chapter: 10

163 37 47
                                    

Jenna kembali memikirkan perkataan Javian tadi, mau menyangkal pun tapi Jenna pernah ngalamin hal aneh juga waktu sama Jeffrey.

Ingatan nya tentang pertemuan pertama mereka, dan Jeffrey yang bisa membuatnya pingsan hanya dengan petikan jari, membuat rasa penasaran itu muncul.

Tak lama kemudian, ia bisa merasa kehadiran seseorang. Jenna menoleh, mendapati Jeffrey duduk di sebelahnya, dan menatapnya lekat.

"Ngapain?"

"Setiap kali lo mikirin gua, gua bakal muncul."

Jenna mendengus, lalu bergeser sedikit ke arah kiri karna menurutnya terlalu dekat dengan Jeffrey.

Jeffrey melihat itu, ia pun melakukan hal yang serupa juga dengan Jenna. Dirinya tertawa melihat wajah masam Jenna, sebelum akhirnya Jenna menutupi wajah tampannya.

"Jauh-jauh lo dari gue!"

Jeffrey memegang tangan Jenna, menyingkirkan nya dari wajahnya. "Perintah di tolak."

"Ini wajib!"

Jeffrey menaikan alis nya bingung, "Kenapa wajib?"

Melihat Jenna yang gelagapan, Jeffrey sekali lagi tertawa. Ia menaruh tangan Jenna di atas kepalanya, membuat Jenna bingung.

Tanpa Jenna duga, Jeffrey membuat gerakan mengelus dan mulai memejamkan matanya.

"Tolong giniin gua dong calon, lagi butuh."

Tangan Jeffrey sudah turun, namun tangan Jenna masih setia berada di kepala Jeffrey. Ragu untuk menuruti atau menolak.

Kalau di lihat-lihat sih, pemuda di hadapannya ini sedang banyak pikiran. Jenna pun menghela nafas, mulai mengelus pelan kepala Jeffrey.

"Lo lagi banyak pikiran?"

Jeffrey tak merespon, ia lebih memilih diam menikmati elusan lembut di kepalanya.

Lagi, ada sesuatu yang aneh ketika Jeffrey berdekatan dengan Jenna. Jeffrey selalu merasakan panas di bagian dada nya.

Setelah beberapa saat kemudian, Jeffrey menurunkan tangan Jenna, dan mulai membuka matanya.

"Udah?" Tanya Jenna.

Jeffrey mengangguk dan tersenyum menatapnya, "Sekarang boleh peluk ga?"

Hari itu, bukannya pelukan hangat yang Jeffrey dapat dari Jenna, melainkan sebuah bogeman.

•••

"Berhenti jadi mata-mata, Jayden."

Jayden memainkan jari nya, menunduk di hadapan sang ayah.

"Kau tau, terlambat sedikit saja, misi mu sudah gagal total."

Jayden menelan saliva nya dengan susah payah, memberanikan diri untuk menatap ayah nya.

"Sebenarnya apa yang ayah rencanakan? Setelah berhasil menculik gadis itu pun, apa yang ayah akan lakukan?"

Melihat keterdiaman ayah nya membuat Jayden berkata lagi.

"Aku tak tertarik dengan gadis itu, ayah. Tolong jika aku berhasil, jangan suruh aku untuk menikahinya."

Gara berdiri dari singgasananya, berjalan turun menghampiri sang putra. Melihat itu, Jayden menjadi panik. Apa perkataannya memancing emosi sang ayah?

Gara menepuk bahu Jayden, meremat nya sedikit, dan menatap Jayden dengan tatapan tajam.

"Perintah adalah perintah, cepat laksanakan dan jangan banyak bertanya!"

Fall in love with Vampire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang