Jayden membenarkan kacamata hitam nya saat melihat Jenna dan Jeffrey keluar dari teater. Menajamkan pendengarannya, ia mendengar bahwa calon Jeffrey dan temannya itu ingin berbelanja di tempat lain.
Kesempatan yang bagus untuk Jayden, selama gadis itu menjauh dari Jeffrey. Kehadiran nya tidak akan bisa tercium oleh nya.
"Kita kenapa ga ikut mereka?" Tanya Jeffrey mencegah Jake untuk pergi. Mereka sekarang berada di depan channel, mengantar Jenna dan Alisa.
"Lo gatau? Cewek kalo belanja itu lama, terus paling nyesek ternyata ga ada barang yang mereka mau. Sia-sia dong kita ngikutin mereka? Mending ngopi aja skuy!"
Sebenarnya Jeffrey ragu meninggalkan Jenna. Walau disini ramai orang, dan gadis itu tak sendirian, tetap saja Jayden bisa datang kapan saja.
"Ngopi di tempat yang bisa ngeliat mereka berdua aja ya?"
Jake berdecak, "Ck, iya-iya. Ga bisa banget jauh-jauh sama calon pacar."
Jeffrey menghiraukan, ia masih setia menoleh ke belakang untuk melihat Jenna yang terlihat memilih-milih tas, sementara tangannya sudah di seret oleh Jake.
•••
Entah mengapa, channel bisa seramai ini sekarang. Dirinya ingin mengaca pun sampai terhalang orang-orang.
"Ck, rame banget sih!"
Mendengar itu, salah satu shopkeeper menghampiri Jenna.
"Masih ada satu kaca lagi kak, kalau kakak berkenan mari ikut saya."
Jenna berseru, ia melirik Alisa namun gadis itu jauh darinya. Ia pun mengikuti shopkeeper ke area yang agak di paling pojok.
"Makasi ya kak." Ucap Jenna, lalu mulai mengaca sambil melihat-lihat apakah tas yang ia bawa itu cocok untuk dirinya.
Jayden tersenyum, "Boleh saya lihat sebentar tas nya kak?"
Jenna menoleh dan mengangguk, ia pun menyerahkan tas branded itu, namun tangannya tiba-tiba di genggam, dan Jenna seakan-akan di tarik ke suatu tempat.
Gadis itu membuka mata, betapa terkejutnya saat ia melihat bahwa sekarang sudah tak berada lagi di mall tempatnya dan Alisa berada.
Jenna menatap pemuda di hadapannya itu was-was, "Lo siapa?!"
Jayden tersenyum lalu mengulurkan tangannya, vampire tampan itu mengkode Jenna lewat matanya agar mau membalas uluran tangannya.
"Bawa gue balik please..." Ujarnya ketakutan, ia mengedarkan pandangan dan berkidik ngeri karna berada di ruangan yang cukup besar, namun semua yang ada disini memberikan unsur seram. Belum lagi ada banyak kelelawar yang berkeliaran di atas.
"Sentuh tangan ku, dan kita akan kembali lagi."
Tangan Jenna mengulur ragu, namun ujung-ujungnya ya membalas uluran tangan Jayden dan wush! Mereka berpindah tempat.
Di sisi lain, Alisa sudah menemukan barang yang pas untuk di beli. Ia mengedarkan pandangan, mencari-cari keberadaan sahabatnya, Jenna.
"Kemana sih Jenna?" Alisa mengeluarkan hp nya, menghubungi Jenna, namun sepertinya hp gadis itu mati.
"Ck! Hobby banget ngilang-ngilang kayak begini." Ia pun beralih menghubungi Jake, beruntung tak selang berapa lama Jake mengangkat telfonnya.
"Kamu dimana?"
"Lagi antri beb mau beli kopi, kenapa?"
"Jenna disitu?"
Alis Jake mengerut, Jeffrey pun menatapnya bingung.
"Kan dia sama kamu."
"Tapi ga ada!"
Mendengar itu Jeffrey buru-buru merebut hp Jake, "Gimana bisa ga ada? Tadi dia sama lo kan?"
"Iya aduh! Udah gue cari nih sampe ke pojok-pojok, dia gaada. Kalo pun mau pergi ke toko lain pasti udah pamit dia."
Jeffrey menyerahkan hp Jake pada pemiliknya, dan tanpa ba-bi-bu langsung berlari meninggalkan Jake.
"Woi Jeff! Haduh." Jake pun bimbang, sebentar lagi giliran mereka, sayang kalo di tinggal. Namun pada akhirnya, pemuda itu memilih untuk menyusul Jeffrey.
"Aduh Jenna kemana ya." Alisa meringik sedari tadi, sudah mencari di sudut-sudut mall sampai kaki mereka kesemutan pun, tetap tak menemukan batang hidung gadis itu.
Melihat Jeffrey menatap Alisa marah, Jake spontan menarik pacarnya mendekat. "Bukan salah siapa-siapa Jeff, jangan kebawa emosi dulu."
"Harusnya dia ngawasin Jenna!"
"Emang kejadian kayak gini bisa di prediksi? Emang kenapa sih harus ngawasin Jenna? Ada yang incer dia? Hah?!"
Nafas Jeffrey membara, ia langsung pergi meninggalkan Alisa dan Jake.
"Woi Jeff!"
"Udah, mending kita cari berdua aja. Kalo mencar gini lebih cepet ketemunya."
•••
"John, John, John!"
John muncul, dan langsung mengerti kenapa adiknya ini memanggil nya.
"Gua bilang jagain Jenna kalo ga mau di ambil."
Tangan Jeffrey mengepal kuat, ia beralih menatap John yang berdiri tenang di hadapannya.
"Jadi bener ulah Jayden?"
John mengangguk, indra penciuman John lebih tajam di banding Jeffrey. Sejak datang kesini saja, ia masih bisa mencium jika ada vampire lain baru saja datang kemari.
"John, gua boleh balik ke castle ga?"
John menghela nafas, lalu mengangguk. Melihat ekspresi senang Jeffrey, ia pun kembali berucap.
"Hanya sampai bukan purnama Jeff, lo harus balik ke bumi lagi."
"Masih lama kan?"
John menggeleng, membuat senyuman Jeffrey luntur.
"1 minggu dari sekarang."
TO BE CONTINUED
ada yang punya teori-teori tentang alur cerita ini ga? spill di komen dong, mau baca 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in love with Vampire
FantasiaJeffrey, vampire tampan yang tidak bisa jatuh cinta karena hati nya yang beku. Ia menyamar jadi manusia di bumi untuk menemukan cinta sejatinya dan mencari seseorang yang bisa melelehkan hatinya. WARN! -bahasa semi baku -baru first time bikin cerita...