BAMBUSA WISHES
Retelling Dongeng Timun Mas
Grisella Putri Kanani sudah menjomlo selama dia hidup. Saat akhirnya ada laki-laki yang tertarik padanya (baca: melamar), umur laki-laki itu nyaris setengah abad. Masalah lain, si pelamar adalah Pak Pala, b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pak Pala lucu, ya? Kayak kucing."
Aku sampai di Bogor kemarin siang. Hari ini, aku sudah masuk kerja lagi, bertemu Ben lagi, yang langsung menagih oleh-oleh dan cerita konyol apa pun tentang bos kami. Aku menceritakan semuanya. Dari aku yang muntah-muntah di jam tiga pagi sampai kejadian kambuhnya alergi Pak Pala. Saat itulah komentar Ben soal Pak Pala yang seperti kucing muncul.
"Kok kayak kucing?" Aku tak tahu apa yang Ben maksud dengan kalimat itu. Pak Pala sama sekali tidak tampak seperti kucing. Singa, mungkin.
Aku melirik Dera, siapa tahu cuma aku yang tidak paham dengan referensi lelucon Ben. Untungnya, Dera pun tampak mengalami kesulitan yang sama denganku. Jadi, bukan cuma aku yang tidak up to date dengan kebaruan lelucon Ben.
"Kucing kan takut sama timun," jawab Ben, membuatku bertanya-tanya dia sedang serius atau tidak. "Jangan bilang lo belum pernah lihat video-video kucing versus timun."
Aku menggeleng.
"Lo, Ra?" tanya Ben pada Dera, tampaknya dia sedang mencari teman untuk memojokkanku. Ketika Dera juga menggeleng, Ben menghela napas dan mengembuskannya keras-keras. Seolah hendak berkata, "Ya, Tuhan. Kenapa teman-teman hamba nggak up to date banget?"
"Lihat ini." Alih-alih menggerutu, Ben malah sibuk menunjukkan ponselnya padaku dan Dera. Dia membuka Youtube dan mengetikkan 'cat versus cucumber' di kolom pencarian. Belasan video dengan thumbnail berisi kucing berekspresi aneh dan sebuah timun muncul di layar. Dia mengetuk video paling atas.
Video terputar. Seekor kucing berbulu jingga sedang bersantai, lalu tiba-tiba seseorang menggelindingkan sebuah timun ke arah kucing itu. Seketika, kucing itu melompat sangat tinggi dan mengeong, sebelum akhirnya kabur. Video berikutnya juga menunjukkan adegan yang hampir sama, meski dalam wujud kucing dan situasi yang berbeda. Ada beberapa video lagi setelah itu. Intinya, Ben berhasil membuktikan kalau leluconnya memang berdasar.
"Tapi, Pak Pala nggak takut timun kayak kucing-kucing itu," ujarku meluruskan kejadian sebelumnya. "Dia alergi, kayak kita kalau alergi seafood atau alergi kacang."
"Lo cuma belum lihat gimana reaksi Pak Pala kalau beneran disodorin timun kayak kucing tadi," sanggah Ben, dia . "Bisa jadi sama. Mau dites buat..."
"Saya dengar ada yang lagi ngomongin timun."
Suara itu bagai kilat yang menyambar tepat di samping telinga, yang aliran listriknya memercik dan mengaliri sekujur tubuh, nyaris menghentikan detak jantungku. Aku melihat Ben dan Dera yang juga mengalami efek yang sama.
Aku menoleh ke sumber suara. Di pintu masuk ruang kerja kami, Pak Pala berdiri dengan tangan terlipat di dada. "Boleh ikut ngobrol? Kebetulan beberapa hari lalu habis ada karyawan yang bikin bosnya hampir gila pakai timun."