AHR 3

1.5K 146 6
                                    

Julian lagi dan lagi hanya bisa menghela nafas. Ia cukup lelah melihat Pangeran nya yang sejak tadi mondar-mandir tidak jelas. "Pangeran, adakah yang anda cari?"

"Tidak. Bukan kah ini sudah lebih dari seminggu, Julian? Bagaimana bisa Ayah mengurung ku selama ini." Mendengus dan kembali pada kegiatannya.

"Raja akan segera kembali dari daerah Wintoure. Keluarga anda akan menyambut Raja dihalaman utama, sepertinya saat itu Pangeran baru bisa keluar."

"Baiklah, tak ada yang harus dikhawatirkan. Kapan tepatnya?" Kaiser menatap kearah luar jendela.

"Beberapa jam lagi, anda ingin bersiap tuan muda? Kita bisa memilih beberapa hadiah untuk Raja, saya dengar juga Raja berhasil menggagalkan Kudeta didaerah Wintoure."

"Tidak, rasanya tidak perlu."

Kaiser bukannya tak peduli, tapi yang benar saja? Memanggil Raja dengan sebutan Ayah saja sudah menjadi sebuah hadiah. Toh, untuk apa dia memberikan hadiah kalau ujung-ujungnya hadiahnya akan dibuang seperti dulu.

Suara ketukan pintu terdengar, seorang maid masuk kedalam kamarnya. Ditangannya terdapat sebuah kotak mirip sebuah hadiah? Untuk siapa?.  

"Maaf Pangeran, saya membawakan hadiah dari Pangeran Edward. Pangeran ingin saya menyampaikan untuk anda menggunakan nya saat penyambutan Raja nanti."

Kaiser tidak salah dengar? Apakah dugaan nya benar selama ini? Oh astaga kerajaan ini sudah disantet. Sepertinya Kaiser harus cepat-cepat pindah rumah agar tidak tertular santet.

". . Ahaha, berikan itu kepada Julian" Kaiser menatap kikuk kearah hadiah tersebut. Pelayan tersebut langsung memberikan hadiah itu kepada Julian, setelahnya pamit pergi.

"Buka. Kita lihat hadiah seperti apa yang diberikan orang itu."

"Woah, ini keren Pangeran. Anda akan sangat menawan nanti." Julian berteriak heboh.

Kotak itu dibuka oleh Julian, didalam nya ia bisa melihat satu set pakaian yang terlipat rapih damn mewah. Pakaian itu dikeluarkan, warna merah bercampur putih dominan terlihat. Warna nya menarik dan tidak terlalu norak, Pangeran Edward cukup pandai dalam memilih pakaian.

"Ini terlihat bagus, namun apakah dia berniat membuat ku jadi badut?" Kaiser menghela nafas, pakaian ini benar-benar campuran warna kostum badut. Untung saja Pangeran Edward tidak menambahkan corak merah volkadot.

"Saya dengar Pangeran mahkota juga akan kembali dari Academy militer" gelengan Julian mendengar ucapan Kaiser, Julian kembali sambil merapihkan pakaian tersebut.

"Pangeran mahkota? Kak Louise?" Kaiser melupakan karakter ini. Tangannya tiba-tiba bergetar hebat.

Pangeran Louise atau Luoise Wales adalah salah satu garis suksesi Wales yang pantas menyandang gelar tersebut. Tak banyak yang Kaiser tau tentang Louise, yang ia tau bahwa Kaiser kelak akan mati ditangan Louise. Kaiser harus berhati-hati dengannya, ia sebisa mungkin tidak akan menyinggung apapun tentangnya.

"Pangeran? Pangeran! apakah anda baik-baik saja? Wajah anda tiba-tiba pucat, jika anda merasa tidak enak badan, saya bisa memberi tahu Ratu untuk mengijinkan anda tidak ikut acara." Julian menatap Kaiser dengan khawatir, mengusap peluh dikening Kaiser.

"Aku baik-baik saja. Sedikit terkejut bahwa Pangeran Luoise akhirnya pulang."

"Baiklah, saya akan membawakan anda makanan dan obat. Saya permisi keluar Pangeran."

Sunyi adalah gambaran setelah keluar Julian dari kamarnya. Kaiser semakin gelisah, plot cerita akan dimulai ketika Luoise pulang dari Academy. Academy Stark adalah salah satu tempat belajar yang selalu jadi langganan bangsawan untuk menimbah ilmu disana. Mencakup banyak bidang didalamnya seperti sekolah umum, militer bahkan profesi, tak heran jika fasilitas dan segala sesuatu disana serba mewah dan lengkap. Walau begitu, menyandang tittle anak haram membuat Kaiser tak dapat bergabung dengan Academy tersebut.

ANAK HARAM RAJA - TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang