MewGulf AU; Kaerimichi
Lahir dari keluarga super sibuk membuat Melvin (M ew) dan
Kana (G ulf) jadi saling ketergantungan satu sama lain, hingga
keduanya sadar akan perasaan masing-masing
Inspired by : Kaerimichi by Younha
https://open.spotify.com/tr...
"Oi Vin!! Disini!" Seru Mirza ketika melihat Melvin datang di restoran Sushi ternama itu.
Melvin berjalan menghampiri meja teman-temannya lalu bergabung bersama mereka. Hanya ada dua orang disana, Mirza dan Darwin. Keduanya adalah teman-teman terdekat Melvin semasa SMP.
"What's up broh!" Melvin menyapa kedua temannya sambil berpelukan melepas rindu.
"Widih...seleb kita nih bro, makin ganteng aja ya nggak?" Mirza mengedipkan matanya pada Darwin. Darwin hanya tertawa sambil mengangkat jempolnya. Harus diakui memang sejak SMP Melvin terkenal tampan dan banyak digandrungi siswi-siswi di sekolahnya, namun begitu Melvin hanya memiliki beberapa teman dekat saja, Mirza, Darwin dan Maya.
Mirza memanggil seorang pelayan lalu mulai memesan makanan mereka. Melvin sempat menanyakan keberadaan Maya pada kedua temannya, mereka hanya bilang Maya sedang di perjalanan.
"Hai guys!! Maaf nunggu lama, tadi macet banget, si Lulu segala nyalon dulu." Maya datang sambil merepet. Ia datang bersama seorang gadis berambu panjang dan berparas cantik bernama Lulu. Maya duduk di sebelah Melvin yang terlihat sedikit kikuk ketika melihat Lulu yang memilih duduk di samping Mirza.
"Oh.. tadi bilang mau mampir tuh jemput Lulu?" kata Darwin. Maya mengangguk lalu memanggil pelayan untuk menambah pesanan di meja mereka.
"Apa kabar Vin?" tanya Lulu. Melvin sejujurnya agak gugup, namun Ia berusaha terlihat senormal mungkin.
"Baik, lo gimana Lu? masih balet?" tanya Melvin. Lulu memang seorang ballerina dan masih aktif hingga sekarang.
"Masih. Lo masih nyanyi?" Lulu balik bertanya. Melvin hanya mengangguk.
"Lo kenapa sih pindah Vin? padahal kan tanggung satu jenjang lagi." tanya Maya. Memang setelah pindah sekolah Melvin jarang punya waktu untuk berkumpul bersama teman-teman sekolah lama nya. Walaupun sama-sama sekolah swasta, Melvin memilih pindah saat masuk SMA.
"Bokap yang minta, kalo bokap minta kan gue gabisa nolak." Melvin berbohong. Melvin sendirilah yang meminta pindah sekolah agar bisa menjaga Kana.
Setelah Ayah Kana meninggal, Kana benar-benar rapuh. Setiap hari menangis memanggil ayahnya. Ia baru bisa berhenti ketika Melvin datang menemaninya. Sejak itu pula Melvin selalu menjemput Kana sepulang sekolah, walaupun sebenarnya Kana sendiri diantar supir pribadi. Menginjak SMA Melvin memutuskan untuk pindah ke sekolah Kana agar bisa menjaganya.
Setelah selesai makan, mereka lanjut ke tempat karaoke di sebuah mall dan baru selesai jam 9 malam.
"Vin, lo anterin si Lulu ya, rumahnya kan sekelewatan sama lo." kata Darwin sementara Ia mengantarkan dua temannya yang lain. Melvin mengangguk, lalu mereka berpisah di pelataran parkir.
Melvin dan Lulu berjalan menuju tempat motornya di parkir. Melvin memberikan helmnya pada Lulu lalu memastikan semuanya sebelum melaju.
Melvin berhenti di depan rumah Lulu yang terletak di sebuah komplek tak jauh dari rumahnya.
"Thanks ya Vin." Lulu turun dari motor Melvin dan berterimakasih seraya menyerahkan helm yang dipakainya.
"Sama-sama Lu, tar kalau mau ngumpul lagi kabarin aja ya." kata Melvin. Lulu mengangguk.
***
Besoknya di Rumah Kana
"Vin, ih dengerin gak?" Kana mendorong bahu Melvin yang sibuk dengan ponselnya.
"Dengerin Na...lo ceritain pabrik sepatu." kata Melvin, matanya masih terpaku pada layar ponselnya. Kana terlihat kesal. Melvin yang menyadari itu langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
"Maaf maaf... Jadi gimana? masih mau lanjut nanti nerusin pabriknya ayah?" tanya Melvin, Ia memberikan seluruh perhatiannya pada Kana yang duduk di atas tempat tidurnya. Anak itu masih kesal karena Melvin tidak mendengarkan ceritanya.
"Na... maafin tadi si Maya ngabarin soal tantenya yang buka cafe. nawarin band gue buat manggung sesekali. Ayo dong.. jangan marah gitu.." kata Melvin membujuk sahabatnya.
"Coba tadi aku cerita apa coba? hah?" Tanya Kana, bibirnya masih cemberut.
"Tadi lo cerita, kalo waktu di pabrik ditujukin warehouse sama line produksi sama Bang Tay, terus ditunjukin juga cara buat upper sepatu, upper sepatu tuh atasnya, bottom tuh bawahnya, terus dilihatin proses dari potong material sampai jahit sampai assembly terus...." Melvin mengulang apa yang tadi diucapkan Kana tanpa ada yang terlewat sepatah katapun.
"Ih sebel banget sama kamu!" Kana melemparkan sebuah boneka gajah besar tepat ke wajah Melvin.
"Ya kan tadi lo cerita gue dengerin Na.." Melvin menaruh boneka yang baru saja di lempar Kana ke lantai beralaskan karpet bulu.
"Kenapa sih kamu pinter banget, kesel aku. Aku tuh belajar mati-matian. Tapi kamu tuh gak ngapa-ngapain aja udah bisa jadi juara terus! aku iri tau!" Kana mengomel kesal.
"Ya bukan mau gue Na..jahat banget sih gue ditampol." Melvin mengusap wajahnya berpura-pura kesakitan.
"Ya gimana bisa sih gak belajar aja masih jadi juara umum. Satu sekolah loh bukan cuma di kelas. Gimana caranya coba." Kana memang masih tak habis pikir kenapa sahabatnya begitu cerdas tanpa harus belajar setengah mati sepertinya.
"Kan lo tau sendiri, mami papi dulu sibuk ya gue kalo bosen belajar. Ngerjain soal matematika gitu... kan lo juga suka nemenin gue dulu Na.." Melvin mengenang masa lalu nya.
"Ya tapi aku kan gak ikutan pinter kayak kamu. Kesel aku. Kamu dari tadi ngomongin apa sih sampe aku didiemin begitu." Kana masih saja mengomel.
"Elah, si Maya ini si Mayaaa yang kemaren ketemu di pensi ngajakin manggung di cafe tantenya. nih nih ishh" Melvin menunjukkan chat nya dengan Maya.
*Lulu : Vin
"Tuh Lulu tuh Lulu!" Kana mendorong tangan dan ponsel Melvin menjauh.
Melvin menyeringai lalu segera membuka aplikasi di ponselnya, sementara Kana kembali pada komik yang dibacanya.
***
New character unlocked :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Win Metawin as Darwin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.