MewGulf AU; Kaerimichi
Lahir dari keluarga super sibuk membuat Melvin (M ew) dan
Kana (G ulf) jadi saling ketergantungan satu sama lain, hingga
keduanya sadar akan perasaan masing-masing
Inspired by : Kaerimichi by Younha
https://open.spotify.com/tr...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Esok harinya tiba-tiba Melvin mengirim pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Jangan pake selimut Vin, ini panas banget kamu, aku takut kamu kejang." Kana menarik selimut yang dikenakan Melvin. Anak itu menggigil kedinginan, terang saja, panas tubuhnya sampai 39.4⁰C .
"Aku telepon om Jimmy ya biar kamu di cek dulu. Aku takut kamu tipes atau dbd." Kana merogoh saku celana pendeknya lalu mengeluarkan ponsel dan menelpon pamannya yang berprofesi sebagai dokter itu.
Melvin hanya mengangguk, mengiyakan segala perkataan Kana. Ia tak punya tenaga untuk bicara. Ia menarik pinggang ramping Kana lalu memeluknya untuk menghangatkan tubuhnya sendiri.
"Om Jimmy bentar lagi kesini, kita tungguin aja. Aku ke bawah dulu ambil baskom buat kompres kamu sambil nunggu Om Jimmy." Kana melepaskan pelukan Melvin, menggantikannya dengan sebuah guling.
Lima menit kemudian Kana kembali. Ia bergegas ke kamar mandi mengisi baskom plastik itu dengan air hangat. Lalu mengambil sehelai handuk kecil dari lemari Melvin. Dengan telaten Kana mengompres dahi, leher, tangan dan kaki Melvin.
Tak lama bel berbunyi, asisten rumah tangga Melvin membuka pintu lalu mengantarkan Jimmy ke kamar Melvin.
"Udah berapa lama panasnya Na?" Tanya Jimmy, dua alis tebalnya terangkat ketika melihat suhu tubuh Melvin.
"Dari tadi malem katanya Om, udah minum paracetamol, turun bentar terus naik lagi. Dari pagi muntah-muntah terus." Jelas Kana.
"Kita bawa IGD aja deh, biar bisa cek darah. Melvin bisa bangun gak?" Tanya Jimmy. Melvin mengangguk lemah.
Kana memapah tubuh besar Melvin lalu berhati-hati membawanya hingga naik ke mobil Jimmy.
"Bentar om, Na ambil tas dulu, takut-takut perlu apa-apa. Vin, aku bawa dompet sama hape kamu juga ya." Kana tak menunggu jawaban, ia segera berlari kembali ke kamar Melvin, lalu berlari kembali ke dalam rumahnya dan kembali dengan sebuah tas selempang yang selalu dibawanya.
Sesampainya di rumah sakit, Melvin langsung menjalani beberapa tes dan dipasangi selang infus.
Setelah sekitar dua jam, hasil diagnosa Melvin keluar.
"Enggak DB atau Tipes Na..boleh rawat jalan aja. Banyakin minum, makan yang lembek-lembek dulu. Tadi kayanya masalahnya di pencernaan Na. Ada makan yang aneh-aneh gak kemarin?." Tanya Jimmy, Kana mengingat ingat apa saja yang dimakan Melvin seharian kemarin, lalu menggelengkan kepalanya.?
Jimmy menyerahkan sepucuk surat pada Kana agar Melvin bisa istirahat di rumah beberapa hari.
Jimmy mengantar keduanya pulang setelah Melvin selesai diinfus. Sesampainya di kamar, Melvin kembali berbaring di tempat tidurnya.
"Na..." panggil Melvin lemah.
"Bentar Vin.. aku lagi pesanin bubur dulu, jam segini susah banget cari bubur encer tuh. Kalo nunggu mbak buatin nanti lama, kan harus minum obat. Dah dapet, kenapa? Mau apa?" Tanya Kana akhirnya bisa mengalihkan perhatiannya pada Melvin.
Melvin tak bicara, Ia hanya berguling menghadapkan tubuhnya pada Kana.
Kana beringsut membetulkan posisinya hingga Melvin bisa bergelayut di pinggang rampingnya. Menyandarkan kepalanya di dada Kana dengan nyaman.
Baik Melvin maupun Kana sudah terbiasa dengan sifat masing-masing. Melvin yang manja ketika sakit, atau Kana yang selalu mengomel ketika Melvin mengganggu siswi-siswi di sekolah.
Keduanya saling ketergantungan karena sama-sama berasal dari keluarga sibuk. Orang tua Melvin selalu pergi dari satu kota ke kota lain untuk urusan pekerjaan. Sementara Kana sudah ditinggal sang ayah sejak umur 12. Ia tinggal bersama ibu dan kakaknya yang juga sibuk mengurusi bisnis peninggalan sang ayah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.