang sakit.
Mereka dibuat panik ketika tubuh Koa mengejang, dan nafasnya yang putus putus, terdengar begitu berat dan menyakitkan.
Dokter Zhen langsung menyuntikan cairan pereda demam, ia juga memasangkan masker oksigen dan juga infus. Tak lupa menempelkan gel penurun demam di dahi Koa.
Setelahnya, ia menulis resep obat yang harus ditebus di apotek. Dokter Zhen mendekat ke arah Albert dan Bora, "Apa tuan kecil sedang memikirkan sesuatu akhir akhir ini?"
Semuanya saling melempar tatapan heran, Bora melirik ke arah Hazel, karena bagaimanapun Hazel adalah kembaran Koa, mereka punya ikatan batin yang kuat.
"Sebenarnya, Koa sedikit linglung sejak pingsan tadi siang, aku... ugh, i'm sorry, I don't know what's weighing on his mind. Koa hasn't shared it with me." Kalimat Hazel melirih diakhir.
"sigh, demam tuan kecil dipicu oleh stress, saya harap kalian bisa menjaga pikiran dan perasaan tuan kecil, oh jangan biarkan dia kelelahan juga. Tuan Salvatore, ini resep obat harus ditebus di apotek. Jika terjadi sesuatu, kalian bisa langsung menghubungi saya." Dokter Zhen memberikan secarik kertas kepada Albert yang langsung diterima oleh si empu.
"Terimakasih dokter Zhen,"
Dokter Zhen tersenyum tipis, lalu membungkuk kecil, "sudah tugas saya tuan, saya pamit undur diri."
•
•
•
•
•
"Pusing?"
"Engga ko."
"Sesak?"
"Engga tuh."
"Haus?"
"Engga."
"Mual?"
"ENGGAAA IH KA WILLY NGOCEH TERUSSS!" Koa berteriak frustasi.
Sedari tadi William terus menanyakan hal hal tersebut, Koa seperti ibu hamil saja!
Memang hari ini hanya William dan Bora yang bisa menjaga Koa. Bora cukup tegas, ia tidak membiarkan suami dan anak anaknya membolos dari pekerjaan dan sekolah mereka. William sih hari ini hanya memiliki 2 jam matkul pada sore hari. Sedangkan Bora, ia tengah membuat makan siang di dapur.
Masker oksigen sudah diganti nassal canula, agar mempermudah gerak Koa, juga anak itu rewel ingin melepasnya. Untuk infus memang sudah dilepas begitu cairannya habis. Jika belum mungkin Koa akan rewel kuadrat.
Lihat saja sekarang anak itu tengah merengek meminta ke perpustakaan.
"Kak Willy, Koa ke perpustakaan ya? ya yaa?"
"Disini saja Adik, kamu mau baca buku apa biar Kakak suruh maid untuk mengambilnya."
Koa berdecak pelan, "Tapi Koa penginnya ke perpustakaan lho? Kata siapa mau baca buku?"
William mengernyit heran, bukannya di perpustakaan untuk membaca buku ya?
"Terus adik mau apa?"
"Mau ke perpustakaan."
Oke, William pasrah, ia menghembuskan nafas. Mungkin jika hanya di Perpustakaan tidak apa apa, lagian ia akan memantaunya juga.
"Oke, tapi poppo dulu."
Mata koa langsung berbinar, ia dengan cepat mencium pipi kiri William.
"Only one? Bagaimana dengan yang kanan?"
"Ih banyak mau kak Willy mah," meskipun menggerutu, Koa tetap mencium pipi Kanan sang kakak. Hal itu sukses membuat senyum William merekah.
"Good boy," William menggendong Koa di punggungnya, Koa sendiri yang minta. Ia memanggil Bodyguard yang berdiri di samping pintu kamar Koa, untuk membantu membawakan Tabung oksigen karena Koa masih harus memakai Nassal canula.
"What i can help, Captain?" Ucap William menirukan seorang pelaut kepada Kapten kapal.
"Go to libraryyy!"
"Wanna go to library?"
"Un un!" Koa mengangguk cepat, gemas sekali.
"Are you ready, Captain?"
"I'm Ready master willyyy~"
"Okay, let's go to library!"
"Ay ay!!"
Koa memeluk erat leher William dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menunjuk ke depan.
Perjalanan menuju perpustakaan yang berada di lantai satu diiringi oleh tawa renyah Koa, William juga tak henti hentinya tersenyun.
Para maid dan bodyguard sangat senang yang melihat para tuan mudanya begitu akrab. Bekerja dibawah naungan Salvatore seperti sebuah lotre bagi hidup mereka.
•
•
•
•
•
Katanya, tadi Koa tidak ingin membaca. Tapi, begitu duduk di meja panjang yang berada di tengah tengah perpustakaan, ia langsung tertarik pada novel usang yang tergeletak di atas meja, terbukti dengan sampul biru yang warnanya mulai memudar.
William tadi pamit meninggalkannya begitu mereka tiba di perpustakaan, ia bilang dosennya tiba tiba saja mengganti jadwal untuk memajukan kelasnya pada siang hari ini.
Awalnya William berniat membolos saja, tapi ia ketahuan oleh Bora saat sedang menerima panggilan. Sehingga Bora langsung memarahinya untuk tidak membolos, ia tidak ingin anaknya menjadi anak yang tidak disiplin.
Koa juga menimpali ceramah maminya, "Kak Willy sana berangkat, Koa gamau ya punya kakak yang bodoh," William langsung tertohok mendengar ucapan adik kesayangannya.
Saat ini Koa tengah fokus membaca novel yang ia temukan, ditemani secangkir cokelat panas dan sepotong banana cake. Omong omong Maminya itu sudah kembali lagi ke dapur setelah mengantarkan camilan untuknya, sehingga saat ini hanya ada ia dan dua bodyguard yang mengawasi Koa beberapa langkah di belakangnya.
***
21st December 2023
![](https://img.wattpad.com/cover/358521141-288-k122648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescuing My Antagonist Twin! (ON HOLD)
Aktuelle LiteraturKai tiba tiba menjadi Koa. Jati dirinya sebagai Kai hilang, ia secara sempurna telah menjadi bagian dari Koa. Secara tidak sengaja, ia menemukan Novel usang di perpustakaan. Novel itu persis seperti apa yang ia alami, dan kembarannya menjadi tokoh...