Julian menatap cemas kearah Kaiser, sejak tadi Kaiser terus muntah-muntah yang membuat tidak ada satupun asupan makanan yang bisa masuk ketubuh Kaiser. Terhitung ini sudah bulan ke dua sejak kejadian tersebut. Untuk debut Kaiser sudah diumumkan akan diundur sampai waktu yang belum ditentukan, alasannya tentu adalah kesehatan Pangeran Kaiser Wales kembali memburuk.
"Pangeran, apakah anda sudah merasa baikan?" Julian memijat pelan tengkuk Kaiser.
"Ak- Humph, Huek . . ." Kaiser kembali muntah sebelum menjawab pertanyaan tersebut.
"Tunggu, saya akan mengambil kan anda obat dulu." Julian berdiri dan langsung berjalan cepat kearah kotak yang berisikan obat-obatan Kaiser.
Tubuh Kaiser terasa lemas, bahkan untuk kembali muntah saja sudah tidak sanggup. Kaiser benci diri nya yang lemah, segalanya sekarang gelap dan Kaiser mulai diliputi ketakutan disetiap waktunya. Kembali, buliran air mata jatuh membasahi pipi nya yang mulai tirus, Kaiser berharap ini semua akan segera berakhir.
"Pangeran, silahkan minum obat ini." Julian membantu Kaiser meminum obat tersebut, walau sesekali Kaiser berusaha memuntahkan nya.
"Aku lelah, Julian. Tolong bantu aku kembali ketempat tidur" Kaiser berusaha menggapai dinding agar ia bisa berdiri.
Julian langsung membawa kembali Kaiser ketempat tidur, membantu Kaiser untuk berbaring dengan nyaman. Sesekali Julian mengusap peluh yang ada didahi Kaiser, Julian sangat sedih dengan keadaan junjungan nya ini.
"Pangeran, semoga anda bisa kembali seperti semula. Saya sangat bersalah karena tidak bisa menjaga anda dengan baik." Julian menatap wajah kuyu Kaiser dengan tatapan sedih.
"T-tidak apa-apa, semua nya sudah terjadi." Kaiser menggenggam tangan Julian.
"Raja sudah memanggilkan tabib lain, tabib ini rumor nya dari daerah Quarey. Saya mendengar disana memang gudang nya tabib hebat dan terkenal." Julian melepaskan pelan tangan Kaiser dan memasangkan sarung tangan kepadanya.
"Hm? Kau yakin aku akan sembuh, Julian? Bahkan sudah puluhan tabib yang datang, tapi tidak memberikan kemajuan signifikan." Kaiser menghela nafas berat, ia sudah lelah terus dicekoki obat-obatan.
"Saya yakin Pangeran, anda akan sembuh seperti semula."
**********
"Apakah Ayah yakin untuk melakukan pengobatan tersebut kepada Kaiser?"
Angelo mengalihkan pandangan nya kearah Louise. Menghela nafas pelan, Angelo menyandarkan tubuh nya pada kursi kebanggaan nya tersebut.
"Ya, tidak ada cara lain lagi. Ayah dengar pengobatan itu memiliki tingkat kesembuhan yang besar, Ayah yakin Kaiser akan sembuh setelahnya."
"Pengobatan itu cukup keras, Ayah. Apakah kau yakin dia akan cukup kuat untuk bertahan?" Louise menatap serius buku yang ada ditangan nya.
Pengobatan Resiora adalah pengobatan yang melibatkan pencucian darah, namun dalam prosesnya pasien akan diberikan beberapa obat-obatan agar racun yang ada ditubuhnya dapat tersaring ketika pencucian tersebut. Pengobatan ini memiliki tingkat kesembuhan 99% jika berhasil, tapi tidak jarang banyak Pasien yang tidak sanggup untuk kembali melakukan pengobatan ini dan berakhir kematian.
"Pengobatan ini dilakukan sebanyak 6× dan tidak boleh dihentikan atas alasan apapun" Louise menutup buku tersebut.
"Tidak ada cari lain, Louise" Angelo berdiri dan berjalan keluar dari ruangan nya.
*
"Apakah anda yakin ingin melakukan nya, Pangeran?"
"Berhenti mengatakan hal yang sama Julian! Aku hanya ingin makan dengan tangan ku" oh Tuhan, Kaiser hanya buta bukan lumpuh.
"Anda bisa saja terluka oleh pisau tersebut. Biar kan saya yang menyuapkan anda makanan, Pangeran." Julian mencoba menggapai pisau buah ditangan Kaiser.
"Diam atau aku jadikan kamu seperti buah ini, Julian." Julian menatap buah yang ada diatas piring tersebut, bentuk nya sudah tidak karuan.
Kamar Kaiser kembali sepi, hanya ada dentingan pertemuan antra pisau dan piring serta sesekali ringisan Julian ketika Kaiser hampir saja memotong jarinya. Julian takut banget lho hikd hikd.
"Aku selesai, ayo antar aku keluar untuk menghirup udara segar. Aku butuh itu sekarang." Kaiser meletakkan pisau disamping alat makan nya.
Julian dengan telaten membersihkan bekas makan Kaiser dengan cepat, ia segera membantu Kaiser berdiri dan memapahnya menuju taman yang ada disekitar Manor ini. "Hati-hati dengan langkah anda, Pangeran."
"Udara nya sangat sejuk namun hangat, aku suka. Sudah berapa lama aku tidak keluar kamar, Julian?" Kaiser sesekali menarik nafas panjang.
"Anda sudah tiga hari tidak keluar kamar, kesehatan anda menurun sejak seminggu yang lalu." Julian menatap tangan Kaiser yang mulai kurus, ia sangat sedih.
"Sudah lama, biasanya aku tidak bisa berlama-lama dikamar." Kaiser terkekeh pelan.
Suasana kembali hening, mereka telah sampai ditempat tujuan. Berdiri dibawah pohon kecil dengan dedaunan yang rimbun, membuat suasana disana menjadi sejuk bercampur angin sepoi-sepoi yang sesekali menerpa mereka. Julian membawa Kaiser pada sebuah tempat duduk terbuat dari batu dengan meja bundar ditengah nya. Selain itu, didepan mereka ada juga danau yang lumayan luas, pemandangan yang sangat indah karena pantulan matahari membuat danau itu seperti berkilau.
"Nah, disini lebih baik. Apakah anda ingin sesuatu, Pangeran?" Tanya Julian sembari membersihkan meja tersebut.
"Aku em— Aku ingin kue Jahe yang ada dikamar ku, apakah kamu bisa mengambilkan nya, Julian?" Kaiser meletakkan jari nya didagu.
Julian terkekeh pelan, ia membenarkan helaian rambut Kaiser yang menutupi mata nya. "Aiyay Captain, akan saya ambilkan untuk anda. Saya akan kembali dengan cepat, tolong jangan kemana-mana" Julian langsung berlari menuju Manor untuk mempersingkat waktu.
Kaiser hanya menggeleng pelan, ia sangat terhibur dengan segala tingkah Julian. Lagian, Manor ini dari ujung keujung dijaga dengan ketat, bahkan tidak sembarang orang bisa masuk kearea Manor ini selain anggota inti kerajaan. Kaiser sangat yakin, karena ia sudah hidup disini hampir 19 tahun.
"Oh, Hai. Lihat siapa ini?" Suara itu membuat Kaiser tersentak kaget.
"Siapa? Lancang masuk kearea Manor ini tanpa izin" Kaiser berani berbicara seperti ini karena ia tidak mengenali suara orang tersebut.
"Bagaimana kau bisa lupa dengan sepupu tampan mu satu ini, Kaiser." Suara itu semakin mendekat.
"Siapa? Aku tidak mengenal mu!" Kaiser bertumpu pada meja dan segera berdiri untuk mengambil beberapa langkah maju untuk pergi.
"Selain sekarang kau buta, apakah otak mu juga terkena efek racun tersebut hingga kamu tidak mengenal ku lagi?" Orion terkekeh pelan.
Orion Wales, merupakan anak dari Adik sang Raja. Keluarga Orion sudah tinggal dikota Cenvouri sejak lama, untuk mengelolah tambang emas serta bisnis-bisnis keluarga Wales yang ada disana. Sebab itu, Kaiser dan Orion jarang bertemu, kalau pun bertemu hanya dalam acara tertentu.
"Orion Wales, kau harus ingat itu mulai sekarang."
Tubuh Kaiser tiba-tiba menegang, ingatan tentang kejadian masalalu tiba-tiba melintas diotaknya. Tubuh nya limbung karena gemetar, setelah itu tubuhnya tiba-tiba terdorong hingga membuat Kaiser yang tak siap jatuh terguling kedepan dan sialnya tadi ia malah maju mendekat kearah danau hingga membuatnya sekarang harus berusaha naik kepermukaan agar tidak mati konyol.
"Selamat tinggal manis" Orion melambaikan tangan nya dan pergi.
"Bajingan sialan" ucap Kaiser sebelum semakin tenggelam jauh kedalam.
Hobah! Hallo semua. Aku back lagi nih, chapter isi nya mc yang menderita T^T, jangan lupa vote nd komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK HARAM RAJA - TRANSMIGRASI
FantasyGavian Narendra, pria berusia 24 tahun yang tiba-tiba bertransmigrasi ketubuh seorang anak haram Raja yang bernama Kaiser Wales. Kehidupannya semakin runyam ketika sang Raja, yaitu Angelo Wales tiba-tiba berniat mengumumkan bahwa Kaiser adalah salah...