AHR 2

1.6K 157 9
                                    

"Huft," Kaiser menghela nafas berat.

Ia terbangun dikamarnya dengan Julian yang mengatakan bahwa Raja yang membawanya kemari setelah adegan pingsannya ditaman.

"Ah begitukah? Julian, aku lapar. Tolong bawakan aku makanan." Dengan posisi Kaiser yang rebahan, ia akan bermalas-malasan.

"Baik Pangeran. Ah, Anda ingin makanan seperti apa Pangeran?" Julian berhenti melangkah dan membalikkan tubuhnya.

"Bawakan aku makanan manis, seperti Puding mungkin." Kaiser kembali fokus dengan objek yang ada diluar kaca kamarnya.

"Baiklah, saya akan segera kembali." Julian berjalan keluar, meninggalkan Kaiser dengan segala pikirannya.

Beberapa saat kemudian suara ketukan pintu terdengar dan diiringi dengan pintu kamarnya yang terbuka. Seorang pria tua masuk dan dibelakangnya ada Julian yang mengekori, apakah dia tidak jadi mengambil kan ku makanan?.

"Selamat pagi Pangeran, saya adalah Tabib istana dan anda bisa memanggil saya Hao. Raja memberi perintah untuk memeriksa anda."

Ah, dia Tabib Hao. aku mengenal karakternya, diaadalah Tabib istana yang diangkat menjadi Tabib pribadi dari Pangeran mahkota. Aku rasa sekarang harusnya dia sudah bukan Tabib istana lagi.

"Baiklah, silahkan." Kaiser mengangguk, mempersilahkan Tabib Hao untuk memeriksanya.

Tabib Hao mengeluarkan alat-alat yang ada ditasnya. Ah, aku bisa melihat jarum dan itu sangat besar menurutku.

"Apakah jarum itu akan digunakan?" Tabib mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecil.

"Tidak, biasanya jarum-jarum ini digunakan untuk menjahit luka atau untuk mengeluarkan racun. Saya hanya akan memeriksa hal-hal mendasar saja."

Kaiser hanya menghela nafas, dia cukup takut saat melihat jarum-jarum besar tersebut "Ah, baiklah."

Senyum Tabib Hao terpatri diwajahnya setelah pemeriksaan selesai "keadaan anda sudah baik-baik saja Pangeran. Anda hanya perlu beristirahat sehari dan usahakan anda minum air dengan cukup." Tabib Hao itu segera membereskan alatnya setelah ia mengatakan hal tersebut.

"Tunggu, apakah ada pereda nyeri?" Kaiser menatap kearah Tabib Hao.

"Apakah ada merasakan sakit diarea lain, Pangeran?" Tabib Hao hendak membuka kembali tas nya.

"Tidak, tidak. Aku hanya merasakan sakit kepala akhir-akhir ini, mungkin karena tiba-tiba saja aku ketempelan setan," ucap Kaiser pelan pada kalimat terakhir.

"Ah, baiklah. Saya akan resepkan beberapa obat untuk anda, saya juga akan merekomendasikan teh herbal yang bagus untuk gejala pusing, apakah anda mau?" aku hanya bisa mengangguk.

"Ini dia, semoga anda cepat sembuh. Saya pamit Pangeran."

"Terima kasih"

Pintu tertutup rapat setelah Tabib Hao pergi, aku menyuruh Julian untuk mengantar Tabib Hao sampai kedepan dan segera kembali untuk membawakannya makanan. Untuk sekarang ini ia ingin sendirian, semua hal yang terjadi membuat nya pusing. Bagaimana bisa Raja gila itu berubah dalam sehari? Oh astaga, apakah seseorang sudah menyantet seorang Raja? mana berani.

"Aku ingin tidur, semoga dalam mimpi aku tidak bertemu orang gila itu lagi. Semua gila dan semoga aku tidak ikutan gila," lirihnya sebelum memasuki alam mimpi.

"AHHHHHHHH, JULIAN KAMU GILA?." itu suara Kaiser, sebenarnya ia belum benar-benar tertidur. Saat ia hendak benar-benar ingin tidur, Kaiser malah merasakan seseorang berdiri dibelakangnya, bagaimana dia tau? ada bayangan. Saat ia berbalik, Kaiser malah melihat wajah datar Julian yang gelap dengan tangan memegang sendok.

"Oh, demi Dewa. Julian kau sungguh ingin aku cepat mati? Rencana mu berhasil, sepertinya aku akan benar-benar mati." Kaiser berpura-pura akan pingsan.

"Maaf kan saya Pangeran, saya tidak bermaksud menakuti anda." Julian menaruh kembali sendok tersebut. Julian sangat panik saat ini.

"Sudahlah, mana puding ku. Aku sangat kelaparan, aku bisa mati muda jika seperti ini" kegiatan panik Julian terhenti, ia dengan segara mengambil puding dinampan dan memberikannya kepada Kaiser.

"Julian, ceritakan dengan menyeluruh apa yang terjadi saat aku pingsan tadi?" ucap Kaiser menghentikan kunyahannya.

"Raja membawa anda ke kamar, Raja memerintah saya untuk segera memanggil Tabib Hao kesini dan setelahnya Raja pergi." Julian menatap Kaiser dengan lembut, ia juga mengatakan bahwa Raja melarang Kaiser untuk pergi keluar selama beberapa hari.

"Raja gila itu tidak memperolehkan ku keluar? dia kira tanah yang ku pijak ini milik nya? Ingin aku cincang tubuhnya lalu akan aku sebar ke kolam" ucapan Kaiser membuat Julian merinding sekujur badan, dia cukup sayang kepala untuk mengatakan hal tersebut dan untuk tanah, bukan kah ini milik kerajaan Ever Moon artinya ini milik Raja juga kan?.

"Apakah anda tidak takut Pangeran? kata-kata anda tadi membuat saya merinding. Dinding-dinding ini bisa menjadi pisau yang siap melepaskan kepala anda kapan saja." Julian mengusap lehernya pelan.

Kaiser menatap sekitar, dia lupa kalau dinding-dinding ini punya telinga. Ia mengusap lehernya kikuk dan menatap kearah luar. Dia tidak benar-benar ingin mati muda. Oh, Dewa selamatkan lah ciptaan mu ini.


Tbc . . .

Hallo, kembali lagi dengan Cesin disini. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga baik-baik saja. Update nya cukup segini aja, Cesin pusing mikirin nya T^T. Oh iya, jangan lupa vote nd komen ya. 

ANAK HARAM RAJA - TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang