10 - Hugo Darley

13.7K 1.6K 132
                                    

"ADIK!!!"
















Hening.
















Koa sudah pasrah jika memang dirinya terjatuh dari tangga. Ia cukup ngeri membayangkan rasa sakit yang akan ia rasakan, mungkin tulangnya remuk?

Tapi tunggu dulu,

"Sudah puas anak nakal?"

Koa menoleh patah-patah; Damian membawa dirinya dalam pelukan. Menangkap tubuh limbungnya yang hampir jatuh.

"Syukurlah," Ian menyentil main main dahi Koa, "adik, astaga jantung kakak hampir copot."

Hiperbola memang, tapi ia sungguh takut ketika melihat tubuh ringkih Koa yang limbung. Untung saja dirinya; yang baru saja pulang dan menghampiri keributan di tangga, mempunyai reflek yang bagus. Sehingga, Koa terselamatkan dari kemungkinan terburuk.

Damian menggendong tubuh Koa yang lemas, memasuki kamar Koa diiringi Hazel dan Evan yang menuntun Bora, wanita berdarah campuran Aussie itu masih menangis.

Saat akan membaringkannya, si bungsu Salvatore itu memberontak lemah. Bagaimana pun keadaannya, ia harus menyelamatkan Hazel dari Jessi!

"No, kakak~ huks, ma-mau ikut hajel~" Dengan nada yang tersendat karena tangis, Koa masih bersikukuh untuk pergi ke pesta Jessi.

Damian menghela nafas, melirik Bora yang mengangguk. Bora sendiri langsung memeluk dan mengecupi seluruh permukaan wajah anak bungsunya.

"Adik boleh ikut, tapi Mami sama Kak ian juga ikut, ya sayang?"

Kini gantian Koa yang menghela nafas, jika Mami dan Kakak sulungnya itu ikut, mungkin ia cukup sulit untuk pergi menjauh dari pengawasan mereka.

Koa mengangguk pasrah, yang pasti ia harus mencegah Hazel untuk bertemu Jessi!

Dress code pesta Jessi ialah formal monokrom. Menjadikan sosok utama pesta; Jessi, bersinar terang dengan gaun merahnya. Bak setetes darah diantara kertas putih dan tinta hitam.

Pupil Koa bergetar, jantungnya berdegup kencang. Melirik sekilas Hazel yang berdiri di sampingnya; tampilan mereka persis seperti yang Koa mimpikan.

"Adik, Kakak mau ke toilet sebentar ya?" Hazel bertanya pada Koa yang sedari tadi diam, seperti tengah mikirkan sesuatu.

"Adik?"

Lamunan Koa buyar, "ah iya hajel," menjawab asal pertanyaan dari kembarannya dan kembali melamun.

Hazel sih, karena kebelet langsung meluncur ke toilet, toh ada Damian yang bersama dengan Koa— pikirnya.

Beberapa menit setelahnya, Koa baru sadar tidak menemukan presensi kembarannya. Tangannya bergetar hebat, tidak, Koa tidak ingin apa yang ia mimpikan menjadi kenyataan.

Ia menoleh, mendapati Damian yang tengah berbincang dengan rekan bisnisnya. Matanya bergulir mencari Bora dan Evan, Bora tengah menyapa adik iparnya— Philip Salvatore, adik dari albert sekaligus ayah Jessi. Untuk Evan, remaja itu sedang mengambil dessert.

Oke, ini kesempatannya.

Koa berlari kecil keluar dari gedung, keringat dingin bergulir di dahinya, wajahnya memucat, sungguh ia takut, takut sekali.

Rescuing My Antagonist Twin! (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang