Saat kembali ke asal nya, Jayden baru menyadari kalau wajah Jenna itu sangat familiar di matanya. Rasanya dia pernah melihat gadis itu, tapi dimana?
"Perasaan gua baru pertama kali di bumi." Jayden bergumam, setelah mendengar sambutan kalau ayah nya akan tiba, Jayden menegakkan tubuhnya dan membungkuk memberi salam.
"Bagaimana, Jayden?"
"Jay udah ketemu sama Jenna ayah,"
Gara tersenyum, "Wajahnya sangat familiar bukan?"
Mendengar itu membuat Jayden mendongak menatap ayah nya. "Ayah juga ngerasa familiar? Jay juga gitu, rasanya Jay pernah ketemu sama dia tapi dimana?" Jayden bingung sendiri, seingatnya memang itu pertama kali dia bertemu dengan Jenna.
"Jangan di cari tau, nanti juga kamu tau sendiri. Siapkan saja rencana kamu untuk membawa calon Jeffrey kesini, kalau ada apa-apa bilang sama ayah." Final Gara lalu berbalik pergi meninggalkan Jayden.
•••
Di lain sisi, dua remaja yang sedari tadi bergelut kini tergeletak di lantai dengan kondisi luka yang sama rata.
Jeffrey menatap dendam Javian yang mulai memejamkan matanya. Ia pun berdiri dengan sedikit pincang dan menendang kaki Javian sebelum menghilang.
Jeffrey kembali muncul di depan pintu rumah Jenna, dia memutuskan untuk meminta tolong gadis itu agar mengobati luka nya.
Setelah menekan bel, Jeffrey mundur beberapa langkah saat dirasa ada seseorang yang mau membuka pintu.
"Iya siap—"
Dara mematung, menatap Jeffrey dengan kondisi babak belur seperti itu. Saat menelisik wajah Jeffrey, kaki nya melemas. Namun tepukan Jenna membuat dirinya sadar dan menoleh pada putri nya.
"Mama ngapain disini?" Tanya Jenna, sementara Dara malah mematung menatap Jeffrey. Akhirnya Jenna pun mengikuti arah pandang mama nya.
"Loh? Jeffrey?"
Dara menoleh ke Jenna, "Kamu kenal sama dia?"
Jenna mengangguk, "Dia temen sekolah aku ma."
Dara menghela nafas lalu memilih masuk meninggalkan mereka berdua di luar.
"Ngapain kesini? Kok lo bisa tau rumah gue?" Tanya Jenna ketus. Mana Jeffrey dateng kesini dalam kondisi muka bonyok lagi.
"Obatin, gua ga bisa sendiri."
Jenna berdecak, ini Jeffrey minta tolong apa merintah sih? Ga ada sopan nya banget.
"Gua minta tolong." Jawab Jeffrey setelah mengerti isi pikiran Jenna. Akhirnya Jenna pun mengangguk dan menyuruh Jeffrey untuk duduk di teras depan.
Setelah mengambil kotak p3k, Jenna berjalan ke depan menghampiri Jeffrey dan duduk di samping pemuda itu.
"Emang harus banget gitu gue yang ngobatin lo?" Tanya Jenna sambil mengambil kapas.
"Harus,"
Jenna mencibir, "Kenapa harus? Emang lo siapa gue?"
Jeffrey berdecak kesal, cewek nya ini cerewet sekali. "Obatin aja napa sih, keburu kering nih."
"Yayaya, ijin pegang pipi lo." Jenna mulai menyentuh pipi Jeffrey dengan tangan kiri nya, sementara tangan kanan nya menghapus sisa darah di sudut bibir Jeffrey.
Tadi sebelum pergi, Jeffrey sempat menghapus darah milihnya dan mencuil darah milik Javian yang keluar di pelipis pemuda itu, lalu Jeffrey pindahkan di sudut bibirnya agar Jenna tak merasa curiga jika warna darahnya berbeda.
"Lo habis ngapain sih? Murid baru aja udah banyak gaya."
"Ya emang kenapa kalo murid baru?"
Jenna mendengus dan menatap sekilas Jeffrey yang sial nya juga menatapnya. "Ya kalo murid baru itu jangan banyak tingkah, jangan buat onar mulu."
"Emang kenapa sih? Lo khawatir liat gua bonyok gini?" Tanya Jeffrey jahil.
"Dih? Gr banget, masih untung gue mau ngobatin lo," Jenna memberi salep pereda nyeri di sudut bibir Jeffrey dan sengaja menekan nya membuat pemuda itu berteriak kesakitan.
"Sakit! Jangan kasar-kasar dong." Dengus. Jeffrey sebal melihat Jenna yang malah tertawa. Raut kesal Jeffrey terganti dengan senyuman tipis melihat Jenna yang tidak berhenti tertawa di depannya.
Dua remaja itu sedang asik sendiri di depan, menghiraukan Dara yang ternyata menatap mereka berdua dari arah belakang.
TO BE CONTINUED
update an terakhir sebelum Hiatus, nanti balik lagi kok, tapi gatau kapan mwehehe
spam next untuk lanjut ke chapter selanjutnya →
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in love with Vampire
FantasyJeffrey, vampire tampan yang tidak bisa jatuh cinta karena hati nya yang beku. Ia menyamar jadi manusia di bumi untuk menemukan cinta sejatinya dan mencari seseorang yang bisa melelehkan hatinya. WARN! -bahasa semi baku -baru first time bikin cerita...