AHR 5

1.2K 133 11
                                    

Ruangan yang biasanya sepi, sekarang sudah diisi beberapa orang didalam nya. Mereka disini berkumpul karena diri nya. Ya, kalian tidak salah dengar ini karena dirinya yang tiba-tiba tidak sadar kan diri.

"Aku sudah merasa baikan, lihat kan aku sudah bisa jungkir balik" Kaiser memberikan senyum lebar nya.

"Anda membuat saya khawatir Tuan muda, saya merasa akan pingsan juga detik itu." Julian berusaha menahan tangis nya saat itu.

"Apakah kamu yakin? Bagaimana keadaan nya Tabib?"

Tabib itu langsung menjawab serta langsung memberikan resep obat kepada Pangeran Edward. "Pangeran hanya kelelahan, apakah anda merasa akhir-akhir ini sering pusing Pangeran?"

"Ya. Aku juga merasa seperti tidak bertenaga, ku kira aku hanya kekurangan kasih sayang" Balas ku dengan sedikit terkekeh.

"Anda harus banyak istirahat dan usahakan anda juga memakan banyak sayuran serta minum air putih dengan cukup." Ucap Tabib itu berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, akan ku ingat" balas ku agak acuh.

"Baiklah Pangeran, saya pamit undur diri dan semoga saya tidak melihat anda jatuh sakit kembali."

Setelah kepergian Tabib, suasana kamar kembali sepi dan tentu saja hanya ada aku dan Kakak ku. Julian pergi mengantarkan tabib itu kembali dan yah seperti yang kalian bisa lihat aku hanya bisa duduk mematung dikasur.

"Aku tidak akan memakan mu, berhenti melihat ku seperti predator."

Aku merinding, ini naluri anak-anak tau. Bayangkan ada orang dikamar nya yang dimasa depan akan ikut andil dalam pemenggalan kepala nya? Heol~ siapa yang tidak merinding.

"A-ahahaha, saya akan beristirahat. Apakah Pangeran tidak akan kembali?" tanyaku pelan.

"Kau mengusir ku?" Alis nya naik karena mendengarkan ucapan sang Adik.

"Tidak, tidak! Saya tidak mengusir, tapi ada baiknya Pangeran bisa meninggalkan saya untuk beristirahat," ucap ku agak panik.

"Hah~ baiklah, istirahat lah dengan baik Adik" Dia datang kearahnya dan langsung mengelus lembut surai nya. "Dan panggil aku Kakak"

Aku kembali mematung. Apakah kematian ku akan dekat? Apakah mereka berusaha membuat ku bahagia lalu setelahnya membuat ku menderita?.

Aku menatap kearah manik matanya "Ya, Kakak" aku kembali menunduk tanpa melihat bahwa sudut bibir Pangeran Edward terangkat.

"Bagus, anak baik. Sekarang tidur lah dan jangan lupa minum obat mu" setelahnya suara itu hilang dari kamarnya.

"Ya, kakak" ucapku pelan.

                             *********** 

Udara pagi terasa menerpa kulit Kaiser. Pagi ini dia tidak banyak kegiatan, masih tahap pemulihan ceritanya. Padahalkan dia cuman kaget eh kebablasan pingsan aja.

"Hah~ pagi yang indah" Kaiser duduk disalah satu kursi yang tersedia ditaman dekat kamarnya.

"Selamat pagi, Pangeran. Bagaimana tidur anda tadi malam?" Julian meletakkan beberapa makanan dihadapannya.

"Yah seperti yang kamu lihat, tidur ku cukup nyenyak"

"Itu bagus, anda bisa lekas pulih dengan cepat" Ucap Julian dengan riang.

"Apakah Ayah menanyakan kabar ku?" tanya ku sambil menyuap bubur yang ada dimangkuk.

"Ya, Raja sempat bertanya kepada Tabib tentang keadaan anda" Julian kembali mengingat apa saja yang ditanyakan Raja kemarin.

"Ah, baguslah artinya dia masih menganggap ku ada" kekeh ku pelan

Julian menatap Tuan muda nya dengan lamat, ia tau apa yang dirasakan junjungan nya selama ini. Ia juga tau apa saja rasa sakit yang sudah diterima Kaiser sejak ia bayi, ia merasa tak berguna karena tidak bisa banyak membantu.

"Anda harus semangat, saya ada disisi anda Pangeran." Julian menggenggam sendok ditangan nya sambil mengacungkan nya kelangit.

"Lebay, hahahaha" Kaiser terhibur dengan tingkah Julian, ia juga bahagia bahwa Julian lah yang selama ini merawatnya.

"Terimakasih" ucap Kaiser tiba-tiba

Julian tersenyum manis dan langsung membersihkan noda yang ada disudut bibir Kaiser dengan sapu tangan "sama-sama, Pangeran."

                                 *********

"Bagaimana keadaan nya sekarang?" suara seseorang yang lembut menggema diruangan sunyi itu.

"Dia baik-baik saja dan keadaan nya mulai membaik"

"Awasi dia dan bila ada kesempatan langsung saja habisi." Orang itu langsung bangkit dari duduknya dan pergi dari ruangan.

"Siap, saya akan laksanakan perintah Anda"

                            **********

"Serang dengan baik, kuda-kuda mu kurang bagus" suara antar pedang terdengar memekak kan telinga.

"Selamat siang, Pangeran Luoise . Baginda Raja memanggil anda keruangan nya saat ini" Pengawal itu menundukan tubuh nya.

Pedang itu ia turunkan dan langsung menghentikan latihan saat itu juga. "Ada apa ia memanggil ku?"

"Saya kurang tau Pangeran, sepertinya ini berhubungan dengan pemberontakan yang telah dilakukan Baron Vosta."

"Baiklah, kalian lanjutkan latihannya dan aku tidak ingin melihat kecacatan seperti tadi. Apa kalian paham!" Suara itu diakhiri dengan suara patuh dari para prajurit nya.

Pangeran Louise langsung meninggalkan tempat latihan dan langsung menuju ruangan sang Ayah namun, saat ditengah jalan ia melihat sosok yang sedikit akrab.

"Apa yang kau lakukan disini? Mencuri?" suara nya membuat kaget sosok dihadapan nya.

Saat sosok dihadapan nya berbalik. Louise dapat melihat sosok sang adik ketiga dihadapannya, Kaiser. Sosok itu berdiri tegang dan tampak gugup saat melihatnya

"T-tidak! Aku tidak mencuri" Ah, suara itu sangat lucu ditelinga nya.

"Lalu apa yang kamu lakukan disini, Adik?" tubuh dihadapannya semakin menegang dan bergetar, apakah ia menakutinya?.

"Maafkan aku, aku tidak akan kembali lagi kesini"

Perutnya terasa tergelitik melihat tingkah adik ketiganya, ia jarang melihat sosoknya dan kali ini dia sangat menarik atensi dirinya.

"Sosok yang menarik" Louise kembali melangkah menuju keruangan sang Ayah.




TBC........

Hai, hai. Maaf ya aku baru bisa update, lagi sibuk banget di rl (๑◕︵◕๑)
Oh iya, jangan lupa vote nd komen ya. Terimakasih  (づ ̄ ³ ̄)づ

ANAK HARAM RAJA - TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang