33. Ujian dan Janji

210 26 7
                                        

Pekan ujian pun tiba, Melvin selalu menanyakan apakah Kana bisa melalui ujiannya dengan baik. Seperti yang selalu Ia lakukan.

 Seperti yang selalu Ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvin juga tak lupa menagih janji Kana padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvin juga tak lupa menagih janji Kana padanya.

Selepas ujian sekolah, Kana sempat berlibur sebentar ke Vietnam bersama sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas ujian sekolah, Kana sempat berlibur sebentar ke Vietnam bersama sang ibu. Sepulang dari sana ujian universitas telah menunggunya. 

Selain itu, Kana juga mengikuti tes di kampus yang sama dengan Melvin. Kana sempat mendengaar percakapan Melvin dengan teman-temannya bahwa Lulu juga berencana masuk kampus yang sama. Karenanya Kana meminta Pondra menjemputnya.

 Karenanya Kana meminta Pondra menjemputnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gedung Kampus Teknik 3 PM

"Dut, dimana?" tanya Pondra ketika Kana mengangkat teleponnya di seberang sana.

"Di lapangan basket, gue lagi nunggu Brian masih beres-beres katanya bareng temennya." jawab Kana.

"Ya udah jangan kemana-mana, gue kesana." Pondra menutup teleponnya lalu masuk ke dalam area kampus.

Pondra sampai di tempat Kana menunggu tepat ketika Melvin dan Lulu menghampirinya. Pondra segera berlari menghampiri Kana yang sedang duduk sendirian di tepi lapangan basket kampus.

"Dut, yok pulang." Ajak Pondra sengaja menyalip Melvin yang berjalan ke arah Kana. Kana masih fokus pada ponselnya ketika Pondra mengajaknya pulang.

"Bentar, wa in dulu abang biar gak khawatir." Kana mengirimkan pesan pada Tay lalu menoleh ke arah Pondra. Raut Wajah Kana langsung berubah tatkala melihat Melvin berdiri di belakang Pondra sambil menggandeng tangan Lulu di sampingnya.

"Hai Vin." Suara Kana terdengar dingin. Pondra menoleh ke belakang lalu kembali menatap Kana. Pondra mengerutkan alisnya seolah bertanya "Apa-apaan?". Kana menatap Pondra dan mengisyaratkannya untuk tetap tenang.

"Na, gimana tadi? bisa?" tanya Melvin. Ia duduk di sebelah Kana, sementara Lulu duduk di sebelahnya.

"Bisa." Jawab Kana pendek sambil mengangguk. Ia menarik tangan Pondra untuk duduk di undakan tangga di bawahnya.

"Mudah-mudahan kita lulus ya, jadi sekampus. Kan gak susah jagain lo." kata Melvin. Kana tersenyum. Senyum yang sedikit dipaksakan.

"Gak perlu Vin, kan ada Brian. lagian kalo Pondra keterima di kampus sebelah juga kan gak jauh. Ya gak Pondra Sakti Pratama? Nanti lo kan bisa kirimin risol mama Pondra tersayang ke kampus yes." Kana merangkul Pondra.

"Pake fee delivery tapi ya dut." Pondra menimpali kata-kata Kana seraya menggenggam tangan lelaki kurus itu. Ya, Pondra bisa merasakan tangan Kana bergetar.

Melvin melirik tajam tangan Pondra yang menggenggam erat tangan Kana sambil sesekali mengusap punggung tangan anak itu dengan ibu jarinya.

"Brian ambil IE juga Na?" tanya Melvin.

"Ambil ME, biar bisa lanjutin dan kembangin toko bokapnya katanya." Jawab Kana.

"Seru ya nanti kita sekampus." Tiba-tiba Lulu ikut bersuara. Kana memandangnya lalu tersenyum.

Kana menatap Lulu yang tersenyum ketika bicara padanya. Gadis itu sangat cantik di mata Kana, terang saja Melvin jatuh cinta padanya. Lulu juga bukan anak yang pecicilan tapi easy going. Ia gadis yang tenang, berkharisma, dan terlihat sangat anggun dan cerdas.

"Tapi gue kayaknya gedung fakultasnya jauh ya." Kata Lulu.

"Emang ambil jurusan apa?" Tanya Kana, lagi-lagi tangannya gemetaran.

"Seni rupa hehehe. Gue mah gak sepintar kalian kali yang bisa masuk teknik hahaha." Lulu tertawa menutup bibir mungilnya.

"Oh, tes nya tadi pagi dong? gak takut nunggu sendiri?" Tanya Pondra. Ia masih menggenggam tangan Kana. Ia bicara untuk memberikan ruang pada sahabatnya agar bisa menenangkan diri.

"Iya, tadi pagi. Jam sebelasan udah selesai. Jadi tadi nunggu dikit. Gue emang seneng sendirian hahaha jadi gak takut, banyak aa-aa ganteng ternyata disini ya hahahaha." Canda Lulu sambil tertawa.

"Heh!" Melvin mencubit gemas pipi Lulu lalu keduanya tertawa.

"Dut, mau ujan. Pulang yu, gue gak bawa jas ujan soalnya." Pondra langsung bangkit dan mengajak Kana pulang. Kana menurut. Ia beranjak dari tempatnya.

"Ujan dari mana anjir, cerah gini." Melvin memandang ke atas melihat langit yang cerah.

"Eits, jangan ngadi-ngadi ente... lo gak tau? Gue kan mantan pawang ujan, tau banget bakal ujan ini mah bentar lagi. Hayuk Dut, mampir toko nyokap ya. Abis ujian kan pasti laper lo." kata Pondra.

"Asiikk.. duluan ya Vin!" Kana melambaikan tangannya pada Melvin.

"Na, gak mau bareng gue aja?" Tanya Melvin. Kana menggeleng.

"Kalo mau bareng kamu mah aku ngapain minta Pondra jemput. Anterin Lulu pulang, ati-ati nyetirnya. See you at school." Sekali lagi Kana melambaikan tangannya lalu pergi menjauh bergandengan tangan bersama Pondra.

Melvin memeluk Lulu. Ia menyembunyikan wajahnya di balik punggung gadis cantik itu. Lulu mendengar isakan Melvin. Gadis itu hanya mengusap lengan Melvin yang melingkar di pinggang rampingnya seraya menenangkan Melvin.

"Aku masih gak rela..." Bisik Melvin di sela isakan tangisnya sore itu.

"I know Vin... I Know..." Hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Lulu.

***

"Dut, jangan nangis lo." Pondra berusaha bicara pada Kana ketika memacu motornya di jalan raya. Kana berpegangan erat pada pinggangnya.

"Enggak." jawab Kana pendek.

"Bo'ong lo." Pondra tak percaya. Lampu perempatan jalan berubah merah. Pondra menghentikan laju motornya lalu mengambil kesempatan itu untuk melirik ke kaca spion yang diarahkan pada Kana.

"Oh iya, gak nangis anjir. Yeeyyy Dudut move on!" Kata Pondra sambil bertepuk tangan senang ketika melihat wajah Kana yang bersih tanpa air mata.

"Gue gak mau nangis lagi." Tutur Kana pelan. Ia menghela nafas panjang.

"Good! Gue traktir gelato di toko nyokap sebanyak yang lo mau." Pondra benar - benar senang melihat Kana tak menangis lagi hari itu.

"Tuker risol ajaaaa." Seru Kana. Pondra mengangguk meng-iya-kan.

Lampu hijau menyala, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Pondra ditemani sinar matahari menjelang senja yang hangat.

Ya, Kana tak ingin menangis lagi. Sakit. Namun Ia tak ingin menjadi lemah, karena ketika lemah yang ia butuhkan hanya satu. Melvin Santoso Jayadipraja.

***

KaerimichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang