Koa menatap malas Hazel dan Gisel yang tengah berebut untuk menyuapinya. Ia langsung dibawa pulang saat itu juga, Hazel bilang sih ada Kakak kelas yang menawarkan untuk mengantarkan mereka.
Oke, bisa Koa simpulkan, Kakak kelas yang dimaksud Hazel ialah si protagonis pria, Theo. Dalam plot aslinya, Theo mengamati Gisel yang tengah mengambil mangga, dan menawarkan bantuan untuk membawakan mangga mangga yang diambil (dicuri) oleh Gisel.
Tapi mendengar penuturan Hazel, apakah ini efek kupu-kupu karena kehadiran dirinya?
"Aku kembarannya, aku yang akan menyuapi Koa."
"Bukankah sudah kubilang? Lebih nyaman jika disuapi oleh perempaun."
"Tapi kau waria."
"Hellooo? Mr.Angry bird? tidak kah kau lihat dua benjolan di dadaku?"
Koa mengernyitkan dahinya, dua orang ini sampai kapan akan ribut.
"Koa makan sendiri saja," Koa berucap frustrasi. Keduanya langsung menoleh, serempak mengatakan "Tidak!"
"Koa, dear, pilih siapa yang kamu ingin untuk menyuapimu?"
"Aku kan adik?"
"Shut up, biarkan Koa memilih."
"Adik maunya di suapi Kakak kan?"
Koa melirik ke ambang pintu, itu Bora dan Evan. Batin koa berteriak dramastis, mereka penyelamat hidup!
"Koa mau disuapi mami,"
Bora mengangkat satu alisnya, tapi ia langsung menuruti kemauan anak bungsunya itu.
Sedangkan Evan, ia menuju ke arah kanan ranjang Koa, menarik kerah seragam Hazel dan Gisel, lalu menyeret mereka untuk menjauh dari Koa, bak menyeret anak kucing. "Can you explain guys?"
"Ya gitu, adik mimisan terus pingsan."
Perempatan imajiner muncul di dahi Evan begitu mendengar jawaban asal asalan dari Hazel."Dan tidak ada yang mengatakannya padaku?" Evan marah karena ia harus tahu keadaan adiknya dari orang lain.
"kau tidak penting."Hazel melirik pada Gisel, perempuan ini tidak bisakah hidup dengan tenang tanpa membuat orang lain darah tinggi?
"Oh bocah blair, kupikir otakmu akan membaik di new york, ternyata masih sama juga heh?"
"I just say the fact, lagian ada Theo yang menawarkan bantuan dengan suka rela." Gisel berujar malas.
"Matheo Johanson?"
"Exactly! Sangat Gentle dibanding dirimu."
Koa yang merasakan hawa hawa akan timbulnya peperangan, jadi ia dengan segera menarik pelan baju yang dikenakan Bora.
"Kenapa sayang? Mau minum?"
Menggeleng, lalu menunjuk ke arah 3 remaja yang mulai adu mulut, "mereka berisik mami."
Tak butuh waktu lama, Koa mendengar aungan induk macan Salvatore memenuhi kamarnya. Oke itu cukup hiperbola. Tapi seperti itulah yang ia saksikan sekarang.
Bora menjewer telinga Evan dan Hazel, "Kalian! Adik sedang sakit dan kalian malah berdebat tidak penting disini?! Kalian rindu lemparan sandal mami ya?!"
"Aduh duh duh, ampun mami~ Dia duluan yang mengajak ribut." Evan mengaduh, berusaha melepaskan jeweran Maminya.
Hazel sih hanya pasrah, padahal ia diam saja, kenapa pula ia harus kena jewer maminya.
Gisel mendengus ketika Evan menunjuk nunjuk dirinya, oh ayolah kemana hilangnya berandal Salvatore? Kenapa malah terlihat seperti anak kucing yang sedang dimarahi oleh induk Macan?
"Oh Gisel~ lama tidak bertemu. Bagaimana kabar Helena?" Nadanya ramah, tapi Bora tetap tidak melepaskan jewerannya.
Gisel tersenyum lebar, "Mommy baik tante, kami pindah kesini lagi belum lama ini."
"Nah bilang ke Mommy mu untuk segera menghubungiku oke? Dan kalian! Cepatlah kembali ke sekolah! Kembali ke habitat kalian anak anak nakal!"
Oh sungguh standar ganda Debora Rusell. Koa terkikik geli, hiburan yang bagus untuk siang harinya.
•
•
•
•
•
"Kata Dokter Zhen Koa tidak apa apa Papi~ jadi belikan Koa es krim ya?"
"hm? benarkah?"
"Iya loh, nih nih tanya mami kalo papi ga percaya," Koa meringsak ke pelukan Bora, lalu mengarahkan layarnya hingga memuat figur sang mami.
"Koa benar sayang?"
Bora tersenyum hangat, "harusnya, Dokter Zhen bilang hanya kelelahan, tidak ada yang serius."
Mereka tengah melakukan panggilan video dengan Albert. Albert langsung menghubungi istrinya begitu mendengar kabar Koa pingsan.
Koa menghadapkan ponsel ke arahnya lagi, hingga muka Koa memenuhi layar panggilan.
"Tuh denger kan papi? Jadi beliin es krim yaa~"
"Apa keuntungan papi jika membelikanmu es krim hm?" Goda Albert.
Koa mengerucutkan bibirnya, ia berfikir sejenak, "eum gimana kalo nanti Koa bobo sama papi?"
"Only papi? Mami tidak?"
"Iyaa sama mami juga."
Terdengar kekehan Albert dari seberang, "okay, deal adik?"
"Deal! Mintchoco ya papi, sama yang cotton candy~"
"of course my little prince."
Tak lama sayup sayup terdengar suara asisten Albert yang mengingatkannya untuk rapat.
"Papi tutup VidCall nya ya sayang?"
"Um! Semangat kerjanya papi biar Koa punya banyak uang hehe."
Bora menyentil main main dahi Koa, lalu mengambil alih ponselnya.
"Lembur atau tidak?"
"Aku pulang sebelum makan malam tentu saja."
Bora mengangguk puas, "Oke selamat bekerja hubby," diakhiri dengan Bora yang memberikan ciuman penyemangat dengan bunyi 'mwah'.
Oh ayolah Debora, anak bungsumu ini tengah meng-copy diam diam perilaku mu barusan.
***
27/12/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescuing My Antagonist Twin! (ON HOLD)
قصص عامةKai tiba tiba menjadi Koa. Jati dirinya sebagai Kai hilang, ia secara sempurna telah menjadi bagian dari Koa. Secara tidak sengaja, ia menemukan Novel usang di perpustakaan. Novel itu persis seperti apa yang ia alami, dan kembarannya menjadi tokoh...