ten

1K 28 2
                                    

Beberapa hari kemudian, hubungan Tirta dan nata berjalan dengan baik dan untuk masalah pertemuan nata dan zanu beberapa hari yang lalu mungkin Tirta tidak tau(?).

Kini Tirta dan nata pergi menghadiri sebuah pentas yang di adakan di kampus mereka. Banyak orang yang menatap sepasang kekasih itu dengan pandangan memuja dan iri, tentu saja.

.
.
.
.
.
.

Di tengah-tengah obrolan mereka di taman kampus, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil nama Tirta. Ternyata Tirta di panggil oleh salah satu kakak tingkatnya dan menyuruhnya untuk mendekat.

"Nata!! Pinjem Tirta bentar!!" Ucap Dimas dari kejauhan

"Kak aku kesana dulu ya" pamit Tirta dengan memberi kecupan kecil di pipi nata.

Kini nata seorang diri di kursi taman, melihat bunga-bunga yang bermekaran dengan semilir angin di taman membuat perasaan nata menjadi sangat baik.

Namun di tengah kesendiriannya itu, handphone yang ia genggam berdering menampilkan beberapa chat dari ayahnya.

Nata menghembuskan nafas berat, ia lelah dengan segala perjodohan yang ayahnya buat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nata menghembuskan nafas berat, ia lelah dengan segala perjodohan yang ayahnya buat. Ayahnya terlalu keras kepala untuk di ajak bicara tentang hal semacam itu. Nata memegang pangkal hidungnya yang terasa nyeri, merasakan angin semilir dan Harum bunga menjadi tidak seindah tadi.

Nata merasakan pundaknya di tepuk oleh Tirta, membuatnya sedikit bergeser mengisyaratkan agar Tirta duduk. Mereka berdua berbincang dan nata tak membicarakan tentang perjodohan itu kepada Tirta.

"Kakk pulang aja yuk" ajak Tirta sembari tidur di paha nata

"Belum juga mulai"

"Pulang ajaa, aku males di tanya ini itu sama cewe cowo"

"Ditanya apa emang?"

"Di tanya nomor wa lah terus di tanya mau dinner ngga ih pokoknya mah ga suka aku, terus yang cowo itu nanyain kamu mulu ih ngeselin" Tirta menjawab dengan bibirnya yang mengerucut, membuat nata terkekeh gemas dan mencubit pipi Tirta

"Gemesnya pacar aku, yaudah ayo pulang aja. Aku jg bosen di sini" mendengar jawaban nata, Tirta tersenyum dan bangkit dari tidurnya. Ia menggenggam tangan nata di sepanjang jalan tanpa melepaskannya sedetikpun, saat di tengah perjalanan zanu menghampiri mereka berdua dengan senyum di wajahnya membuat Tirta kesal.

"Wihh pacaran aja nih" ucap zanu yang di abaikan oleh Tirta

"Btw nat lo di panggil sama dewa, katanya di suruh promosiin jualan di stan biar pada beli" ucap zanu

"Kenapa gua? Kenapa ga yang lain aja?"

"Ya ga tauu Nat, biar banyak yang beli kali. Kan lo paling cakep" ungkap zanu sesekali menggoda nata, yang membuat Tirta kesal dengan tindakan zanu

"Jangan ganggu cewe gua, nata ga mau, dia pusing" setelah itu Tirta langsung menarik tangan nata menjauh dari si tai zanu dan pergi ke parkiran untuk pulang ke rumah.

Di mobil keduanya terdiam hanya keheningan disana, nata yang masih memikirkan tentang perjodohannya dan Tirta yang diam karena dirinya bingung harus berbicara apa.

Tirta menepikan mobilnya di tepi jalanan yang sepi, ia melihat ke arah nata yang juga menatapnya.

"Kenapa berhenti?" Tanya nata.

"Aku males pulang ke rumah, disini dulu aja ya?" Ucap Tirta sembari mengusap rambut nata

Lagi-lagi mereka berdua hanya terdiam kalut dengan pikiran masing-masing, hanya terdengar  suara motor dan mobil yang berlalu lalang sesekali melintasi jalan itu.

"Tir, kalo misalnya gua ninggalin lo gimana?" Pertanyaan yang keluar dari mulut nata membuat Tirta kaget, Tirta menatap nata dengan keterkejutan yang ketara di wajahnya.

"Ga tau, yang pasti aku ga mau. Kenapa kakak nanya gitu? Kakak mau ninggalin aku? Kakak bosen?"

"Ngga, cuma nanya aja" ucap nata akhirnya, sembari mengusap rambut Tirta perlahan.

Mereka berdua bertatapan, saling tenggelam dalam indahnya kedua netra gelap. Mereka berdua tersenyum dan kembali melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, sepertinya nata tidak akan menerima perjodohan dari ayahnya dan nata tidak akan pernah membicarakan hal itu kepada Tirta.

My Little Kitten. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang